Ketua OJK Sebut Kenaikan Kredit Bermasalah Hanya Sementara
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) industri perbankan hanya bersifat sementara. Adapun, kenaikan rasio kredit bermasalah hingga akhir September 2019 sebesar 2,66%.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan kenaikan ini tidak akan menngerus keuangan dari perbankan. "Sekarang NPL-nya memang sedikit naik, yang dari biasanya gross 2,5% sekarang 2,6%. Tapi ini terjadi hanya karena temporary (sementara), belum tentu berkepanjangan," ujar Wimboh di The-Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Wimboh pun meyakini, hingga akhir tahun 2019 NPL akan tetap terjaga di level 2,6%, tak meningkat lebih tinggi lagi dari level saat ini. "Sampai akhir tahun akan sama, paling-paling 2,6%," jelasnya.
Sebagai informasi, kredit perbankan sampai September mencapai Rp5.524,19 triliun atau tumbuh 7,89% secara tahunan (year-on-year/yoy) antara lain ditopang kredit infrastruktur Rp777,89 triliun (16,67% yoy), kredit pariwisata Rp131,56 triliun (7,35% yoy), kredit pengolahan Rp917,46 triliun (5,54% yoy). Ditambah kredit perikanan kelautan Rp93,22 triliun (0,07% yoy) dan kredit perumahan Rp512,8 triliun (9,99% yoy).
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan mencapai Rp5.891,92 triliun atau tumbuh 7,4% (yoy). Penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp140,3 triliun dengan jumlah IPO sebanyak 40 perusahaan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan kenaikan ini tidak akan menngerus keuangan dari perbankan. "Sekarang NPL-nya memang sedikit naik, yang dari biasanya gross 2,5% sekarang 2,6%. Tapi ini terjadi hanya karena temporary (sementara), belum tentu berkepanjangan," ujar Wimboh di The-Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Wimboh pun meyakini, hingga akhir tahun 2019 NPL akan tetap terjaga di level 2,6%, tak meningkat lebih tinggi lagi dari level saat ini. "Sampai akhir tahun akan sama, paling-paling 2,6%," jelasnya.
Sebagai informasi, kredit perbankan sampai September mencapai Rp5.524,19 triliun atau tumbuh 7,89% secara tahunan (year-on-year/yoy) antara lain ditopang kredit infrastruktur Rp777,89 triliun (16,67% yoy), kredit pariwisata Rp131,56 triliun (7,35% yoy), kredit pengolahan Rp917,46 triliun (5,54% yoy). Ditambah kredit perikanan kelautan Rp93,22 triliun (0,07% yoy) dan kredit perumahan Rp512,8 triliun (9,99% yoy).
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan mencapai Rp5.891,92 triliun atau tumbuh 7,4% (yoy). Penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp140,3 triliun dengan jumlah IPO sebanyak 40 perusahaan.
(ind)