Berkat Bantuan Pompanisasi, Petani Purwakarta Bisa Menanam Lagi
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) telah membuahkan hasil dalam upaya menggerakkan pertanaman padi di sepanjang wilayah Pantura. Biasanya jika kemarau, para petani pasrah menunggu hujan turun. Tetapi berbeda kali kali ini, petani mencoba memanfaatkan sumber air yang ada di Sungai Cilamaya.
Seperti di Cikadu Purwakarta, petani mulai mengolah tanah untuk pertanaman bulan ini. Petani mengaliri sawahnya menggunakan mesin pompa air dan selang bantuan dari Kementan.
Memang selama ini jika memasuki musim kemarau mayoritas daerah Pantai Utara Jawa(pantura) mengalami kekeringan, daerah Cikadu salah satunya. Hampir 3 bulan hujan belum juga turun, akibatnya lahan pertanian terancam kekeringan karena sebagian besar daerah tersebut adalah wilayah tadah hujan.
"Awalnya ragu untuk menanam, nunggu hujan baru bisa nanam, karena tidak punya mesin. Tapi berkat bantuan Kementerian Pertanian kami bisa menanam kembali," ujar Unus, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margatani, Cikadu Purwakarta.
Gapoktan ini menerapkan penyedotan menggunakan selang air yang dibagi jalur menjadi 3 bagian. Dua untuk ke selang besar dan satunya untuk bak air. Baik air ini tersambung dengan pipa yang akan mengaliri lahan yang cukup jauh.
"Berkat mesin pompa dan bak air ini hampir 100 Hektar bisa terairi. Kami langsung bisa memulai menanam," kata Unus.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, bantuan pompa air kepada petani tujuannya agar bisa langsung beraktifitas menanam lagi.
"Selain mesin pompa air dan selang kementan juga akan memberikan bantuan perbaikan irigasi tersier bila diperlukan," ujar Sarwo Edhy, Senin (30/9/2019).
Kementan mengalokasi tambahan berupa pompa air sebanyak 14 buah dan selang air 1.000 meter. Sarwo Edhy optimis dengan cara ini bisa mengejar target luas tambah tanam di bulan September ini. Ada lebih sekitar 3.000 hektar padi yang yang tertanam sampai akhir September.
Dia menilai jika tren positif ini diteruskan bukan tidak mungkin daerah yang biasanya terdampak kekeringan bisa meraih untung. Karena bisa panen saat musim tanam baru di tahun depan dan bisa meningkatkan produktivitas di daerah tersebut.
"Bantuan kementan harus sebagai pemicu semangat bagi para petani, selain itu dibutuhkan kreativitas dan tekad yang kuat dari para petani juga pemerintah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi," tegasnya.
Proses mitigasi ini sebagai bentuk langkah pemerintah mengawal target produksi padi nasional. Sehingga optimis target produksi padi nasional tidak akan meleset dari angka yang ditetapkan untuk mencukupi kebutuhan pangan.
Wakil Bupati Purwakarta, Aming, mengapresiasi bantuan dari Kementan tersebut. Selain alokasi pemerintah pusat, Wabup Aming akan memberikan benih padi juga untuk wilayah yang belum mendapat bantuan Kementan di Desa Cikadu.
"Saya berharap para petani bisa mengoptimalkan bantuan tersebut, baik dari pusat dan daerah dengan sebaik mungkin. Tujuan pemerintah hanya satu untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, jadi petani harus juga sungguh dalam berusaha," ujar Aming.
Seperti di Cikadu Purwakarta, petani mulai mengolah tanah untuk pertanaman bulan ini. Petani mengaliri sawahnya menggunakan mesin pompa air dan selang bantuan dari Kementan.
Memang selama ini jika memasuki musim kemarau mayoritas daerah Pantai Utara Jawa(pantura) mengalami kekeringan, daerah Cikadu salah satunya. Hampir 3 bulan hujan belum juga turun, akibatnya lahan pertanian terancam kekeringan karena sebagian besar daerah tersebut adalah wilayah tadah hujan.
"Awalnya ragu untuk menanam, nunggu hujan baru bisa nanam, karena tidak punya mesin. Tapi berkat bantuan Kementerian Pertanian kami bisa menanam kembali," ujar Unus, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margatani, Cikadu Purwakarta.
Gapoktan ini menerapkan penyedotan menggunakan selang air yang dibagi jalur menjadi 3 bagian. Dua untuk ke selang besar dan satunya untuk bak air. Baik air ini tersambung dengan pipa yang akan mengaliri lahan yang cukup jauh.
"Berkat mesin pompa dan bak air ini hampir 100 Hektar bisa terairi. Kami langsung bisa memulai menanam," kata Unus.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, bantuan pompa air kepada petani tujuannya agar bisa langsung beraktifitas menanam lagi.
"Selain mesin pompa air dan selang kementan juga akan memberikan bantuan perbaikan irigasi tersier bila diperlukan," ujar Sarwo Edhy, Senin (30/9/2019).
Kementan mengalokasi tambahan berupa pompa air sebanyak 14 buah dan selang air 1.000 meter. Sarwo Edhy optimis dengan cara ini bisa mengejar target luas tambah tanam di bulan September ini. Ada lebih sekitar 3.000 hektar padi yang yang tertanam sampai akhir September.
Dia menilai jika tren positif ini diteruskan bukan tidak mungkin daerah yang biasanya terdampak kekeringan bisa meraih untung. Karena bisa panen saat musim tanam baru di tahun depan dan bisa meningkatkan produktivitas di daerah tersebut.
"Bantuan kementan harus sebagai pemicu semangat bagi para petani, selain itu dibutuhkan kreativitas dan tekad yang kuat dari para petani juga pemerintah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi," tegasnya.
Proses mitigasi ini sebagai bentuk langkah pemerintah mengawal target produksi padi nasional. Sehingga optimis target produksi padi nasional tidak akan meleset dari angka yang ditetapkan untuk mencukupi kebutuhan pangan.
Wakil Bupati Purwakarta, Aming, mengapresiasi bantuan dari Kementan tersebut. Selain alokasi pemerintah pusat, Wabup Aming akan memberikan benih padi juga untuk wilayah yang belum mendapat bantuan Kementan di Desa Cikadu.
"Saya berharap para petani bisa mengoptimalkan bantuan tersebut, baik dari pusat dan daerah dengan sebaik mungkin. Tujuan pemerintah hanya satu untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, jadi petani harus juga sungguh dalam berusaha," ujar Aming.
(ven)