Menko Luhut Paparkan Poin Kerja Sama Ekonomi RI-Singapura

Rabu, 09 Oktober 2019 - 11:21 WIB
Menko Luhut Paparkan Poin Kerja Sama Ekonomi RI-Singapura
Menko Luhut Paparkan Poin Kerja Sama Ekonomi RI-Singapura
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan memaparkan, Indonesia dan Singapura telah meneken kerja sama ekonomi untuk meningkatkan hubungan kedua negara. Singapura sendiri merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, dimana total investasinya tahun lalu mencapai USD 9,2 miliar.

Kesepakatan kerja sama ekonomi dicapai saat pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long. Menko Luhut menerangkan, poin kerja sama kedua negara meliputi Perjanjian tentang Pertukaran Data Elektronik untuk Memfasilitasi dan Mengamankan Perdagangan, yang akan menghubungkan fasilitas satu-atap e-Customs.

Yang kedua, Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Arsip antara Arsip Nasional Singapura, yang berada di bawah Dewan Perpustakaan Nasional, dan Arsip Nasional Indonesia. "PM Lee menyambut keinginan Presiden Jokowi dalam kerja sama sumber daya manusia, untuk memenuhi kebutuhan industri dan mendukung ikatan ekonomi. Menurutnya, Singapura telah melakukan pelatihan terhadap ribuan orang," jelasnya.

Sebelumnya Menko Luhut menjelaskan bahwa Indonesia sedang membuka beberapa target investasi baru. Adapun beberapa sektor yang menjadi target investasi infrastruktur, seperti pelabuhan udara, pelabuhan laut, jalan serta industri.

"Kami juga menawarkan beberapa lokasi bagi para investor, seperti di Rempang, Batam, dan Bintan. Kami menyambut baik kedatangan para investor, dengan syarat mereka harus membawa teknologi yang baik dan ramah lingkungan, harus melakukan transfer teknologi kepada pegawai asal Indonesia, menggunakan pegawai lokal sebanyak mungkin dan harus membangun industri dari hulu ke hilir," papar Luhut.

Menko Luhut mengakui negara ini agak terlambat menyadari bahwa selama ini Indonesia bukan menjadi bagian dari pemain global dalam sistem rantai pasok (supply chain). "Saya optimis Indonesia bisa menjadi bagian dari global supply chain dalam kurun waktu lima tahun. 70% bahan baku baterai lithium ada di Indonesia," paparnya.

"Untuk mobil listrik, Indonesia bisa memproduksi ban sendiri karena kita kaya akan karet dan juga ada tambang timah. Kami terbuka untuk siapa saja, apakah itu investor dari Timur Tengah, Amerika, Eropa atau Cina, selama Anda memenuhi empat syarat itu, tidak masalah," tegas Menko Luhut.

Ia menambahkan sebagai produsen terbesar hasil tambang, idealnya Indonesia bisa menentukan harga komoditi tersebut. Sekarang ini, menurut Menko Luhut, Indonesia tidak lagi fokus pada ekspor komoditi tapi mengolah komoditi tersebut di dalam negeri lalu di ekspor. "Masyarakat Indonesia harus bisa menikmati nilai tambah dari hasil buminya," katanya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1618 seconds (0.1#10.140)