Tensi Perang Dagang Belum Akan Reda di Tengah Dinamika Politik AS

Sabtu, 28 September 2019 - 15:21 WIB
Tensi Perang Dagang...
Tensi Perang Dagang Belum Akan Reda di Tengah Dinamika Politik AS
A A A
KUTA - Tensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat (AS) versus China sepertinya belum akan mereda, seiring dengan dinamika politik yang terjadi di Negeri Paman Sam -julukan AS-. Contohnya wacana pemakzulan Donald Trump yang digulirkan oleh DPR AS berdampak terhadap pasar keuangan.

Hal itu menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, belum akan mengubah kebijakan AS dalam perang dagang. "Trump ini sejak 2016 jadi faktor risiko global penyebab volatilitas," kata Andry di The Anvaya Bali.

Dia menilai, jika pun terjadi pemakzulan Trump sebagai orang nomor satu di negara Paman Sam, dunia belum memiliki bayangan siapa penggantinya. Oleh sebab itu, dampaknya terhadap perang dagang masih sangat kecil.

Hal senada diungkapkan juga oleh Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana yang mengungkapkan belum ada kepastian pengganti Trump nantinya akan menghapus semua kebijakan tarif yang diberlakukan dalam perang dagang. "Tidak ada jaminan soal akan dikembalikannya tarif dengan China," kata Wisnu.

Wisnu menyatakan ada peluang besar bagi siapa pun pengganti Trump untuk melanjutkan kebijakan tersebut. Lagipula, sebelum ada isu pemakzulan atas Trump, saat Pilpres AS pada November 2020 tidak ada kepastian perang dagang akan berhenti. "Kita cuma bayangkan, kita bukan ahli struktur pelaku pasar AS seperti apa, culture-nya, cuma perang dagang ini membuat pergeseran pelaku usaha," ujar dia.

Sambung dia menilai dengan terlanjurnya relokasi sejumlah pelaku usaha akibat perang dagang, akan sulit menakar nasib relokasi sejumlah pelaku usaha, jika dinamika ini kembali normal. "Kalau tiba-tiba damai bagaimana sektor usaha yang pindah, relokasi, ya bagaimana? Sulit juga," tuturnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8409 seconds (0.1#10.140)