Mantan Menkominfo Rudiantara Calon Kuat Dirut PLN
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dikabarkan menjadi calon kuat Direktur Utara (Dirut) PT PLN (Persero). Tim Penilai Akhir (TPA) kabarnya juga sudah menandatangani surat persetujuan diangkatnya Rudiantara menjadi Dirut PLN.
“Mudah-mudahan segera dilantik. Yang jelas, saya sudah tanda tangan. Ya kan saya bilang tadi sudah tanda tangan,” ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung saat dikonfirmasi di Jakarta kemarin. Dia mengatakan bahwa saat ini bolanya ada di Menteri BUMN Erick Tohir. “Sudah selesai. Bolanya di Menteri BUMN,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Fahmy Radhi menilai, dibutuhkan kualifikasi Dirut PLN yang mumpuni dan punya track record di bidang energi. Selain itu, dia juga harus piawai dalam restrukturisasi organisasi PLN serta mampu melakukan perubahan radikal untuk mencapai service excellence.
“Seorang Dirut PLN juga harus punya komitmen dan keberanian melawan mafia proyek listrik. Pasalnya, sebagian besar Dirut PLN bukannya melawan mafia proyek, tetapi malah terseret ke dalam pemburuan rente di proyek PLN, sehingga harus berurusan dengan Kejaksaan Agung dan KPK,” kata Fahmy.
Menurut dia, tantangan PLN sangat besar di antaranya penyelesaian proyek 35.000 MW, 100% rasio elektrifikasi, zero black out, penggunaan energi baru terbarukan (EBT) untuk pembangkit listrik, dan penyelesaian pembentukan holding PLN.
“Rudiantara memang profesional, tapi track record di bidang energi masih minim. Kalau pun pernah menjabat Wakil Dirut PLN, tidak ada bukti bahwa dia berperan secara signifikan dalam melakukan transformasi di PLN secara radikal,” kata dia.
RUPS Inalum
Di sisi lain, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mengesahkan Orias Petrus Moedak sebagai Dirut baru menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN I pada Kabinet Indonesia Maju, bulan lalu. Sama seperti pengangkatan Direksi BUMN lainnya, Orias dipilih melalui TPA yang dipimpin Presiden RI.
“Pak Budi Sadikin telah meletakkan fondasi holding industri pertambangan dan membangun sinergi antaranggota holding dengan baik. Saya harap Pak Orias dapat melanjutkan tongkat estafet dan mengejar target-target yang harus dicapai, khususnya terkait hilirisasi bahan tambang dan membangun perusahaan industri pertambangan kelas dunia,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam siaran persnya kemarin.
Orias Petrus Moedak lahir di Kupang, NTT, 26 Agustus 1967, dan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia. Orias bukan orang baru di lingkungan BUMN ataupun Inalum karena sebelum menjabat di Freeport, Orias merupakan CFO Inalum dan sebelumnya adalah Direktur Keuangan di Pelindo II.
“Pak Budi Sadikin adalah Wamen yang membina industri pertambangan sehingga saya yakin transisi akan berjalan mulus. Saya minta agar Pak Orias terus mempertahankan aspek Good Corporate Governance (GCG) yang selama ini sudah baik,” tambah Erick.
Saat ini Inalum yang merupakan induk holding industri pertambangan sedang dalam proses akuisisi saham PT Vale Indonesia yang memproduksi nikel, bahan tambang strategis yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri baja ataupun baterai untuk kendaraan listrik.
Holding industri pertambangan baru-baru ini telah bertransformasi menjadi Mining Industry Indonesia (MIND ID) dengan anggota PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia.
“Mudah-mudahan segera dilantik. Yang jelas, saya sudah tanda tangan. Ya kan saya bilang tadi sudah tanda tangan,” ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung saat dikonfirmasi di Jakarta kemarin. Dia mengatakan bahwa saat ini bolanya ada di Menteri BUMN Erick Tohir. “Sudah selesai. Bolanya di Menteri BUMN,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Fahmy Radhi menilai, dibutuhkan kualifikasi Dirut PLN yang mumpuni dan punya track record di bidang energi. Selain itu, dia juga harus piawai dalam restrukturisasi organisasi PLN serta mampu melakukan perubahan radikal untuk mencapai service excellence.
“Seorang Dirut PLN juga harus punya komitmen dan keberanian melawan mafia proyek listrik. Pasalnya, sebagian besar Dirut PLN bukannya melawan mafia proyek, tetapi malah terseret ke dalam pemburuan rente di proyek PLN, sehingga harus berurusan dengan Kejaksaan Agung dan KPK,” kata Fahmy.
Menurut dia, tantangan PLN sangat besar di antaranya penyelesaian proyek 35.000 MW, 100% rasio elektrifikasi, zero black out, penggunaan energi baru terbarukan (EBT) untuk pembangkit listrik, dan penyelesaian pembentukan holding PLN.
“Rudiantara memang profesional, tapi track record di bidang energi masih minim. Kalau pun pernah menjabat Wakil Dirut PLN, tidak ada bukti bahwa dia berperan secara signifikan dalam melakukan transformasi di PLN secara radikal,” kata dia.
RUPS Inalum
Di sisi lain, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mengesahkan Orias Petrus Moedak sebagai Dirut baru menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN I pada Kabinet Indonesia Maju, bulan lalu. Sama seperti pengangkatan Direksi BUMN lainnya, Orias dipilih melalui TPA yang dipimpin Presiden RI.
“Pak Budi Sadikin telah meletakkan fondasi holding industri pertambangan dan membangun sinergi antaranggota holding dengan baik. Saya harap Pak Orias dapat melanjutkan tongkat estafet dan mengejar target-target yang harus dicapai, khususnya terkait hilirisasi bahan tambang dan membangun perusahaan industri pertambangan kelas dunia,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam siaran persnya kemarin.
Orias Petrus Moedak lahir di Kupang, NTT, 26 Agustus 1967, dan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia. Orias bukan orang baru di lingkungan BUMN ataupun Inalum karena sebelum menjabat di Freeport, Orias merupakan CFO Inalum dan sebelumnya adalah Direktur Keuangan di Pelindo II.
“Pak Budi Sadikin adalah Wamen yang membina industri pertambangan sehingga saya yakin transisi akan berjalan mulus. Saya minta agar Pak Orias terus mempertahankan aspek Good Corporate Governance (GCG) yang selama ini sudah baik,” tambah Erick.
Saat ini Inalum yang merupakan induk holding industri pertambangan sedang dalam proses akuisisi saham PT Vale Indonesia yang memproduksi nikel, bahan tambang strategis yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri baja ataupun baterai untuk kendaraan listrik.
Holding industri pertambangan baru-baru ini telah bertransformasi menjadi Mining Industry Indonesia (MIND ID) dengan anggota PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia.
(don)