2.000 Pelaku Asuransi Bahas Peningkatan Penetrasi dan Literasi
A
A
A
DENPASAR - Sekitar 2.000 pelaku asuransi berkumpul di Nusa Dua, Bali, Kamis (17/10) untuk membahas upaya peningkatan penetrasi dan literasi asuransi. Acara itu diprakarsai Dewan Asuransi Indonesia (DAI) bekerja sama dengan seluruh anggota asosiasi asuransi yang beranggotakan asosiasi asuransi umum (AAUI), asuransi jiwa (AAJI), asuransi jaminan sosial (AAJSI), asuransi syariah (AASI), pialang asuransi dan reasuransi (APPARINDO) serta penilai kerugian asuransi (APKAI).
Ketua Umum DAI Dadang Sukresna mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman asuransi, khususnya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendorong ketersedian akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. "Tugas kita bersama untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan inklusi asuransi, untuk itu pelaku industri asuransi diharapkan untuk terus meningkatkan layanan," katanya.
Dadang mengutip data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat penetrasi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah, baru 3,01%. Padahal, asuransi semestinya seharusnya menjadi pelindung dari berbagai risiko di masa depan. Tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan masyarakat masih menjadi tantangan beberapa penyebab utama rendahnya minat masyarakat dalam berasuransi.
Selain itu, kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, turut mempengaruhi percepatan penetrasi asuransi kepada masyarakat dan merupakan tantangan tersendiri bagi industri asuransi. "Untuk itu kegiatan penetrasi tidak hanya berfokus di kota-kota besar saja," ujar Dadang.
Dia menambahkan, kegiatan ini bertepatan dengan Hari Asuransi yang jatuh pada 18 Oktober 2019. Tema yang diusung yaitu “Mari Berasuransi” dengan mengangkat sub tema “Sejuta Polis Untuk Negeri”.
Ketua Panitia Hari Asuransi 2019 Fachri Adnan mengungkapkan, masih banyak celah yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan peningkatan masyarakat untuk sadar berasuransi. "Terkait era teknologi digital dan perubahan lintas generasi dari baby boomers menjadi generasi millennials, merupakan ’opportunity’ luar biasa bagi industri asuransi untuk dapat lebih meraih pasar yang lebih besar," katanya.
Menurutnya, DAI melaksanakan program literasi asuransi ke 24 kota sejak September 2019. Hingga saat ini, program ini telah menyentuh 17.277 orang yang terdiri dari para murid SMA dan SMK.
DAI juga bekerja sama dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam melakukan sosialisasi asuransi kepada para pelaku UMKM dan masyarakat pra sejahtera. "Targetnya menjangkau 1.000 peserta di 10 kota, antara lain Cirebon, Purwakarta, Depok, Bandung, Tegal, Bogor, Jember, Banyuwangi, Cimahi dan Tasikmalaya," jelas Fachri.
Ketua Umum DAI Dadang Sukresna mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman asuransi, khususnya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendorong ketersedian akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. "Tugas kita bersama untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan inklusi asuransi, untuk itu pelaku industri asuransi diharapkan untuk terus meningkatkan layanan," katanya.
Dadang mengutip data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat penetrasi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah, baru 3,01%. Padahal, asuransi semestinya seharusnya menjadi pelindung dari berbagai risiko di masa depan. Tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan masyarakat masih menjadi tantangan beberapa penyebab utama rendahnya minat masyarakat dalam berasuransi.
Selain itu, kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, turut mempengaruhi percepatan penetrasi asuransi kepada masyarakat dan merupakan tantangan tersendiri bagi industri asuransi. "Untuk itu kegiatan penetrasi tidak hanya berfokus di kota-kota besar saja," ujar Dadang.
Dia menambahkan, kegiatan ini bertepatan dengan Hari Asuransi yang jatuh pada 18 Oktober 2019. Tema yang diusung yaitu “Mari Berasuransi” dengan mengangkat sub tema “Sejuta Polis Untuk Negeri”.
Ketua Panitia Hari Asuransi 2019 Fachri Adnan mengungkapkan, masih banyak celah yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan peningkatan masyarakat untuk sadar berasuransi. "Terkait era teknologi digital dan perubahan lintas generasi dari baby boomers menjadi generasi millennials, merupakan ’opportunity’ luar biasa bagi industri asuransi untuk dapat lebih meraih pasar yang lebih besar," katanya.
Menurutnya, DAI melaksanakan program literasi asuransi ke 24 kota sejak September 2019. Hingga saat ini, program ini telah menyentuh 17.277 orang yang terdiri dari para murid SMA dan SMK.
DAI juga bekerja sama dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam melakukan sosialisasi asuransi kepada para pelaku UMKM dan masyarakat pra sejahtera. "Targetnya menjangkau 1.000 peserta di 10 kota, antara lain Cirebon, Purwakarta, Depok, Bandung, Tegal, Bogor, Jember, Banyuwangi, Cimahi dan Tasikmalaya," jelas Fachri.
(akr)