MNC Sekuritas Dukung IPO Ginting Jaya Energi

Jum'at, 01 November 2019 - 21:28 WIB
MNC Sekuritas Dukung IPO Ginting Jaya Energi
MNC Sekuritas Dukung IPO Ginting Jaya Energi
A A A
JAKARTA - PT Ginting Jaya Energi Tbk resmi direstui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 31 Oktober 2019 dengan kode saham WOWS.

MNC Sekuritas, sebagai penjamin pelaksana emisi, optimis penawaran saham perdana akan oversubscribe. Disamping itu, OJK menyatakan Ginting Jaya Energi Tbk akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 November 2019 dengan kode WOWS serta termasuk dalam kategori saham syariah.

CEO Ginting Jaya Energi Tbk, Jimmy Hidayat, mengatakan pihaknya akan melepas 750 juta lembar saham atau 30,29 % modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana.

Dengan IPO ini, selain mendapatkan dana segar untuk pengembangan usaha, Ginting Jaya Energi akan mendapatkan status perusahaan publik.

"Dari hasil bookbuilding di harga Rp375-Rp450, terbentuk harga per lembar saham sebesar Rp450, sehingga dana IPO terkumpul bisa mencapai Rp337,5 miliar," ujar Jimmy di Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Dia mengatakan pihaknya telah menunjuk Jasa Utama Capital Sekuritas dan MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Nantinya 63,56% dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi usaha seperti penambahan 7 rig work over dan well services (Wows) perseroan.

Rinciannya adalah pembelian aset tetap untuk operasional sebesar 16,74%, pelunasan sebagian utang leasing sebanyak 13,06%, dan untuk modal kerja sebesar 6,64% yang mendukung 80% dari modal kerja.

"Pada 2019, kami menargetkan pendapatan senilai Rp185 miliar. Target ini meningkat 10,02% dibanding tahun 2018. Sementara laba bersih ditargetkan Rp31 miliar dengan asumsi kontrak tahun ini," tambahnya.

Pada April 2019, Ginting Jaya Energi Tbk mendapatkan kontrak senilai Rp390 miliar untuk layanan workover dan well service (wows) yang dengan masa kontrak selama dua tahun.

Pendapatan untuk tahun 2020 pasca IPO diproyeksikan dapat naik 1,5 kali lipat dengan laba bersih tumbuh hingga 250%. "Karena kontraknya dua tahun, jadi tahun ini kami dapat separuh dari total nilai kontrak senilai Rp390 miliar," jelasnya.

Perseroan memiliki spesialisasi pekerjaan jasa penyewaan Rig work over well services (Wows) dan enhanced oil recovery (EOR) yang memiliki 9 unit rig wows yang beroperasi di Sumatra Selatan. Potensi bisnis WOWS di Indonesia diprediksi mencapai sekitar Rp23 triliun per tahun. Return on Investment (ROI) dalam industri ini cukup tinggi dengan profit margin yang besar dan EBITDA hingga 60%.

Menurutnya, keunggulan bisnis WOWS adalah tahan menghadapi fluktuasi harga minyak. Hal ini terbukti pada 2017 dan 2018, pendapatan Ginting Jaya Energi Tbk mampu bertumbuh meski saat itu harga minyak dunia anjlok hingga USD45 per barel.

Jika dibandingkan dengan perusahaan jasa penyewaan rig WOWS dan EOR lain yang telah mencatatkan sahamnya di bursa efek Amerika Serikat, Kanada, dan China, harga saham Ginting Jaya Energi Tbk masih terdiskon 50%.

Dengan tambahan 7 unit rig di tahun 2020 dan target penambahan hingga 23 unit pada 2023, maka Ginting Jaya Energi Tbk akan menjadi perusahaan penyedia jasa penyewaan rig WOWS terbesar di wilayah Asia Pasifik.

Head Of Investment Banking MNC Sekuritas, Hadi Pranggono, mengatakan model bisnis yang dimiliki perseroan sangat bagus karena menyediakan layanan untuk sumur minyak. Sektor ini memiliki prospek yang bagus sejalan dengan target lifting minyak nasional.

"Pengalaman yang dibutuhkan sangat tinggi untuk menyediakan jasa sektor Wows. Ini kesempatan yang langka dan jadi saham incaran investor besar," ujar Hadi, Jumat (1/11/2019).

Dia juga menambahkan minat investor asing salah satunya datang dari Korea Selatan. Saat ini, pihaknya masih menunggu proses penjualan untuk investor ritel hingga hari Senin dan hasil penjatahan tanggal 6 November 2019.

"Sedangkan untuk rencana pipeline tahun ini masih ada satu IPO untuk sektor properti dan aksi obligasi perusahaan di bidang makanan. Di tahun depan sudah ada rencana IPO di sektor transportasi dan plantation," ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6144 seconds (0.1#10.140)