Dukung Penguatan Aspek Kewirausahaan Pemuda

Sabtu, 02 November 2019 - 11:53 WIB
Dukung Penguatan Aspek...
Dukung Penguatan Aspek Kewirausahaan Pemuda
A A A
JAKARTA - Program Pengembangan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNDP) menggelar Dialog Nasional Lintas Pemangku Kepentingan di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, kemarin. Salah satunya, untuk mendukung penguatan aspek kewirausahaan bagi generasi muda.

Dialog Nasional yang didukung Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) itu dihadiri 100 peserta. Dialog ini juga menjadi wadah titik temu dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk mendukung penguatan kewirausahaan muda yang berbasis sosial (sociopreneurship). Para pemangku kepentingan terkait yang terdiri atas korporasi, perwakilan pemerintah pusat, pemerintah lokal, universitas, investor, penggiat wirausaha, serta para perwakilan wirausahawan muda.

Membahas lima agenda penting yang menjadi prioritas dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan wirausahawan muda di Indonesia. Tiga pemenang terpilih dan para peserta Youth Co:Lab Indonesia 2019 lainnya juga menjadi perwakilan dari wirusahawan muda sosial di Indonesia dalam diskusi ini.

“Melalui Dialog Nasional ini, energi komulatif akan mewujudkan dampak yang terus berlanjut. Hal-hal yang harus terus diingat adalah dalam membuat ekosistem kewirausahaan, diperlukan regulasi dan kelembagaan yang dipetakan dengan baik," terang Imam Gunawan, Asisten Deputi Kewirausahaan dan Pemuda Kemenpora.

Dia melanjutkan, Dialog Nasional ini merupakan bagian dari program Youth Co:Lab yang merupakan inisiasi bersama antara UNDP dan Citi Foundation (Citibank) sejak 2017. Program ini bertujuan untuk membangun agenda bersama bagi negara-negara Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, untuk berinvestasi dan memberdayakan generasi muda guna mempercepat implementasi SDGs melalui jiwa kepemimpinan, inovasi sosial, dan kewirausahaan.

Di Indonesia, Youth Co:Lab juga didukung oleh Kemenpora dan Bekraf. Berdasarkan laporan “Youth Entrepreneurship in Asia Pacific” hasil dari riset bersama GEM dan Youth Co:Lab, Indonesia memiliki wirausahawan muda tahap awal terbanyak di seluruh Asia Pasifik. Hal ini membawa Indonesia berada diatas posisi Tiongkok dan Vietnam. Wirausahawan muda di Indonesia juga disebut cukup inovatif dan terampil dalam dunia kewirausahaan, namun faktor kekhawatiran kegagalan usaha merupakan faktor terbesar anak muda di Indonesia tidak berani menjadi wirausahawan.

Tercatat bahwa Indonesia memiliki level ‘fear of failure’ kedua tertinggi setelah Vietnam. Data GEM juga menunjukkan beberapa daerah di luar Jawa masih memiliki populasi wirausahawan muda yang rendah. Contohnya Aceh, Papua Barat, dan Riau. Oleh karena itu, dalam tahun kedua penyelenggarannya, Dialog Nasional berfokus terhadap lima pilar kebijakan untuk perkembangan ekosistem wirausaha.Lima agenda itu mencakup “Talent” tentang pengembangan sumber daya manusia untuk entrepreneurship, “Density” untuk infrastruktur yang membantu jumlah populasi startup, “Culture” mengenai pengembangan kultur wirausaha di Indonesia, “Capital” yang fokus terhadap akses kapital untuk wirausahawan muda, serta “Regulatory” mencakup kebijakan pemerintah untuk wirausahawan muda.
Muhammad Didi Hardiana, Head of Innovative Financing Lab UNDP Indonesia, menambahkan, Dialog Nasional ini membawa dampak besar bagi kewirausahaan sosial kaum muda. "Ekosistem untuk berwirausaha perlu diperkuat dan dijadikan titik kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan," tuturnya.

“Melalui penguatan kapasitas generasi muda dalam hal keterampilan wirausaha di dalam Youth Co:Lab ini , maka generasi muda dapat bertindak sebagai katalis dan agen perubahan guna mengatasi masalah sosial yang terjadi di sekeliling mereka melalui langkah-langkah inovatif yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat,” ujar Elvera N. Makki, Director, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia. (Binti Mufarida)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8159 seconds (0.1#10.140)