Era Smart City dengan Energi Bersih Andalkan Fasilitas Gas Alam
A
A
A
KOTA pintar atau smart city kini sedang gencar diwujudkan oleh beberapa daerah di Tanah Air. Tak hanya oleh pemerintah kabupaten atau kota, tetapi juga oleh developer properti yang mengembangkan kawasan hunian maupun kawasan industri.
Dedi Lusaka sudah satu dekade menjadi penghuni perumahan di kawasan Nusa Loka, Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang, Banten. Pria yang bekerja di perusahaan pertambangan nikel multinasional itu merasakan betul modernisasi yang terjadi di kawasan BSD sebagai kota mandiri di barat IbuKota. Sejumlah fasilitas seperti pusat perbelanjaan dan pusat gaya hidup baru terusdibangun. Bahkan dengan jaringan internet yang andal di kawasan itu, Dedi mengaku menikmati semua kemudahan dalam hidupnya.
Namun, ada satu hal yang membuat dirinya masih merasakan ada yang kurang. “Kalau tiba-tiba gas elpiji habis tengah malam, cukup kelabakan juga,” ungkapnya kepada KORAN SINDO di Serpong, kemarin. Meski penjual gas elpiji di kawasan kompleks perumahannya cukup banyak, tak ada satu pun yang membuka pelayanan hingga tengah malam. “Jadi harus menunggu sampai pagi,”ucapnya.
Bagi Dedi, pasokan gas sebagai energi dinilai penting karena gas saat ini menjadi satu di antara kebutuhan utama masyarakat. “Ingin mencoba beralih ke gas bumi, tapi saya tidak tahu jaringannya masuk sampai ke perumahan saya atau tidak,” tuturnya.
Dedi berpendapat, menggunakan gas bumi untuk kebutuhan energi rumah tangga dinilai lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan.“Yang paling penting security of supply terjamin karena ada kerabat dan teman yang sudah menggunakan jaringan gas bumi dan pasokannya selalu lancar 24 jam,” ujarnya.
Gas bumi memang menjadi energi bersih yang saat ini sedang dibutuhkan oleh masyarakat. Tak heran jika pemerintah daerah maupun pengembang yang mengembangkan kawasan kota baru berkonsep smart city sudah mulai melirik jaringan gas bumi sebagai infrastruktur pemasok gas. “Peran gas bumi semakin penting karena selain bersih, ramah lingkungan, juga ekonomis,” ujar Direktur PT Lippo Karawaci, Tbk. Danang Kemayan Jati.Menurut Danang, beberapa kawasan yang di desain sebagai kota baru seperti Lippo Cikarang juga sudah memaksimalkan pemanfaatan gas bumi, baik untuk sektor komersial maupun untuk sektor industri.“Harapan kami, jaringan gasnya diperluas lagi sehingga sektor residensial bisa juga mengakses gas bumi,” paparnya.
Dalam kurun tiga tahun terakhir, beberapa pengembang perumahan telah mengadopsi konsep smart home berbasis energi bersih. Dikawasan Narogong, Bekasi misalnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk. melalui anak usahanya, PT PGN Mas,mengembangkan 350 unit hunian yangterintegrasi dengan jaringan gas bumi PGN. Juga jaringan fiber optic dan underground utilities. Perumahan yang dikembangkan itumenjadi perumahan pertama di Indonesiayang berbasis energi.
Dengan terkoneksi jaringan gas bumi PGN,pemilik rumah bisa menghemat biaya energi untuk memasak. Pakar tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai, pemanfaatan gas bumi di perumahan merupakan satu di antara syarat dalam pengembangan sebuah smart city. “Smart citybukan melulu soal fitur internet of things (IoT). Penggunaan energi bersih seperti gas bumidari PGN juga merupakan salah satu ukuransebuah smart city,” katanya.
Nirwono menilai, konsep smart city tak hanya memudahkan penghuninya untuk mengakses banyak hal, tetapi juga berkaitan dengan bagaimana fasilitas-fasilitas yang ada di sebuah kota pintar memberikan dampak positif bagi penghuninya, termasuk dari sisi ekonomi. Misalnya dengan menggunakan gas,maka ongkos untuk membeli elpiji bisa berkurang, sehingga masyarakat bisa berhemat.“Selain itu, suplai gas yang masuk kerumah-rumah penduduk bisa jugadimanfaatkan untuk kegiatan lain misalnya kegiatan usaha mikro kecil menengah. Jadi, ibu-ibu di rumah bisa mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan pasokan gas bumi,” tegasnya.
