Diprediksi Jadi Unicorn 2020, RedDoorz Fokus Ekspansi Demi Jangkau 5.000 Properti
A
A
A
JAKARTA - RedDoorz, platform pemesanan dan manajemen hotel terbesar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, digadang-gadang akan menjadi unicorn pada akhir tahun depan dengan jumlah properti yang dioperasikan mencapai sekitar 5.000 unit. Perusahaan juga kemungkinan akan melantai di bursa pada tahun 2022 atau 2023.
RedDoorz saat ini mengoperasikan lebih dari 1.200 properti di lebih dari 100 kota di wilayah Indonesia, Singapura, Filipina, dan Vietnam. Hingga akhir tahun 2019 ditargetkan ada penambahan 300 properti menjadi total 1.500. Selanjutnya pada kuartal I/2020, RedDoorz juga akan ekspansi ke Thailand.
Bergerak di bisnis akomodasi berbiaya rendah (budget hotel), RedDoorz telah memperoleh pendanaan sekitar USD140 juta sejak didirikan pada tahun 2015, termasuk pendanaan pertama sebesar USD70 juta sebagai bagian dari pendanaan Seri C.
Presiden Direktur RedDoorz Indonesia Mohit Gandas mengatakan, sebagian besar dana investasi difokuskan untuk ekspansi dan membangun bisnis agar berkelanjutan. Ekspansi difokuskan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
"Kami ingin mengoperasikan properti di seluruh penjuru Indonesia dan kawasan ASEAN. Indonesia sendiri saat ini pasar terbesar dan menyumbang 75% terhadap bisnis RedDoorz," ujarnya saat bincang-bincang dengan media di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Saat disinggung mengenai rencana melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), Mohit mengaku tidak memasang target IPO namun kemungkinan itu bisa dilakukan pada 2-3 tahun ke depan. Demikian halnya dengan prediksi menjadi unicorn pada akhir 2020, pria berdarah India itu juga enggan menyebutkan berapa besar kemungkinan nilai valuasi RedDoorz pada akhir 2020. Sebagai catatan, unicorn adalah sebutan untuk perusahaan rintisan milik swasta yang nilai kapitalisasinya mencapai lebih dari USD1 miliar.
"Kami tidak punya rencana untuk jadi unicorn tahun 2020, tapi dalam perjalanan bisnis kami kemungkinan pada akhir tahun depan akan mencapai titik itu," ucapnya.
Mohit kembali menegaskan tidak ingin berspekulasi. "Meski demikian, tentu ada angka tertentu yang kami targetkan, dan kalau sudah mencapai itu mungkin kami sudah menjadi unicorn saat itu. Untuk menjadi unicorn, RedDoorz kemungkinan akan mengoperasikan 5.000 properti," imbuhnya.
Di Asia Tenggara, budget hotel merupakan yang “paling dinamis” di dalam industri yang bernilai USD34 miliar. Indonesia memainkan peran penting pada pertumbuhan vertikal dimana perjalanan dan pariwisata Indonesia telah meningkat secara pesat dalam beberapa tahun terakhir, tumbuh dua kali lipat lebih cepat dari rata-rata global, berkontribusi hingga 6% terhadap Produk Domestik Bruto nasional atau setara USD62,6 miliar.
Menyoal persaingan dengan pelaku bisnis yang sama, RedDoorz tetap optimistis menjadi yang terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara. "Kami tidak khawatir karena basis konsumennya sendiri besar dan masing-masing pemain punya pasarnya sendiri. Kompetisi yang ada saat ini juga cukup sehat," tukasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, RedDoorz memiliki kemampuan melihat tren ini secara menyeluruh serta memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia sepenuhnya melalui penggunaan data dan analisa, dikombinasikan dengan inovasi teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dalam menetapkan tarif dinamis, sehingga memungkinkan pertumbuhan cepat perusahaan ke posisi pemimpin di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara.
RedDoorz juga bekerja sama dengan mitra properti yang terpercaya dan handal, serta terus menambah jumlah mitra, untuk memastikan bahwa semua wisatawan dapat merasakan pengalaman menginap yang berkualitas dengan harga yang kompetitif dan terjangkau di seluruh negeri.
Selain bekerja sama dengan para mitra dan properti dengan menstandardisasi akomodasi hotel, perusahaan yang disiapkan untuk menjadi salah satu “travel-tech unicorns” pertama di Asia Tenggara ini juga menyediakan akses ke solusi teknologi. Solusi ini termasuk penetapan harga yang dinamis dan perangkat manajemen inventaris untuk mengoptimalisasi pendapatan dan keunggulan operasional, serta memberikan pelatihan hospitality secara berkala kepada kepada karyawan mitra.
