Tingkat Pengangguran AS Turun Menjadi 3,5%, Level Terendah 50 Tahun

Sabtu, 05 Oktober 2019 - 13:42 WIB
Tingkat Pengangguran...
Tingkat Pengangguran AS Turun Menjadi 3,5%, Level Terendah 50 Tahun
A A A
WASHINGTON - Setelah tiga hari beruntun mendapat data ekonomi mengecewakan, yaitu data manufaktur dan non manufaktur, akhirnya Amerika Serikat mendapatkan data menyenangkan.

Melansir dari CNBC, Sabtu (5/10/2019), Departemen Tenaga Kerja AS merilis tingkat pengangguran bulan September turun menjadi 3,5%, berbanding Agustus sebesar 3,7%. Angka pengangguran 3,5% ini merupakan yang terendah dalam 50 tahun atau tepatnya sejak Desember 1969.

Seiring penurunan angka pengangguran, tingkat pengangguran untuk warga Hispanik juga mencapai rekor terendah baru, yaitu turun menjadi 3,9%. Begitu pula dengan tingkat pengangguran warga AS keturunan Asia yang turun menjadi 2,5%. Sementara itu, tingkat pengangguran warga Afro-American mempertahankan tingkat terendah yang pernah ada.

Meski tingkat pengangguran turun, penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP) hanya mencapai 136.000 orang, lebih rendah dibandingkan Agustus sebanyak 168.000 orang. Penyerapan tenaga kerja paling banyak terjadi pada sektor perawartan kesehatan, sedangkan yang terendah pada sektor ritel.

Rata-rata upah per jam stagnan 0% secara bulanan (month-to-month/mtm). Tetapi bila dilihat secara tahunan (year-on-year/yoy), rata-rata upah per jam tumbuh 2,9%, kenaikan terendah sejak Juli 2018.

Laporan tersebut menjadi oase ditengah masa ekonomi yang tidak pasti dan kekhawatiran soal pelemahan global yang bisa merembes ke Amerika Serikat.

"Data tersebut tidak mengubah gambaran ekonomi secara mendasar. Pasar tenaga kerja memang masih kuat tapi pertumbuhan upah rendah. Ini bisa membuat inflasi menjadi lebih tinggi. Pertanyaan yang paling pentung berapa lama pasar tenaga kerja bisa tetap kuat mengingat perlambatan ekonomi global sedang berlangsung," kritik Eric Winograd, ekonom senior di AllianceBernstein.

Soal gaji alias upah ini sangat penting bagi bank sentral AS, Federal Reserve sebagai petunjuk kinerja perekonomian. Meski tingkat pengangguran rendah--menjadi salah satu tanda kekuatan ekonomi--tetapi jika pertumbuhan upah melemah bisa berdampak pada tingkat inflasi, yang ditargetkan sekitar 2%.

The Fed akan melakukan pertemuan pada 29-30 Oktober, dimana pasar mengharapkan kembali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun pasca rilis tersebut, kemungkinan The Fed belum akan lagi menurunkan suku bunga.

Data FedWatch milik CME Group menyatakan pasar melihat probabilitas penurunan suku bunga hanya 79%. Probabilitas tersebut turun dibandingkan sebelumnya di level 87,1%.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5888 seconds (0.1#10.140)