Ikuti Pameran Hannover Messe, RI Siap Diplomasikan Kelapa Sawit
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan strategi perluasan ekspor melalui partisipasi dalam pameran Hannover Messe 2020. Pameran terbesar dunia untuk teknologi industri ini akan digunakan sebagai momentum untuk mendorong ekspor ke berbagai negara di Eropa.
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, kelapa sawit akan menjadi salah satu komoditas yang akan fokus dinegosiasikan ekspornya dalam kesempatan tersebut. Seperti diketahui, saat ini komoditas minyak kelapa sawit tengah mendapatkan perlakuan diskriminasi dari negara-negara Uni Eropa.
"Padahal potensi sawit kita sangat tinggi," ujar Agus di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan hal senada. Pemerintah, kata dia, akan fokus mengampanyekan program-program sustainable palm oil (SPO) seperti biofuel dengan campuran minyak kelapa sawit.
"Jadi di Hannover Messe itu kita akan fokus pada investasi, ekspor, dan menjadi kesempatan buat kita untuk mempromosikan terkait sawit," ujarnya.
Bukan hanya kelapa sawit, pemerintah juga akan fokus melakukan diplomasi perdagangan secara bilateral ke negara-negara Eropa. Adapun lima sektor utama yang akan diprioritaskan dalam pameran ini ialah, automotif, kimia, elektronik, tekstil dan produk tekstil, hingga makanan dan minuman.
Sejauh ini pemerintah sudah memiliki 100 perusahaan yang akan diikutsertakan dalam pameran ini. Rencananya, pemerintah ingin membawa 150 perusahaan ke pameran yang akan diselenggarakan pada 2 April 2020 ini.
"Kita juga menyampaikan transformasi kebijakan ekonomi kita menuju digital economy. Dan kita adalah negara ASEAN pertama yang menjadi country partner Hannover Messe," jelasnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, kelapa sawit akan menjadi salah satu komoditas yang akan fokus dinegosiasikan ekspornya dalam kesempatan tersebut. Seperti diketahui, saat ini komoditas minyak kelapa sawit tengah mendapatkan perlakuan diskriminasi dari negara-negara Uni Eropa.
"Padahal potensi sawit kita sangat tinggi," ujar Agus di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan hal senada. Pemerintah, kata dia, akan fokus mengampanyekan program-program sustainable palm oil (SPO) seperti biofuel dengan campuran minyak kelapa sawit.
"Jadi di Hannover Messe itu kita akan fokus pada investasi, ekspor, dan menjadi kesempatan buat kita untuk mempromosikan terkait sawit," ujarnya.
Bukan hanya kelapa sawit, pemerintah juga akan fokus melakukan diplomasi perdagangan secara bilateral ke negara-negara Eropa. Adapun lima sektor utama yang akan diprioritaskan dalam pameran ini ialah, automotif, kimia, elektronik, tekstil dan produk tekstil, hingga makanan dan minuman.
Sejauh ini pemerintah sudah memiliki 100 perusahaan yang akan diikutsertakan dalam pameran ini. Rencananya, pemerintah ingin membawa 150 perusahaan ke pameran yang akan diselenggarakan pada 2 April 2020 ini.
"Kita juga menyampaikan transformasi kebijakan ekonomi kita menuju digital economy. Dan kita adalah negara ASEAN pertama yang menjadi country partner Hannover Messe," jelasnya.
(fjo)