China Pecundangi AS Soal Urusan Jumlah Startup Unicorn

Rabu, 23 Oktober 2019 - 06:17 WIB
China Pecundangi AS Soal Urusan Jumlah Startup Unicorn
China Pecundangi AS Soal Urusan Jumlah Startup Unicorn
A A A
BEIJING - China memiliki perusahaan startup dengan nilai valuasi di atas USD1 miliar alias unicorn terbanyak di dunia, untuk membuatnya menyalip negara ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data perusahaan riset Hurun Report mengungkapkan China telah menghasilkan 206 Unicorn, sementara AS sedikit lebih rendah dengan hanya memiliki 203 Unicorn.

Bersama-sama kedua negara tersebut telah menjadi rumah bagi lebih dari 80% dari total Unicorn di seluruh dunia. Data tersebut mencuat setelah Washington dan Beijing saling bertarung dalam perang dagang berkepanjangan serta dua raksasa ekonomi dunia itu terus mendorong untuk menjadi pemimpin teknologi dunia.

"China dan Amerika Serikat mendominasi... Meskipun hanya mewakili setengah dari PDB dunia dan seperempat dari populasi dunia," Ketua Laporan Hurun Report Rupert Hoogewerf seperti dikutip dari BBC.

Perusahaan pembayaran digital asal China yakni Ant Financial berada pada posisi teratas dalam daftar dengan valuasi mencapai sebesar USD150 miliar. Didirikan pada tahun 2014, bisnis utama Ant Financial adalah platform pembayaran online Alipay, yang didirikan oleh raksasa e-commerce, Alibaba.

Selanjutnya pada posisi kedua yakni, Bytedance dengan nilai perusahaan yakni USD75 miliar. Perusahaan teknologi tersebut telah berkembang pesat, dimana mereka memiliki platform berbagi video yang populer, TikTok. Mengikuti di belakangnya Didi Chuxing pada posisi ketiga dengan valuasi USD55 miliar.

Peningkatan angka unicorn di China terbilang cukup cepat. Pasalnya pada Mei 2019, perusahaan riset Visual Capitalist menyebut hanya ada 94 unicorn di China dan 156 di AS. Hurun mencatat ratusan startup unicorn di China ini rata-rata telah berdiri selama 7 tahun dan lebih dari setengah perusahaan tersebut berasal dari sektor e-commerce dan teknologi finansial.

Berikutnya diikuti oleh perusahaan layanan komputasi awan, kecerdasan buatan (artificial intellegence) dan logistik. Sementara tiga profil perusahaan startup teratas dari AS yakni termasuk situs sewa rumah Airbnb, perusahaan penyedia ruang kantor WeWork dan pembuat Rokok elektronik Juul juga berada dalam 10 besar.

Ketegangan Teknologi


Laporan ini muncul pada saat hubungan tegang antara dua ekonomi terbesar di dunia. AS dan China seperti diketahui telah terlibat dalam perang perdagangan sejak tahun lalu. Perebutan kekuasaan di antara keduanya juga melibatkan sektor teknologi, dengan raksasa Telecoms China Huawei menjadi bagian utama dari konflik dagang.

Klaim AS bahwa Huawei produsen peralatan Telekomunikasi terbesar di dunia telah menimbulkan risiko keamanan nasional dan telah menempatkan pembatasan perdagangan pada perusahaan. Namun pihak perusahaan telah secara konsisten menyangkal tuduhan tersebut, dan banyak warga China berpendapat AS sedang mencoba untuk mengekang ambisi teknologi Negara Tirai Bambu.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9240 seconds (0.1#10.140)