Jangan Jadi Penonton, Paytren Minta Daerah Manfaatkan Fintech Lokal
A
A
A
BANDUNG - Founder Paytren, Yusuf Mansur, mengajak pemerintah daerah dan entitas lokal memanfaatkan perusahaan financial technology (fintech) lokal untuk kemakmuran bersama. Dia khawatir, masa transisi teknologi ini membuat bangsa Indonesia hanya menjadi penonton.
"Fintech di Indonesia kan masih perawan banget, kuenya masih besar. Makanya saya selalu ingetin agar mayarakat Indonesia belajar ilmu tentang fintech, digital payment, internet, dan lainnya. Karena ini lagi masanya, jangan sampai yang menikmati orang luar Indonesia," kata Yusuf Mansur pada acara penyerahan mobil Xpander Treninet Community di PT Mahligai Puteri Berlian, Jalan Gardujati, Kota Bandung, Senin (14/10/2019).
Paytren, kata dia, berencana memberikan akses pemanfaatan aplikasi fintech kepada pemerintah daerah dan sejumlah entiti, melalui mekanisme kerja sama. Sehingga mereka tidak perlu lagi mengajukan izin baru untuk aktivitas keuangan digital seperti e-money, transfer antar bank, dan lainnya.
"Kami hadiahkan kepada kabupaten kota. Silahkan pakai saja. Tidak usah bikin. Biar bersatu. Termasuk buat entiti besar seperti NU, Muhammadiyah, atau lembaga pendidikan seperti Al Irsyad, Al Azhar, pesantren Gontor, termasuk lembaga pendidikan Maarif," jelas dia.
Yusuf Mansur mencontohkan, kerja sama antara Paytren dan pemerintah daerah terkait keuangan digital telah dilakukan dengan Pemda Lamongan dan Banyuwangi. Dengan Lamongan mengunakan aplikasi bernama La pay dan dengan Banyuwangi, Osin Pay.
Kata dia, secara potensi, Indonesia memiliki pasar yang cukup potensial. Dia mencontohkan, transaksi satu entiti besar di Indonesia bisa mencapai Rp177 triliun. Belum lagi bila menyasar lembaga pendidikan seperti Maarif yang memiliki 7 juta siswa.
Untuk menjadi leader di negeri sendiri, kata dia, saat ini Paytren terus melakukan penguatan sistem, sumber daya manusia, dan melengkapi perizinan menjadi lembaga keuangan digital (LKD). Termasuk izin co branding ke daerah.
Sementara itu, terkait program Paytren direct selling melalui Treninet Community, pihaknya terus gencar memperkenalkan produk Paytren, seperti suplemen. Untuk layanan ini, pihaknya menggelar Gebyar 1.000 Xpander. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berhasil melakukan penjualan direct selling dengan jumlah tertentu.
Untuk pertama kalinya, Paytren memberikan Xpander kepada salah satu leader dari TreniNet Community. Hal Ini menjadi bukti nyata manajemen Paytren dalam memberikan penghargaan bagi salah satu leader berprestasinya. Manajemen mengapresiasi hasil pencapaian kepada Ngudi Hananto sebagai salah satu leader berprestasi yang telah berhasil meraih Mitsubishi Xpander.
TreniNet Community atau lebih dikenal dengan sebutan TreniNet merupakan komunitas dari PT Veritra Sentosa Internasional (Paytren) yang dikhususkan dan mengambil alih fungsi secara keseluruhan untuk bisnis yang menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling.
"Fintech di Indonesia kan masih perawan banget, kuenya masih besar. Makanya saya selalu ingetin agar mayarakat Indonesia belajar ilmu tentang fintech, digital payment, internet, dan lainnya. Karena ini lagi masanya, jangan sampai yang menikmati orang luar Indonesia," kata Yusuf Mansur pada acara penyerahan mobil Xpander Treninet Community di PT Mahligai Puteri Berlian, Jalan Gardujati, Kota Bandung, Senin (14/10/2019).
Paytren, kata dia, berencana memberikan akses pemanfaatan aplikasi fintech kepada pemerintah daerah dan sejumlah entiti, melalui mekanisme kerja sama. Sehingga mereka tidak perlu lagi mengajukan izin baru untuk aktivitas keuangan digital seperti e-money, transfer antar bank, dan lainnya.
"Kami hadiahkan kepada kabupaten kota. Silahkan pakai saja. Tidak usah bikin. Biar bersatu. Termasuk buat entiti besar seperti NU, Muhammadiyah, atau lembaga pendidikan seperti Al Irsyad, Al Azhar, pesantren Gontor, termasuk lembaga pendidikan Maarif," jelas dia.
Yusuf Mansur mencontohkan, kerja sama antara Paytren dan pemerintah daerah terkait keuangan digital telah dilakukan dengan Pemda Lamongan dan Banyuwangi. Dengan Lamongan mengunakan aplikasi bernama La pay dan dengan Banyuwangi, Osin Pay.
Kata dia, secara potensi, Indonesia memiliki pasar yang cukup potensial. Dia mencontohkan, transaksi satu entiti besar di Indonesia bisa mencapai Rp177 triliun. Belum lagi bila menyasar lembaga pendidikan seperti Maarif yang memiliki 7 juta siswa.
Untuk menjadi leader di negeri sendiri, kata dia, saat ini Paytren terus melakukan penguatan sistem, sumber daya manusia, dan melengkapi perizinan menjadi lembaga keuangan digital (LKD). Termasuk izin co branding ke daerah.
Sementara itu, terkait program Paytren direct selling melalui Treninet Community, pihaknya terus gencar memperkenalkan produk Paytren, seperti suplemen. Untuk layanan ini, pihaknya menggelar Gebyar 1.000 Xpander. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berhasil melakukan penjualan direct selling dengan jumlah tertentu.
Untuk pertama kalinya, Paytren memberikan Xpander kepada salah satu leader dari TreniNet Community. Hal Ini menjadi bukti nyata manajemen Paytren dalam memberikan penghargaan bagi salah satu leader berprestasinya. Manajemen mengapresiasi hasil pencapaian kepada Ngudi Hananto sebagai salah satu leader berprestasi yang telah berhasil meraih Mitsubishi Xpander.
TreniNet Community atau lebih dikenal dengan sebutan TreniNet merupakan komunitas dari PT Veritra Sentosa Internasional (Paytren) yang dikhususkan dan mengambil alih fungsi secara keseluruhan untuk bisnis yang menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling.
(ven)