Dorong Ekonomi Tumbuh 7%, Peningkatan Investasi Menjadi Kunci
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, investasi menjadi kunci utama dari mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level yang lebih tinggi. Saat ini pertumbuhan ekonomi tercatat stagnan di kisaran 5%.
Pemerintah pun terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi agar mencapai sebesar 7%. Untuk itu, investasi perlu digenjot agar tumbuh di level double digit.
"Investasi menjadi faktor yang sangat penting dan Presiden Jokowi melihat ini sebagai lompatan untuk ekonomi tumbuh lebih tinggi. Karena tidak bisa ekonomi tumbuh 7% hanya dengan mengandalkan APBN. Itu tidak akan bisa, maka butuh investasi," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Untuk menarik investasi ke dalam negeri, lanjut Sri Mulyani, pemerintah melakukan perbaikan birokrasi dan pemangkasan perizinan yang dinilai menghambat. Reformasi kebijakan terkait investasi bakal tertuang dalam Undang-Undang (UU) Omnibus Law, di mana mencakup sektor ketenagakerjaan hingga perpajakan.
"Hal dasar yang perlu dilakukan tentu melakukan reformasi kebijakan yang berkaitan investasi, ini menjadi fokus Presiden Jokowi saat ini," katanya.
Di sisi lain, pemerintah juga mendorong peningkatan investasi dengan peneyediaan infrastruktur dasar, seperti jalan tol. Hal ini untuk konektivitas antar wilayah, khususnya menghubungan dengan kawasan industri.
Tak cukup di situ, perbaikan koordinasi antarkementerian dan lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (pemda) juga turut dilakukan. Sehingga tidak ada perbedaan kebijakan antara K/L hingga pemda guna mempermudah perizinan dalam berinvestasi.
"Konsistensi dalam kebijakan perlu dilakukan. Sehingga tidak lagi satu menteri mengatakan A dan menteri lain mengatakan B. Juga tidak lagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengatakan hal yang berbeda," ujar dia.
Upaya lainnya yakni peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia sehingga bisa lebih produktif dan inovatif. Salah satunya dengan fokus pada pendidikan baik formal maupun melalui program pendidikan vokasi.
"Mungkin hasilnya tak bisa langsung dirasakan dalam waktu dekat, tetapi ini menjadi pondasi bagi Indonesia di masa mendatang untuk ekonominya dapat tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan," tandasnya.
Pemerintah pun terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi agar mencapai sebesar 7%. Untuk itu, investasi perlu digenjot agar tumbuh di level double digit.
"Investasi menjadi faktor yang sangat penting dan Presiden Jokowi melihat ini sebagai lompatan untuk ekonomi tumbuh lebih tinggi. Karena tidak bisa ekonomi tumbuh 7% hanya dengan mengandalkan APBN. Itu tidak akan bisa, maka butuh investasi," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Untuk menarik investasi ke dalam negeri, lanjut Sri Mulyani, pemerintah melakukan perbaikan birokrasi dan pemangkasan perizinan yang dinilai menghambat. Reformasi kebijakan terkait investasi bakal tertuang dalam Undang-Undang (UU) Omnibus Law, di mana mencakup sektor ketenagakerjaan hingga perpajakan.
"Hal dasar yang perlu dilakukan tentu melakukan reformasi kebijakan yang berkaitan investasi, ini menjadi fokus Presiden Jokowi saat ini," katanya.
Di sisi lain, pemerintah juga mendorong peningkatan investasi dengan peneyediaan infrastruktur dasar, seperti jalan tol. Hal ini untuk konektivitas antar wilayah, khususnya menghubungan dengan kawasan industri.
Tak cukup di situ, perbaikan koordinasi antarkementerian dan lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (pemda) juga turut dilakukan. Sehingga tidak ada perbedaan kebijakan antara K/L hingga pemda guna mempermudah perizinan dalam berinvestasi.
"Konsistensi dalam kebijakan perlu dilakukan. Sehingga tidak lagi satu menteri mengatakan A dan menteri lain mengatakan B. Juga tidak lagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengatakan hal yang berbeda," ujar dia.
Upaya lainnya yakni peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia sehingga bisa lebih produktif dan inovatif. Salah satunya dengan fokus pada pendidikan baik formal maupun melalui program pendidikan vokasi.
"Mungkin hasilnya tak bisa langsung dirasakan dalam waktu dekat, tetapi ini menjadi pondasi bagi Indonesia di masa mendatang untuk ekonominya dapat tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan," tandasnya.
(fjo)