Ketua BPK Ajak Mahasiswa Unsri Tangkap Peluang Revolusi Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa diharapkan mampu menangkap peluang yang muncul seiring pesatnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Mahasiswa juga diminta mengantisipasi ancaman terdegradasinya beberapa pekerjaan akibat kemajuan teknologi di era revolusi Industri 4.0.
"Mulai dari teller bank, pegawai pos, dan beberapa profesi lain mulai tergerus oleh perubahan zaman," ungkap Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Agung Firman Sampurna saat memberikan sambutan pada kegiatan Sriwijaya Economics, Accounting and Business Conference yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri), melalui siaran pers, Rabu (6/11/2019).
Agung mengingatkan, mereka yang tak siap dengan tantangan revolusi Industri 4.0 akan tergusur. "Dan itu bisa memunculkan generasi pengangguran besar-besaran," urainya.
Di sisi lain, Agung yang juga Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unsri ini menambahkan bahwa banyak peluang yang bisa ditangkap di era revolusi Industri 4.0 ini, yakni munculnya kesempatan kerja baru yang juga menjanjikan. "Sebut saja industri games, analisis games, dan lainnya," kata dia.
Agung menambahkan, era revolusi industri yang digadang-gadang menjadi pola digital besar-besaran, harus juga diimbangi dengan Society 5.0 yang sangat penting bagi generasi muda.
"Karena society adalah konsep yang berfokus pada peran manusia sebagai sumber daya dalam era digital 4.0. Perkembangan Society 5.0 mengandalkan big data yang terbentuk dari sensor yang terhubung melalui Internet of Things yang dianalisis menggunakan kecerdasan buatan sehingga nantinya akan mampu dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, Rektor Unsri Anis Saggaff mengatakan, dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi era revolusi Industri 4.0, pihak universitas sudah melakukan berbagai terobosan. "Jadi Unsri sudah meramu bahwa perkuliahan tak boleh seperti dulu. Beberapa sistem perkuliahan sudah mulai menyesuaikan dengan perkuliahan yang bersifat digital, kerja sama akademik dan lainnya," jelas dia.
Selain itu, jelas dia, hadirnya dosen praktisi dan praktik lapangan membuat mahasiswa lebih mengenal dunia lapangan kerja di era revolusi industri 4.0. "Termasuk kegiatan ini menjadi salah satu upaya bagaimana mahasiswa mampu mempersiapkan diri dimasa depan di era disruption 4.0 dan Society 5.0 ini," paparnya.
"Mulai dari teller bank, pegawai pos, dan beberapa profesi lain mulai tergerus oleh perubahan zaman," ungkap Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Agung Firman Sampurna saat memberikan sambutan pada kegiatan Sriwijaya Economics, Accounting and Business Conference yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri), melalui siaran pers, Rabu (6/11/2019).
Agung mengingatkan, mereka yang tak siap dengan tantangan revolusi Industri 4.0 akan tergusur. "Dan itu bisa memunculkan generasi pengangguran besar-besaran," urainya.
Di sisi lain, Agung yang juga Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unsri ini menambahkan bahwa banyak peluang yang bisa ditangkap di era revolusi Industri 4.0 ini, yakni munculnya kesempatan kerja baru yang juga menjanjikan. "Sebut saja industri games, analisis games, dan lainnya," kata dia.
Agung menambahkan, era revolusi industri yang digadang-gadang menjadi pola digital besar-besaran, harus juga diimbangi dengan Society 5.0 yang sangat penting bagi generasi muda.
"Karena society adalah konsep yang berfokus pada peran manusia sebagai sumber daya dalam era digital 4.0. Perkembangan Society 5.0 mengandalkan big data yang terbentuk dari sensor yang terhubung melalui Internet of Things yang dianalisis menggunakan kecerdasan buatan sehingga nantinya akan mampu dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, Rektor Unsri Anis Saggaff mengatakan, dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi era revolusi Industri 4.0, pihak universitas sudah melakukan berbagai terobosan. "Jadi Unsri sudah meramu bahwa perkuliahan tak boleh seperti dulu. Beberapa sistem perkuliahan sudah mulai menyesuaikan dengan perkuliahan yang bersifat digital, kerja sama akademik dan lainnya," jelas dia.
Selain itu, jelas dia, hadirnya dosen praktisi dan praktik lapangan membuat mahasiswa lebih mengenal dunia lapangan kerja di era revolusi industri 4.0. "Termasuk kegiatan ini menjadi salah satu upaya bagaimana mahasiswa mampu mempersiapkan diri dimasa depan di era disruption 4.0 dan Society 5.0 ini," paparnya.
(fjo)