Kapal Tol Laut Pelni Telah Layari Hampir Seluruh Wilayah T3P

Rabu, 23 Oktober 2019 - 20:14 WIB
Kapal Tol Laut Pelni...
Kapal Tol Laut Pelni Telah Layari Hampir Seluruh Wilayah T3P
A A A
JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/Pelni sebagai salah satu operator tol laut terus meningkatkan pelayanannya bagi masyarakat di daerah Tertinggal, Terpencil, Terdepan dan daerah Perbatasan (T3P). Untuk tahun ini, trayek penugasan ke Pelni telah hampir seluruhnya mencakup pulau-pulau terdepan di Indonesia.

Tol laut yang dilaksanakan Pelni merupakan pelayaran langsung reguler atau tetap sesuai dengan penugasan yang telah ditetapkan pemerintah. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menugaskan Pelni sebagai BUMN transportasi laut untuk merintis tol laut yang dimulai sejak tahun 2015.

"Pelni memulai program tol laut ini dengan mengoperasikan 3 kapal Caraka Jaya Niaga di tahun 2015, lalu berkembang hingga di tahun 2019 kami mengoperasikan 12 kapal dengan total 13 trayek, di mana 6 di antaranya adalah kapal negara," terang Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro di Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Dalam pelaksanaannya, program Tol Laut tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh Pelni saja. Pemerintah melalui Kemenhub juga menugaskan swasta, ASDP Indonesia Ferry, dan Djakarta Loyd untuk menjadi operator tol laut.

Pengoperasian tol laut oleh Pelni memiliki penugasan spesifik, antara lain menekan disparitas harga dengan indikator sasaran antara lain terjangkaunya pendistribusian logistik ke daerah 3TP serta ketersediaan barang untuk mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk tahun ini trayek penugasan Pelni hampir seluruhnya ke pulau-pulau terdepan negeri, meliputi: Trayek T-1 dengan KM Kendhaga Nusantara 12 melayari Belawan-Lhokseumawe-Malahayati-Sabang-Tapak Tuan-Belawan (PP); Trayek T-3 dengan KM Kendhaga Nusantara 10 melayari Tg. Priok-Tarempa-Selat Lampa-Penagi-Serasan-Midai-Tg. Priok.

Selanjutnya, Trayek T-5 dengan KM Kendhaga Nusantara 1 melayari Tahuna-Tagulandang-Lirung0Melanguane-Miangas-Marore-Tahuna. Trayek T-9 dengan KM Kendhaga Nusantara 5 melayari Tg. Perak-Oransbari-Wasior-Serui-Waren-Teba-Ambon -Tg. Perak. Trayek T-10 dengan KM Kendhaga Nusantara 7 melayari Tg. Perak-Tidore-Tobelo-Morotai-Buli-Maba-P.Gebe-Tg. Perak.

Kemudian, Trayek T-12 dengan KM Logistik Nusantara 4 Tg. Perak-Kalabahi Kisar-Moa-Tepa-Larat-Tg. Perak; Trayek T-13 dengan KM Kendhaga Nusantara 11 melayari Tenau-Rote-Sabu-Lamakera-Tenau; Trayek T-14 dengan KM Kendhaga Nusantara 11 melayari Tenau-Lewoleba-Tabilota-Larantuka-Marapokot-Tenau.

Lalu, Trayek T-15 KM Logistik Nusantara 3 melayari Tg. Perak-Makassar Morotai-Tg. Perak; Trayek T-16 dengan KM Caraka Jaya Nusantara III-22 melayari Tg. Perak-Bima-Merauke-Bima-Tg. Perak; Trayek H-1 dengan KM Logistik Nusantara 1 melayari Tg Perak-Makassar-Tahuna-Tg Perak.

Kemudian, Trayek H-2 dengan KM Caraka Jaya Nusantara III 32 melayari Tg. Perak-Wanci-Namrole-Namlea-Pulau Obi-Tg. Perak. Trayek H-3 dengan KM Logistik Nusantara 6 melayari Tg. Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo-Tg. Perak.

"Penugasan kepada Pelni ini juga didasari surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2018 di mana prioritas barang yang dimuat, antara lain beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, dan semen. Bahan-bahan kebutuhan pokok seperti kedelai dan bahan baku tempe juga kita angkut," papar Yahya.

Selain itu, ada pula cabai, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar yaitu bandeng, ikan kembung dan tuna, tongkol, cakalang. Sedangkan barang penting lainnya adalah benih padi, jagung dan kedelai, pupuk, elpiji 3 kg, tripleks, besi baja konstruksi, baja ringan.

Tahun ini, sambung dia, Pelni juga meningkatkan potensi muatan balik kapal (return cargo) dengan memaksimalkan pengangkutan hasil alam dari daerah tujuan melalui kerja sama dengan dinas-dinas terkait. "Di daerah Tarempa, Natuna kami mengoptimalkan muatan balik seperti ikan, cumi-cumi dan cengkeh. Tidore dan Morotai barang yang dibawa ada ikan beku, kopra, dan batang kelapa. Sedangkan di Tahuna kami membawa batang kelapa," tuturnya.

Pendistribusian barang-barang ini disinergikan dengan Kemenhub sehingga mencegah penyalahgunaan dengan pemantauan distribusi barang kebutuhan pokok. Setidaknya untuk mencegah penyalahgunaan jenis barang yang dimuat, maka penggunaan ruang muat bersubsidi oleh pihak selain BUMN harus mendapatkan rekomendasi dari Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan dan Dinas Perdagangan Daerah 3 TP tujuan barang.

"Tol laut membuat masyarakat di pulau-pulau terdepan perutnya kenyang dan pikiran tenang," pungkasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6922 seconds (0.1#10.140)