Produk dari Daerah Terdampak Bencana Hadir di CRAFINA 2019
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hadir dalam Pameran CRAFINA 2019 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 16 - 20 Oktober 2019. Berbagai produk dari kelompok-kelompok usaha terdampak bencana akan dihadirkan dari berbagai daerah pascabencana dan rawan bencana.
Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi BNPB Makbul menjelaskan, produk-produk yang dihadirkan antara lain, Kain Lurik Sukoharjo, Jawa Tengah (produk kelompok terdampak tanah longor dan banjir tahun 2018), Batik Tulis/Cap Sukoharjo, Jawa Tengah (produk kelompok terdampak Gempa Bumi), kain ecoprint dari Magelang, Jawa Tengah (bencana Merapi), Kerajinan kulit/fashion Garut, Jawa Barat (produk kelompok terdampak bencana banjir bandang).
Kemudian Tenun Lombok, Lombok Timur (produk kelompok terdampak bencana gempa bumi tahun 2018), kerajinan kulit kayu dan noken dari Sentani Jayapura-Papua (produk kelompok terdampak bencana banjir bandang cycloop dan banjir Sentani).
Selain produk kerajinan, ada produk makanan ringan Mocaf Cookies, Sumedang, Jawa Barat (bencana tanah longsor tahun 2018), Kripik Singkong Amor Bangkalan, Madura (bencana tanah longsor dan banjir bandang tahun 2018), dan Kue Pia Minahasa Sulawesi (bencana tanah longsor dan banjir tahun 2016), abon ikan Sorong, Papua Barat (produk kelompok terdampak bencana banjir bandang).
Ada juga produk unggulan dari hasil pendampingan oleh BNPB berupa kopi dan teh. Kopi yang dihadirkan antara lain Kopi “Abang” dari Sajang Sembalun Gunung Rinjani Lombok Timur (Gempabumi), Kopi Arabaca Baratas dari Kabupaten Banjarnegara (gempabumi), Kopi Cimbang dari Lingkar Gunung Sinabung Kabupaten Karo (Erupsi Gunung Sinabung), Lajukela Coffee lahan gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti (Upaya Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan), Kopi “Gangga”, Lombok Timur (Gempa Lombok), Kopi Kepahiyang dari Kabupaten Kepahiang Bengkulu (Banjir dan Longsor) dan Kopi Asli Garut, Jawa Barat (banjir bandang).
Sementara untuk produk teh, dihadirkan Teh Sepang/Mitra Mapin dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (gempa bumi). "BNPB berkomitmen melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi ekonomi masyarakat, setelah diterpa bencana. Salah satunya dalam dukungan pemasaran bagi kelompok-kelompok usaha yang terdampak bencana," katanya melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Kehadiran BNPB dalam Pameran CRAFINA 2019 adalah merupakan kegiatan yang ketiga, setelah sebelumnya BNPB juga hadir dalam Festival Kopi dan Coklat di Bandung dan Batam Indofest. Pameran dengan tema yang berbeda akan berlangsung di Surabaya, dan Yogyakarta. Melalui pameran ini, kelompok-kelompok usaha dari daerah pascabencana akan semakin terbuka akses pemasarannya dan perekonomian menjadi semakin pulih.
Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi BNPB Makbul menjelaskan, produk-produk yang dihadirkan antara lain, Kain Lurik Sukoharjo, Jawa Tengah (produk kelompok terdampak tanah longor dan banjir tahun 2018), Batik Tulis/Cap Sukoharjo, Jawa Tengah (produk kelompok terdampak Gempa Bumi), kain ecoprint dari Magelang, Jawa Tengah (bencana Merapi), Kerajinan kulit/fashion Garut, Jawa Barat (produk kelompok terdampak bencana banjir bandang).
Kemudian Tenun Lombok, Lombok Timur (produk kelompok terdampak bencana gempa bumi tahun 2018), kerajinan kulit kayu dan noken dari Sentani Jayapura-Papua (produk kelompok terdampak bencana banjir bandang cycloop dan banjir Sentani).
Selain produk kerajinan, ada produk makanan ringan Mocaf Cookies, Sumedang, Jawa Barat (bencana tanah longsor tahun 2018), Kripik Singkong Amor Bangkalan, Madura (bencana tanah longsor dan banjir bandang tahun 2018), dan Kue Pia Minahasa Sulawesi (bencana tanah longsor dan banjir tahun 2016), abon ikan Sorong, Papua Barat (produk kelompok terdampak bencana banjir bandang).
Ada juga produk unggulan dari hasil pendampingan oleh BNPB berupa kopi dan teh. Kopi yang dihadirkan antara lain Kopi “Abang” dari Sajang Sembalun Gunung Rinjani Lombok Timur (Gempabumi), Kopi Arabaca Baratas dari Kabupaten Banjarnegara (gempabumi), Kopi Cimbang dari Lingkar Gunung Sinabung Kabupaten Karo (Erupsi Gunung Sinabung), Lajukela Coffee lahan gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti (Upaya Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan), Kopi “Gangga”, Lombok Timur (Gempa Lombok), Kopi Kepahiyang dari Kabupaten Kepahiang Bengkulu (Banjir dan Longsor) dan Kopi Asli Garut, Jawa Barat (banjir bandang).
Sementara untuk produk teh, dihadirkan Teh Sepang/Mitra Mapin dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (gempa bumi). "BNPB berkomitmen melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi ekonomi masyarakat, setelah diterpa bencana. Salah satunya dalam dukungan pemasaran bagi kelompok-kelompok usaha yang terdampak bencana," katanya melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Kehadiran BNPB dalam Pameran CRAFINA 2019 adalah merupakan kegiatan yang ketiga, setelah sebelumnya BNPB juga hadir dalam Festival Kopi dan Coklat di Bandung dan Batam Indofest. Pameran dengan tema yang berbeda akan berlangsung di Surabaya, dan Yogyakarta. Melalui pameran ini, kelompok-kelompok usaha dari daerah pascabencana akan semakin terbuka akses pemasarannya dan perekonomian menjadi semakin pulih.
(akr)