BRI Syariah Fokus Ke Segmen Ritel Konsumer
A
A
A
JAKARTA - BRIsyariah hingga September 2019 menyalurkan pembiayaan sebesar Rp25,6 triliun, atau tumbuh 6,46% (quarter on quarter/qoq) atau 20,11% year on year (yoy). Penguatan tim bisnis dan monitoring berhasil meningkatkan pertumbuhan pembiayaan.
Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah, Fidri Arnaldy, mengatakan pembiayaan di segmen non-komersil (konsumer, ritel dan mikro) menjadi kunci utama pertumbuhan pembiayaan dan berhasil tumbuh 12,05% (qoq), sehingga komposisi segmen non-komersil pada kuartal III 2019 mencapai 61,72%.
"Secara rinci pertumbuhan antar kuartalan untuk segmen ritel dan kemitraan, konsumer dan mikro tumbuh sebesar 18,03%, 11,82% dan 6,86% pada kuartal III 2019," ujar Fidri saat public expose di BRIlian Center, BRI, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Ke depan, fokus pembiayaan BRIsyariah utamanya adalah segmen ritel konsumer. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) pun juga tetap menjadi perhatian perseroan untuk mendorong usaha produktif tanah air.
Untuk memperluas pasar, sambung Fidri, perseroan memanfaatkan value chain dan trickle down business dari nasabah-nasabah komersial. Selain itu, BRIsyariah terus memperluas kerja sama dengan pihak-pihak ketiga agar bisnisnya semakin kuat dan pasar produk semakin besar.
Menurut dia, untuk memperluas pasar segmen ritel perseroan akan menyasar pada ekosistem halal serta komunitas muslim. Sementara untuk segmen konsumer, produk andalan BRIS adalah pembiayaan perumahan, multiguna serta umrah dan halal tour.
Adapun digitalisasi proses pencairan pembiayaan menjadi salah satu strategi BRIsyariah untuk memperkuat bisnis mikro. "Melalui aplikasi i-Kurma, pembiayaan mikro dapat cair dalam 1 hari setelah nasabah melengkapi dokumen yang diperlukan," katanya.
Perseroan juga mencatatkan perbaikan kualitas pembiayaan untuk seluruh segmen pembiayaan. Sepanjang tahun 2019, kualitas pembiayaan terus mengalami perbaikan hingga berdampak pada perbaikan total NPF net per posisi September 2019 menjadi 3,97% dibandingkan setahun sebelumnya 4,3%.
Ke depan, BRIsyariah akan fokus dan serius untuk memperbaiki kualitas pembiayaan. Sementara di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), peningkatan dana murah melalui tabungan mencapai 5,71% (qoq). Adapun komposisi DPK ini berhasil menurunkan beban biaya dana dari 4,88% menjadi 4,83% di kuartal III 2019.
Dirinya pun meyakini, jumlah penabung akan bertambah dengan adanya implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah di Aceh. Adapun jotal jumlah nasabah BRI di Aceh mencapai lebih dari 2,8 juta.
Jaringan kerja induk perseroan tersebar di 5 kota dan 14 kabupaten di Aceh terdiri dari 11 Kantor Cabang, 15 Kantor Cabang Pembantu, 141 Kantor Kas serta lebih dari 10 ribu Agen Brilink.
"Dengan adanya penerapan qanun LKS ini maka kami mengajak masyarakat Aceh untuk memindahkan simpanan dan pinjaman kepada kami. Tentunya dalam hal ini kami bersinergi penuh dengan induk," jelas Fidri.
Sementara di luar implementasi qanun LKS, untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh pelosok negeri BRIsyariah mengoptimalkan lebih dari 2.000 jaringan kantor induk sebagai Kantor Layanan Syariah.
Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah, Fidri Arnaldy, mengatakan pembiayaan di segmen non-komersil (konsumer, ritel dan mikro) menjadi kunci utama pertumbuhan pembiayaan dan berhasil tumbuh 12,05% (qoq), sehingga komposisi segmen non-komersil pada kuartal III 2019 mencapai 61,72%.
"Secara rinci pertumbuhan antar kuartalan untuk segmen ritel dan kemitraan, konsumer dan mikro tumbuh sebesar 18,03%, 11,82% dan 6,86% pada kuartal III 2019," ujar Fidri saat public expose di BRIlian Center, BRI, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Ke depan, fokus pembiayaan BRIsyariah utamanya adalah segmen ritel konsumer. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) pun juga tetap menjadi perhatian perseroan untuk mendorong usaha produktif tanah air.
Untuk memperluas pasar, sambung Fidri, perseroan memanfaatkan value chain dan trickle down business dari nasabah-nasabah komersial. Selain itu, BRIsyariah terus memperluas kerja sama dengan pihak-pihak ketiga agar bisnisnya semakin kuat dan pasar produk semakin besar.
Menurut dia, untuk memperluas pasar segmen ritel perseroan akan menyasar pada ekosistem halal serta komunitas muslim. Sementara untuk segmen konsumer, produk andalan BRIS adalah pembiayaan perumahan, multiguna serta umrah dan halal tour.
Adapun digitalisasi proses pencairan pembiayaan menjadi salah satu strategi BRIsyariah untuk memperkuat bisnis mikro. "Melalui aplikasi i-Kurma, pembiayaan mikro dapat cair dalam 1 hari setelah nasabah melengkapi dokumen yang diperlukan," katanya.
Perseroan juga mencatatkan perbaikan kualitas pembiayaan untuk seluruh segmen pembiayaan. Sepanjang tahun 2019, kualitas pembiayaan terus mengalami perbaikan hingga berdampak pada perbaikan total NPF net per posisi September 2019 menjadi 3,97% dibandingkan setahun sebelumnya 4,3%.
Ke depan, BRIsyariah akan fokus dan serius untuk memperbaiki kualitas pembiayaan. Sementara di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), peningkatan dana murah melalui tabungan mencapai 5,71% (qoq). Adapun komposisi DPK ini berhasil menurunkan beban biaya dana dari 4,88% menjadi 4,83% di kuartal III 2019.
Dirinya pun meyakini, jumlah penabung akan bertambah dengan adanya implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah di Aceh. Adapun jotal jumlah nasabah BRI di Aceh mencapai lebih dari 2,8 juta.
Jaringan kerja induk perseroan tersebar di 5 kota dan 14 kabupaten di Aceh terdiri dari 11 Kantor Cabang, 15 Kantor Cabang Pembantu, 141 Kantor Kas serta lebih dari 10 ribu Agen Brilink.
"Dengan adanya penerapan qanun LKS ini maka kami mengajak masyarakat Aceh untuk memindahkan simpanan dan pinjaman kepada kami. Tentunya dalam hal ini kami bersinergi penuh dengan induk," jelas Fidri.
Sementara di luar implementasi qanun LKS, untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh pelosok negeri BRIsyariah mengoptimalkan lebih dari 2.000 jaringan kantor induk sebagai Kantor Layanan Syariah.
(ven)