Tol Listrik Sulawesi Tahap 1 Rampung, Potensi Penghematan Rp44 M/Bulan
A
A
A
KOLAKA - PT PLN (Persero) telah merampungkan pembangunan tol listrik Sulawesi tahap 1 yang membentang sejauh 3.767 kms (kilometer sirkit) yang menghubungkan empat provinsi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan Syamsul Huda menjelaskan, dengan rampungnya tol listrik Sulawesi tahap 1 ini, PLN siap memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik di Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara yang cukup besar.
“Selesainya tol listrik Sulawesi tahap 1 ini menjadi bukti komitmen PLN dalam mendukung penuh pertumbuhan investasi. Kini kami siap menopang kebutuhan listrik terutama daerah Sulawesi Tenggara karena cukup banyak peluang investasi bisnis dari pelanggan industri disana seperti industri smelter dan tambang lainnya," terang Huda, Kamis (17/10/2019).
Adapun salah satu industri yang menjadi pelanggan premium platinum PLN di wilayah Sulawesi Tenggara yaitu PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang telah melakukan MoU jual beli tenaga listrik sebesar 350 MW pada akhir 2018.
Dengan beroperasinya tol listrik Sulawesi tahap 1 ini, PLN pun dapat menonaktifkan sebagian besar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) seperti PLTD Kolaka, PLTD Lasusua, PLTD Lambuya, PLTD Wua-wua dan PLTD lainnya.
“PLN dapat menekan konsumsi Bahan Bakar minyak (BBM) sebanyak 22.615 liter perharinya atau kurang lebih 678.450 liter/bulan, sehingga dapat menekan biaya pokok produksi," kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi Suroso Isnandar.
PLN juga berhasil menekan biaya pokok produksi (BPP) dari Rp1.187/kWh (Sulbagsel) dan Rp2.219/kWh (Sultra) menjadi 1096 Rupiah/kWh dengan total potensi penghematan mencapai Rp44 miliar per bulan.
Disamping menekan BPP, tol listrik Sulawesi tahap 1 ini juga berhasil membuat pemerataan beban daya baik di Sistem Sultra, Sulteng dan Sulbagsel sehingga sistem akan lebih stabil.
Selain memberikan ketersediaan listrik di Sulawesi, adanya tol listrik ini juga berarti PLN siap berperan aktif mempersiapkan pengembangan penggunaan kendaraan listrik di Sulawesi.
Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan Syamsul Huda menjelaskan, dengan rampungnya tol listrik Sulawesi tahap 1 ini, PLN siap memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik di Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara yang cukup besar.
“Selesainya tol listrik Sulawesi tahap 1 ini menjadi bukti komitmen PLN dalam mendukung penuh pertumbuhan investasi. Kini kami siap menopang kebutuhan listrik terutama daerah Sulawesi Tenggara karena cukup banyak peluang investasi bisnis dari pelanggan industri disana seperti industri smelter dan tambang lainnya," terang Huda, Kamis (17/10/2019).
Adapun salah satu industri yang menjadi pelanggan premium platinum PLN di wilayah Sulawesi Tenggara yaitu PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang telah melakukan MoU jual beli tenaga listrik sebesar 350 MW pada akhir 2018.
Dengan beroperasinya tol listrik Sulawesi tahap 1 ini, PLN pun dapat menonaktifkan sebagian besar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) seperti PLTD Kolaka, PLTD Lasusua, PLTD Lambuya, PLTD Wua-wua dan PLTD lainnya.
“PLN dapat menekan konsumsi Bahan Bakar minyak (BBM) sebanyak 22.615 liter perharinya atau kurang lebih 678.450 liter/bulan, sehingga dapat menekan biaya pokok produksi," kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi Suroso Isnandar.
PLN juga berhasil menekan biaya pokok produksi (BPP) dari Rp1.187/kWh (Sulbagsel) dan Rp2.219/kWh (Sultra) menjadi 1096 Rupiah/kWh dengan total potensi penghematan mencapai Rp44 miliar per bulan.
Disamping menekan BPP, tol listrik Sulawesi tahap 1 ini juga berhasil membuat pemerataan beban daya baik di Sistem Sultra, Sulteng dan Sulbagsel sehingga sistem akan lebih stabil.
Selain memberikan ketersediaan listrik di Sulawesi, adanya tol listrik ini juga berarti PLN siap berperan aktif mempersiapkan pengembangan penggunaan kendaraan listrik di Sulawesi.
(ind)