Rupiah Tergelincir di Sesi Penutupan Saat Dolar AS Cetak Rebound
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Senin (14/10/2019) ditutup tergelincir setelah sempat membaik pada akhir pekan kemarin. Kejatuhan rupiah terjadi saat USD cetak rebound terhadap enam mata uang utama lainnya.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah menyusut menjadi Rp14.135/USD pada sesi penutupan atau tidak lebih baik dari sebelumnya Rp14.123/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada kisaran Rp14.108 sampai dengan Rp14.135/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga tergelincir menjadi Rp14.139/USD dibandingkan sesi penutupan akhir pekan kemarin Rp14.137 per USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.112-Rp14.139/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore tidak terkecuali juga terlihat tertekan untuk berada pada level Rp14.145/USD. Raihan tersebut sedikit lebih rendah dari sebelumnya.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah justru masih tertahan pada zona hijau di posisi Rp14.126/USD untuk menjadi sinyal perbaikan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah menanjak usai kemarin Rp14.139/USD.
Di sisi lain pada perdagangan Senin, dolar AS mencetak kenaikan saat investor menuju aset yang lebih aman setelah mereka bergerak cenderung lebih hati-hati menyusul kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS dan China. Sebelumnya dolar sempat jatuh pada minggu lalu, dan bahkan sempat merosot tajam pada sesi perdagangan, Jumat kemarin.
Optimisme kesepakatan perdagangan yang bisa dicapai bersamaan dengan dimulainya kembali pembicaraan Brexit antara Uni Eropa dan Inggris, telah mendorong investor ke dalam aset berisiko. Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan kemarin, mengatakan bahwa Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan perdagangan yang disebut sebagai Phase 1.
Tapi pada awal pekan, mata uang AS kembali tenang justru saat investor berbalik sedikit berhati-hati. Analis mengatakan kesepakatan parsial antara dua ekonomi terbesar di dunia tampaknya tidak memiliki substansi dengan kemajuan terbatas pada masalah struktural seperti transfer teknologi.
Terhadap euro, tercatat USD justru jatuh sebesar 0,2% menjadi 1,1014 akan tetapi ketika melawan enam mata uang utama lainnya terpantau dolar AS naik 0,2% dengan indeks bertengger di 98,517. Sedangkan Yen terakhir naik 0,2% di 108,25. Mata uang pasar berkembang dan yang terkait erat dengan sentimen risiko yang luas, seperti dolar Australia dan crown Swedia, cetak reli akhir pekan lalu.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah menyusut menjadi Rp14.135/USD pada sesi penutupan atau tidak lebih baik dari sebelumnya Rp14.123/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada kisaran Rp14.108 sampai dengan Rp14.135/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga tergelincir menjadi Rp14.139/USD dibandingkan sesi penutupan akhir pekan kemarin Rp14.137 per USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.112-Rp14.139/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore tidak terkecuali juga terlihat tertekan untuk berada pada level Rp14.145/USD. Raihan tersebut sedikit lebih rendah dari sebelumnya.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah justru masih tertahan pada zona hijau di posisi Rp14.126/USD untuk menjadi sinyal perbaikan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah menanjak usai kemarin Rp14.139/USD.
Di sisi lain pada perdagangan Senin, dolar AS mencetak kenaikan saat investor menuju aset yang lebih aman setelah mereka bergerak cenderung lebih hati-hati menyusul kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS dan China. Sebelumnya dolar sempat jatuh pada minggu lalu, dan bahkan sempat merosot tajam pada sesi perdagangan, Jumat kemarin.
Optimisme kesepakatan perdagangan yang bisa dicapai bersamaan dengan dimulainya kembali pembicaraan Brexit antara Uni Eropa dan Inggris, telah mendorong investor ke dalam aset berisiko. Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan kemarin, mengatakan bahwa Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan perdagangan yang disebut sebagai Phase 1.
Tapi pada awal pekan, mata uang AS kembali tenang justru saat investor berbalik sedikit berhati-hati. Analis mengatakan kesepakatan parsial antara dua ekonomi terbesar di dunia tampaknya tidak memiliki substansi dengan kemajuan terbatas pada masalah struktural seperti transfer teknologi.
Terhadap euro, tercatat USD justru jatuh sebesar 0,2% menjadi 1,1014 akan tetapi ketika melawan enam mata uang utama lainnya terpantau dolar AS naik 0,2% dengan indeks bertengger di 98,517. Sedangkan Yen terakhir naik 0,2% di 108,25. Mata uang pasar berkembang dan yang terkait erat dengan sentimen risiko yang luas, seperti dolar Australia dan crown Swedia, cetak reli akhir pekan lalu.
(akr)