Sektor Maritim Makin Menjanjikan di 2020
A
A
A
JAKARTA - Agenda besar pemerintah pada penguatan infrastruktur selama lima tahun terakhir diyakini membawa dampak positif bagi industri kemaritiman. Ketersediaan kapal, jalur tol laut, hingga dermaga yang memadai sangat mendukung tumbuhnya sektor industri maritime pada 2020.
Hal ini terungkap dalam Maritime Business Outlook 2020 yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan ITS (Alfatekelits) di Batavia Marine, Jakarta Utara, Selasa (12/11). Dalam acara yang digelar di atas kapal pesiar mewah Quicksilver tersebut dan diikuti 150 peserta tersebut, hadir enam orang pembicara.
Mereka adalah Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, PhD; Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Perhubungan Laut Kemenhub Dr. Capt Wisnu Handoko; Kepala Pusat Kelaikan Kemenhan Laksamana Pertama TNI Teguh Sugiyono; Wakil Ketua Komite Tetap Perhubungan Laut KADIN Nova Mugijanto; Vice President Own Fleet PT. Pertamina Shipping Ketut Sudana dan Co Founder Start Up Maritim docking.id Listyo P Subyakto.
Dalam kesempatan tersebut, Sjarief Widjaja mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasana kapal angkut berupa cold storage jelas mendorong peluang bisnis sektor perikanan.”Apa yang dilakukan pemerintahan periode sebelumnya sangat menunjang peluang bisnis di bidang kemaritiman,” kata Syarief yang juga alumnus Fakultas Teknik Perkapalan ITS tersebut.
Upaya pemerintah untuk menggairahkan bisnis di bidang kemaritiman juga ditunjang oleh transportasi laut kini lebih mudah dengan adanya armada tol laut. Menurut data yang disampaikan Capt Wisnu Handoko, saat ini Indonesia memiliki aset kapal angkut sebanyak 165 unit.Demi menjamin kelancaran dan keamanan operasional kapal, Kemenhan menjamin adanya dukungan pengamanan yang ditunjang dengan alutsista. Begitu pula Pertamina yang menjamin ketersediaan energi untuk bidang kemaritiman.
Meskipun demikian, masih ada tantangan bagi dunia industri. Nova Mugijanto mengatakan, pemerintah perlu memperhatikan kualitas kapal-kapal angkut nasional.Menurut dia, industri pelayaran asing bisa menghasilkan kapal yang lebih baik dengan harga yang kompetitif. ”Ini perlu jalan keluar agar industri maritime benar-benar bergairah di 2020,” katanya.
Heru Hermawan, sekjen Alfatekelits Jabodetabek mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan untuk memperoleh gambaran lebih komprehensif mengenai peluang industri maritim di tahun 2020 nanti. Hal ini berkaitan erat dengan upaya pemerintah untuk mendotong kemandirian maritim Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.”Karena itu peran serta semua pemangku kepentingan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional tersebut sangat penting,” kata alumnus Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS ini.
Hal ini terungkap dalam Maritime Business Outlook 2020 yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan ITS (Alfatekelits) di Batavia Marine, Jakarta Utara, Selasa (12/11). Dalam acara yang digelar di atas kapal pesiar mewah Quicksilver tersebut dan diikuti 150 peserta tersebut, hadir enam orang pembicara.
Mereka adalah Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, PhD; Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Perhubungan Laut Kemenhub Dr. Capt Wisnu Handoko; Kepala Pusat Kelaikan Kemenhan Laksamana Pertama TNI Teguh Sugiyono; Wakil Ketua Komite Tetap Perhubungan Laut KADIN Nova Mugijanto; Vice President Own Fleet PT. Pertamina Shipping Ketut Sudana dan Co Founder Start Up Maritim docking.id Listyo P Subyakto.
Dalam kesempatan tersebut, Sjarief Widjaja mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasana kapal angkut berupa cold storage jelas mendorong peluang bisnis sektor perikanan.”Apa yang dilakukan pemerintahan periode sebelumnya sangat menunjang peluang bisnis di bidang kemaritiman,” kata Syarief yang juga alumnus Fakultas Teknik Perkapalan ITS tersebut.
Upaya pemerintah untuk menggairahkan bisnis di bidang kemaritiman juga ditunjang oleh transportasi laut kini lebih mudah dengan adanya armada tol laut. Menurut data yang disampaikan Capt Wisnu Handoko, saat ini Indonesia memiliki aset kapal angkut sebanyak 165 unit.Demi menjamin kelancaran dan keamanan operasional kapal, Kemenhan menjamin adanya dukungan pengamanan yang ditunjang dengan alutsista. Begitu pula Pertamina yang menjamin ketersediaan energi untuk bidang kemaritiman.
Meskipun demikian, masih ada tantangan bagi dunia industri. Nova Mugijanto mengatakan, pemerintah perlu memperhatikan kualitas kapal-kapal angkut nasional.Menurut dia, industri pelayaran asing bisa menghasilkan kapal yang lebih baik dengan harga yang kompetitif. ”Ini perlu jalan keluar agar industri maritime benar-benar bergairah di 2020,” katanya.
Heru Hermawan, sekjen Alfatekelits Jabodetabek mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan untuk memperoleh gambaran lebih komprehensif mengenai peluang industri maritim di tahun 2020 nanti. Hal ini berkaitan erat dengan upaya pemerintah untuk mendotong kemandirian maritim Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.”Karena itu peran serta semua pemangku kepentingan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional tersebut sangat penting,” kata alumnus Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS ini.
(akr)