Sementara itu dari aspek promosi, baru-baru ini RedDoorz juga meluncurkan kampanye terbesarnya yang berjudul “BisaAja", yang dirancang untuk mengkomunikasikan brand value dan unique selling proposition RedDoorz kepada jutaan masyarakat Indonesia.
Selain meluncurkan kampanye #BisaAja, RedDoorz secara aktif terus mempromosikan destinasi-destinasi menakjubkan di nusantara dengan mendorong masyarakat Indonesia untuk bepergian lebih sering tanpa khawatir akan penginapan mereka. Kini RedDoorz memiliki hotel yang tersebar dari Jakarta hingga Bandung, Yogyakarta hingga Surabaya dan Malang, dan kota lainnya, yang tersedia di kota-kota ramai wisatawan dan perkotaan.
Country Marketing Director RedDoorz Indonesia Sandy Maulana mengatakan, RedDoorz memahami kebutuhan konsumen Indonesia yang menginginkan akomodasi berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.
"Oleh karena itu, kami meluncurkan kampanye #BisaAja sebagai solusi atas permasalahan umum yang dihadapi oleh kebanyakan orang Indonesia saat bepergian, dan untuk melayani konsumen kami di penjuru negeri dengan lebih baik,” bebernya.
Sandy menambahkan, masyarakat Indonesia memiliki perhatian yang besar terhadap industri perjalanan. Terdapat sekitar 14.000 akomodasi di Indonesia dan RedDoorz saat ini memiliki 1.200 properti, yang menandakan bahwa RedDoorz masih memiliki ruang untuk tumbuh dan semakin besar.
Dia mengungkapkan, RedDoorz adalah jaringan hotel pertama yang mencapai penempatan 600.000 kamar per bulan dalam ranah akomodasi terjangkau pada September 2019. RedDoorz berjalan sesuai rencana untuk mencapai satu juta kamar yang ditempati per bulan pada akhir tahun 2019.
Berdasarkan pemahaman dan relasi yang mendalam dengan masyarakat Indonesia dan tervalidasi dengan data, RedDoorz mengerti kebutuhan masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan akomodasi. Oleh karena itu, RedDoorz menyediakan berbagai jenis akomodasi, seperti RedDoorz Hotel dan Hostel, RedDoorz Plus, RedDoorz Premium Hotel, Residences by RedDoorz untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat Indonesia.
RedDoorz saat ini mengoperasikan lebih dari 1.200 properti di lebih dari 100 kota di wilayah Indonesia, Singapura, Filipina, dan Vietnam. Hingga akhir tahun 2019 ditargetkan ada penambahan 300 properti menjadi total 1.500. Selanjutnya pada kuartal I/2020, RedDoorz juga akan ekspansi ke Thailand.
Bergerak di bisnis akomodasi berbiaya rendah (budget hotel), RedDoorz telah memperoleh pendanaan sekitar USD140 juta sejak didirikan pada tahun 2015, termasuk pendanaan pertama sebesar USD70 juta sebagai bagian dari pendanaan Seri C.
Presiden Direktur RedDoorz Indonesia Mohit Gandas mengatakan, sebagian besar dana investasi difokuskan untuk ekspansi dan membangun bisnis agar berkelanjutan. Ekspansi difokuskan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
"Kami ingin mengoperasikan properti di seluruh penjuru Indonesia dan kawasan ASEAN. Indonesia sendiri saat ini pasar terbesar dan menyumbang 75% terhadap bisnis RedDoorz," ujarnya saat bincang-bincang dengan media di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Saat disinggung mengenai rencana melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), Mohit mengaku tidak memasang target IPO namun kemungkinan itu bisa dilakukan pada 2-3 tahun ke depan. Demikian halnya dengan prediksi menjadi unicorn pada akhir 2020, pria berdarah India itu juga enggan menyebutkan berapa besar kemungkinan nilai valuasi RedDoorz pada akhir 2020. Sebagai catatan, unicorn adalah sebutan untuk perusahaan rintisan milik swasta yang nilai kapitalisasinya mencapai lebih dari USD1 miliar.
"Kami tidak punya rencana untuk jadi unicorn tahun 2020, tapi dalam perjalanan bisnis kami kemungkinan pada akhir tahun depan akan mencapai titik itu," ucapnya.
