Kementan Tingkatkan Produksi Pangan Asal Ternak
A
A
A
REMBANG - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengajak berbagai pihak untuk ikut mendorong peningkatan produksi pangan asal ternak melalui agribisnis peternakan rakyat, serta menciptakan akses pasar bagi para peternak untuk memasarkan produk peternakan mereka. Hal itu disampaikan oleh Dirjen PKH, I Ketut Diarmita saat menghadiri acara puncak Gelar Potensi Peternakan dan Gebyar Upsus Siwab di Rembang, Jawa Tengah, Rabu (25/9/2019).
Di hadapan Pejabat Pemda Jawa Tengah yakni Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Dinas PKH, serta Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rembang, Kepala Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Tengah, para peternak dan kelompok ternak, serta tokoh masyarakat, Ketut menyampaikan bahwa kegiatan Gelar Potensi Peternakan dan Gebyar Upsus Siwab merupakan wadah bagi pelaku usaha untuk mewujudkan jaringan kerja sama agribisnis peternakan, sekaligus kesempatan bagi pelaku usaha dan agroindustri untuk melihat dan menyaksikan perkembangan teknologi industri dan membuka peluang investasi usaha serta membangun kerjasama bisnis/kemitraan usaha.
"Kegiatan seperti ini harus rutin diselenggarakan, sebagai wadah untuk mengukur kemajuan dunia usaha dan masyarakat peternakan, kegiatan ini juga merupakan wahana bagi pemerintah daerah untuk menyampaikan program dan keberhasilan yang telah dicapai di bidang peternakan dan kesehatan hewan" ujar Ketut.
Menurutnya program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2015-2019 adalah “Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat”, dimana salah satu program utamanya adalah Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB). Disampaikan Ketut bahwa secara nasional program UPSUS SIWAB sejak tahun 2017 sampai tanggal 19 September 2019, realisasinya sangat mengembirakan, yaitu (i) Inseminasi Buatan/IB dengan realisasi 10.641.261 ekor akseptor atau 106,41% dari target 10 juta ekor akseptor; (ii) Kebuntingan 5.557.457 ekor atau 77,19% dari target 7,2 juta kebuntingan; (iii) Kelahiran sebanyak 4.189.957 ekor atau 72,74% dari target 5.760.000 ekor.
"Khusus untuk tahun 2019, sampai dengan 19 September 2019 capaian layanan IB nasional adalah sebanyak 2.677.130 ekor atau 89,24% dari target 3 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.613.887 ekor atau 76,85% dari target 2.1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 1.446.055 ekor atau 86,07%," tambahnya.
Adapun untuk Provinsi Jawa Tengah, sampai dengan 19 September 2019 capaian layanan IB adalah sebanyak 488.610 ekor atau 81,44% dari target 600.000 ekor dan capaian kebuntingan sebanyak 246.521 ekor atau 58,70% dari target 420.000 ekor serta kelahiran sebanyak 215.403 ekor atau 64,11% dari target 336.000.
Senada dengan Ketut, Bupati Rembang Abdul Hafidz berharap agar kegiatan Gelar Potensi Peternakan dan Gebyar Upsus Siwab dapat memotivasi peternak dan para pelaku usaha untuk meningkatkan usaha dan produktivitas peternakannya. Abdul Hafidz juga menginformasikan bahwa Kabupaten Rembang sudah ditetapkan sebagai sumber produksi sapi Peranakan Ongole (PO) yang sudah terjamin kesehatannya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sekda Provinsi Jawa Tengah, Peni Rahayu yang menyambut baik dan mengapresiasi para peternak serta memberi motivasi mereka agar semakin besemangat dalam beternak. "Potensi petenakan di Jawa Tengah harus betul-betul dipelihara agar kesejahteraan peternak semakin baik,"ucapnya.
Di hadapan Pejabat Pemda Jawa Tengah yakni Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Dinas PKH, serta Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rembang, Kepala Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Tengah, para peternak dan kelompok ternak, serta tokoh masyarakat, Ketut menyampaikan bahwa kegiatan Gelar Potensi Peternakan dan Gebyar Upsus Siwab merupakan wadah bagi pelaku usaha untuk mewujudkan jaringan kerja sama agribisnis peternakan, sekaligus kesempatan bagi pelaku usaha dan agroindustri untuk melihat dan menyaksikan perkembangan teknologi industri dan membuka peluang investasi usaha serta membangun kerjasama bisnis/kemitraan usaha.
"Kegiatan seperti ini harus rutin diselenggarakan, sebagai wadah untuk mengukur kemajuan dunia usaha dan masyarakat peternakan, kegiatan ini juga merupakan wahana bagi pemerintah daerah untuk menyampaikan program dan keberhasilan yang telah dicapai di bidang peternakan dan kesehatan hewan" ujar Ketut.
Menurutnya program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2015-2019 adalah “Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat”, dimana salah satu program utamanya adalah Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB). Disampaikan Ketut bahwa secara nasional program UPSUS SIWAB sejak tahun 2017 sampai tanggal 19 September 2019, realisasinya sangat mengembirakan, yaitu (i) Inseminasi Buatan/IB dengan realisasi 10.641.261 ekor akseptor atau 106,41% dari target 10 juta ekor akseptor; (ii) Kebuntingan 5.557.457 ekor atau 77,19% dari target 7,2 juta kebuntingan; (iii) Kelahiran sebanyak 4.189.957 ekor atau 72,74% dari target 5.760.000 ekor.
"Khusus untuk tahun 2019, sampai dengan 19 September 2019 capaian layanan IB nasional adalah sebanyak 2.677.130 ekor atau 89,24% dari target 3 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.613.887 ekor atau 76,85% dari target 2.1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 1.446.055 ekor atau 86,07%," tambahnya.
Adapun untuk Provinsi Jawa Tengah, sampai dengan 19 September 2019 capaian layanan IB adalah sebanyak 488.610 ekor atau 81,44% dari target 600.000 ekor dan capaian kebuntingan sebanyak 246.521 ekor atau 58,70% dari target 420.000 ekor serta kelahiran sebanyak 215.403 ekor atau 64,11% dari target 336.000.
Senada dengan Ketut, Bupati Rembang Abdul Hafidz berharap agar kegiatan Gelar Potensi Peternakan dan Gebyar Upsus Siwab dapat memotivasi peternak dan para pelaku usaha untuk meningkatkan usaha dan produktivitas peternakannya. Abdul Hafidz juga menginformasikan bahwa Kabupaten Rembang sudah ditetapkan sebagai sumber produksi sapi Peranakan Ongole (PO) yang sudah terjamin kesehatannya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sekda Provinsi Jawa Tengah, Peni Rahayu yang menyambut baik dan mengapresiasi para peternak serta memberi motivasi mereka agar semakin besemangat dalam beternak. "Potensi petenakan di Jawa Tengah harus betul-betul dipelihara agar kesejahteraan peternak semakin baik,"ucapnya.
(atk)