Investor Ragukan AS-China Capai Kesepakatan Seret Wall Street
A
A
A
JAKARTA - Wall Street atau bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh ketika investor meragukan perang dagang akan segera berakhir. Padahal sinyal positif datang dari seputar pembicaraan AS-China bahwa kedua ekonomi terbesar dunia itu selangkah lagi capai kesepakatab phase I, ditambah angin segar datang dari laporan pendapatan saat Apple dan Facebook mencetak kinerja bagus.
Sinyal mixed alias variatif mencuat di sekitar perdagangan untuk memberikan alasan bagi investor bertindak secara hati-hati. Hal ini setelah sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa pejabat Chiba meragukan apakah mungkin mencapai kesepakatan perdagangan jangka panjang yang komprehensif dengan Washington dan Presiden AS Donald Trump.
Tapi Trump kemudian mengatakan, kedua negara bakal segera mengumumkan sebuah kesepakatan dagang atau yang disebut 'phase awal' yang diteken usai KTT di Chilie pada bulan November. Ketidakpastian tersebut membuat S&P 500 mengalami penyusutan untuk kedua kalinya dalam sepekan terakhir. Sebelumnya indeka sempat menembus rekor terbaik dalam sesi beberapa hari kemarin.
Dow Jones Industrial Average turun mencapai 140,46 poin atau 0,52% menjadi 27.046,23 diikuti kinerja negatif S&P 500 usai kehilangan 9,21 poin yang setara 0,30% ke level 3.037,56. Ditambah selanjutnya Komposit Nasdaq jatuh 11,62 poin atau 0,14% ke posisi 8.292,36.
Sektor Industrials yang peka terhadap kondisi perdagangan, merosot hingga 1,14%. Sementara produsen chip tertekan dengan indeks Philadelphia Semiconductor tergelincir 0,62%. Namun, pendapatan perusahaan masih gemilang untuk membuat saham Apple Inc (AAPL. O) melonjak 2,26% setelah pembuat iPhone itu mencatatkan penjualan lebih baik.
Sedangkan saham Facebook Inc (FB. O) memperoleh dorongan 1,81% setelah melaporkan peningkatan jumlah pengguna dan peningkatan penjualan triwulanan secara berturut-turut. Pendapatan untuk kuartal ketiga diyakini bakal sedikit menyusut 0,8%, menurut data Refinitiv dimana pada awal bulan sebelumnya diharapkan ada peningkatan 2,2%.
Sinyal mixed alias variatif mencuat di sekitar perdagangan untuk memberikan alasan bagi investor bertindak secara hati-hati. Hal ini setelah sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa pejabat Chiba meragukan apakah mungkin mencapai kesepakatan perdagangan jangka panjang yang komprehensif dengan Washington dan Presiden AS Donald Trump.
Tapi Trump kemudian mengatakan, kedua negara bakal segera mengumumkan sebuah kesepakatan dagang atau yang disebut 'phase awal' yang diteken usai KTT di Chilie pada bulan November. Ketidakpastian tersebut membuat S&P 500 mengalami penyusutan untuk kedua kalinya dalam sepekan terakhir. Sebelumnya indeka sempat menembus rekor terbaik dalam sesi beberapa hari kemarin.
Dow Jones Industrial Average turun mencapai 140,46 poin atau 0,52% menjadi 27.046,23 diikuti kinerja negatif S&P 500 usai kehilangan 9,21 poin yang setara 0,30% ke level 3.037,56. Ditambah selanjutnya Komposit Nasdaq jatuh 11,62 poin atau 0,14% ke posisi 8.292,36.
Sektor Industrials yang peka terhadap kondisi perdagangan, merosot hingga 1,14%. Sementara produsen chip tertekan dengan indeks Philadelphia Semiconductor tergelincir 0,62%. Namun, pendapatan perusahaan masih gemilang untuk membuat saham Apple Inc (AAPL. O) melonjak 2,26% setelah pembuat iPhone itu mencatatkan penjualan lebih baik.
Sedangkan saham Facebook Inc (FB. O) memperoleh dorongan 1,81% setelah melaporkan peningkatan jumlah pengguna dan peningkatan penjualan triwulanan secara berturut-turut. Pendapatan untuk kuartal ketiga diyakini bakal sedikit menyusut 0,8%, menurut data Refinitiv dimana pada awal bulan sebelumnya diharapkan ada peningkatan 2,2%.
(akr)