Mohit kembali menegaskan tidak ingin berspekulasi. "Meski demikian, tentu ada angka tertentu yang kami targetkan, dan kalau sudah mencapai itu mungkin kami sudah menjadi unicorn saat itu. Untuk menjadi unicorn, RedDoorz kemungkinan akan mengoperasikan 5.000 properti," imbuhnya.
Di Asia Tenggara, budget hotel merupakan yang “paling dinamis” di dalam industri yang bernilai USD34 miliar. Indonesia memainkan peran penting pada pertumbuhan vertikal dimana perjalanan dan pariwisata Indonesia telah meningkat secara pesat dalam beberapa tahun terakhir, tumbuh dua kali lipat lebih cepat dari rata-rata global, berkontribusi hingga 6% terhadap Produk Domestik Bruto nasional atau setara USD62,6 miliar.
Menyoal persaingan dengan pelaku bisnis yang sama, RedDoorz tetap optimistis menjadi yang terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara. "Kami tidak khawatir karena basis konsumennya sendiri besar dan masing-masing pemain punya pasarnya sendiri. Kompetisi yang ada saat ini juga cukup sehat," tukasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, RedDoorz memiliki kemampuan melihat tren ini secara menyeluruh serta memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia sepenuhnya melalui penggunaan data dan analisa, dikombinasikan dengan inovasi teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dalam menetapkan tarif dinamis, sehingga memungkinkan pertumbuhan cepat perusahaan ke posisi pemimpin di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara.
RedDoorz juga bekerja sama dengan mitra properti yang terpercaya dan handal, serta terus menambah jumlah mitra, untuk memastikan bahwa semua wisatawan dapat merasakan pengalaman menginap yang berkualitas dengan harga yang kompetitif dan terjangkau di seluruh negeri.
Selain bekerja sama dengan para mitra dan properti dengan menstandardisasi akomodasi hotel, perusahaan yang disiapkan untuk menjadi salah satu “travel-tech unicorns” pertama di Asia Tenggara ini juga menyediakan akses ke solusi teknologi. Solusi ini termasuk penetapan harga yang dinamis dan perangkat manajemen inventaris untuk mengoptimalisasi pendapatan dan keunggulan operasional, serta memberikan pelatihan hospitality secara berkala kepada kepada karyawan mitra.
Sementara itu dari aspek promosi, baru-baru ini RedDoorz juga meluncurkan kampanye terbesarnya yang berjudul “BisaAja", yang dirancang untuk mengkomunikasikan brand value dan unique selling proposition RedDoorz kepada jutaan masyarakat Indonesia.
Selain meluncurkan kampanye #BisaAja, RedDoorz secara aktif terus mempromosikan destinasi-destinasi menakjubkan di nusantara dengan mendorong masyarakat Indonesia untuk bepergian lebih sering tanpa khawatir akan penginapan mereka. Kini RedDoorz memiliki hotel yang tersebar dari Jakarta hingga Bandung, Yogyakarta hingga Surabaya dan Malang, dan kota lainnya, yang tersedia di kota-kota ramai wisatawan dan perkotaan.
Country Marketing Director RedDoorz Indonesia Sandy Maulana mengatakan, RedDoorz memahami kebutuhan konsumen Indonesia yang menginginkan akomodasi berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.
"Oleh karena itu, kami meluncurkan kampanye #BisaAja sebagai solusi atas permasalahan umum yang dihadapi oleh kebanyakan orang Indonesia saat bepergian, dan untuk melayani konsumen kami di penjuru negeri dengan lebih baik,” bebernya.
Sandy menambahkan, masyarakat Indonesia memiliki perhatian yang besar terhadap industri perjalanan. Terdapat sekitar 14.000 akomodasi di Indonesia dan RedDoorz saat ini memiliki 1.200 properti, yang menandakan bahwa RedDoorz masih memiliki ruang untuk tumbuh dan semakin besar.
Dia mengungkapkan, RedDoorz adalah jaringan hotel pertama yang mencapai penempatan 600.000 kamar per bulan dalam ranah akomodasi terjangkau pada September 2019. RedDoorz berjalan sesuai rencana untuk mencapai satu juta kamar yang ditempati per bulan pada akhir tahun 2019.
Berdasarkan pemahaman dan relasi yang mendalam dengan masyarakat Indonesia dan tervalidasi dengan data, RedDoorz mengerti kebutuhan masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan akomodasi. Oleh karena itu, RedDoorz menyediakan berbagai jenis akomodasi, seperti RedDoorz Hotel dan Hostel, RedDoorz Plus, RedDoorz Premium Hotel, Residences by RedDoorz untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat Indonesia.
(ind)