Rasio Utang Rendah, LPKR Siap Kebut Rencana Bisnis

Selasa, 29 Oktober 2019 - 14:20 WIB
Rasio Utang Rendah, LPKR Siap Kebut Rencana Bisnis
Rasio Utang Rendah, LPKR Siap Kebut Rencana Bisnis
A A A
JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memproyeksikan mampu menjadi pengembang dengan raihan pendapatan tertinggi dan dengan rasio utang yang rendah di tahun 2019. Pencapaian kinerja keuangan LPKR tahun ini diyakini akan melanjutkan catatan positif yang diraih di tahun sebelumnya.

Dari sisi likuiditas, LPKR juga solid, terlihat dari data bursa efek di mana Net Debt to Equity Ratio atau rasio utang (per Juni 2019) LPKR saat ini jauh lebih rendah dibanding pengembang lain yaitu di angka 29%.

CEO LPKR John Riady mengatakan, rendahnya rasio utang menunjukkan kesehatan perseroan yang sangat baik dan kemampuan untuk berkembang di tahun-tahun mendatang.

"Dengan rasio utang yang terjaga, kami optimis sejumlah rencana bisnis perusahaan dapat diwujudkan. Ini juga menjadi cerminan dari sisi struktur permodalan sangat kuat. Dukungan konsumen juga menjadi pendorong utama kinerja kami tetap positif," ujar John Riady kepada media, Selasa (29/10/2019).

Rasio utang rendah, kata dia, juga menjadi sinyal LPKR akan mampu mewujudkan rencana bisnis pada tahun depan. Apalagi likuiditas terjaga dan ada pendapatan berulang dari PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Kinerja LPKR juga diyakini akan semakin baik manakala sektor properti di tahun depan kembali bangkit setelah momentum politik selesai.

Perseroan yang aktif dalam membuat kebijakan strategis juga menjadi salah satu faktor yang membuat pergerakan saham LPKR akan terus terangkat. Apalagi LPKR juga menggandeng beberapa mitra strategis dalam melakukan pengembangan properti, hal ini yang dinilai sebagai salah satu kekuatan LPKR.

Menurut John, ada tiga hal yang menjadi fokus bisnis Lippo yakni bisnis perumahan, mall, dan rumah sakit. Ia mengatakan, berbeda dengan jenis bisnis lain yang umumnya hanya memiliki dua hingga tiga pesaing di satu negara, pemain di lini bisnis properti begitu banyak lantaran potensi pasar yang memang sangat besar.

Karena itulah, Lippo selalu fokus ke proyek yang sedang dijalankan agar memberi kepastian ketenangan kepada konsumen maupun investor. Ia optimis ke depan Indonesia sangat prospektif untuk kepemilikan rumah bisa naik dari 60% ke 80%.

Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe kepada wartawan mengatakan dana rights issue yang telah diperoleh Lippo Karawaci memungkinkan perseroan bisa cepat menangkap peluang investasi di tahun depan. Posisi rasio utang perseroan masih terbilang rendah apabila dibandingkan dengan kompetitor lainnya.

Menurut Kiswoyo, kelebihan Lippo Karawaci lainnya adalah mampu menangkap peluang dalam berinvestasi, seperti di real estate investment trust (REIT) atau dana investasi real estate (DIRE).

LPKR diproyeksikan akan membukukan pendapatan senilai Rp13,5 triliun sepanjang tahun 2019, naik 22% dari Rp11,057 triliun di tahun sebelumnya. Pendapatan LPKR meningkat pesat di saat beberapa pengembang lain bahkan tidak mampu menyamai pendapatan tahun 2018.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1157 seconds (0.1#10.140)