Menurut Nirwono, smart city jugaberkaitan erat dengan penggunaan energi bersih di dalam ekosistemnya. Dia mencontohkan, penggunaan energi yang ramah lingkungan yang dipasok dari sumber energi yang juga ramah lingkungan akan menghadikan lingkungan yang sehat di dalam ekosistem. “Pasokan energinya bersih diambil dari sumber yang bersih pula. Jadi, penggunaan gas bumi memang harus ditingkatkan. Dan yang paling penting adalah edukasi kepada masyarakat bahwa gas bumi itu energi bersih dan mudah diakses serta aman digunakan di rumah,” paparnya.Ketua Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bernardus Djonoputro mengatakan, penggunaan energi bersih menjadi sebuah keharusan bagi sebuah smart city. Dengan penggunaan energi bersih, pencemaran lingkungan akibat penggunaan energi bisa ditekan. “Gas dan smart city tidak bisa dipisahkan. Karena itu, gas sebagai energi bersih penggunaannya perlu diperbanyak.Yang paling penting adalah bagaimana masyarakat bisa mengaksesnya,” paparnya.
Kota-kota besar di dunia seperti Amsterdam,Hong Kong, Totonto, Seoul, Singapura, Tokyo,Paris, London, New York hingga Reykjavik di Islandia kini mendapat predikat sebagai kota-kota yang telah menerapkan smart city di segala lini. Di kota-kota tersebut infrastruktur jaringan gas sudah tersambung ke berbagai sektor. Termasuk untuk energi bagi kendaraan bermotor berupa Compressed Natural gas (CNG).
PGN sebagai pemasok gas bumi untuksegala kebutuhan serius mendukung pengembangan smart city di Indonesia. PGN bahkan telah melakukan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam penyediaan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi di Kota Gudeg itu. Dengan kerja sama tersebut, diharapkan lebih banyak masyarakat dan pelaku usaha yang dapat mengakses dan menikmati manfaat gas bumi sebagai energi yang ramah lingkungan, efisien, murah, serta diproduksi di dalam negeri.
Mengutip keterangan resmi yang dipublikasikan PGN, tak hanya untuk sektor rumah tangga, tetapi juga hotel, restoran, hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didorong untuk menggunakan gas bumi dalam operasionalnya. Apalagi, penggunaan gas bumi terbukti lebih efisien dan memberikan banyak manfaat dalam meningkatkan daya saing hotel, restoran, dan UMKM yang telah memanfaatkan gas bumi sebagai energi.
Untuk mendukung pengembangan smart city berbasis energi bersih, PGN juga telah mengembangkan layanan PGN 360 Degree Integrated Solution untuk mengoptimalkan layanan pelanggan. Dengan layanan itu, PGN menghadirkan layanan penggunaan gas bumi dari hulu hingga hilir. Seperti menyediakan gas bumi dalam bentuk compressed natural gas (CNG), jaringan pipa gas bumi, dan LNG yang tersebar di berbagai kota.
Untuk mengembangkan program smartcity yang sekarang banyak dilakukan sejumlah daerah, PGN juga memiliki jasa layanan di bidang jasa telekomunikasi dan ICT, yaitu PT PGAS Telecomunikasi Nusantara (PGASCOM). Anak perusahaan tersebutmelayani kebutuhan jaringan interkoneksi disejumlah wilayah di Indonesia. Sebagai penyedia jaringan fibber optic, PGASCOM telah memiliki pengalaman dan telahmengoperasikan jaringannya mulai dari Singapura dan Jakarta sampai kota-kota besar lainnya di bagian barat Indonesia.
PGASCOM juga memberikan layanan business solution dan managed services yang dapat digunakan oleh semua perusahaan dari kelas korporasi besar hingga skala kecil.
Untuk memperluas akses dan penggunaan gas bumi sebagai energi bersih, PGN juga menggandeng Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI). Kerja sama tersebut meliputi penggunaan dan pembangunan jaringan gas dalam proyek properti anggota REI.Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata mengungkapkan, penggunaan jaringan gas sebagai sumber energi di kawasan perumahan akan memberikan nilai tambah, tidak hanya bagi developer atau pengembang, tetapi juga bagi penghuninya. Dengan adakerja sama tersebut, Eman, sapaan akrab Soelaeman, menilai akan semakin memudahkan pengembang dalam mewujudkan produk perumahan yang hemat energi dan ramah lingkungan dengan pasokan gas bumi yang andal.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menegaskan, penggunaan gas bumi merupakan tuntutan zaman karena gas bumi lebih murah, lebih aman, dan lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya menghadirkan energi bersih. Dalam memenuhi kebutuhan energi nasional, PGN sangat siap membantu mewujudkan industri properti di Tanah Air yang ramah lingkungan.
Tak hanya dengan REI, PGN juga berkolaborasi dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP untuk membangun 500.000 jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga. Melalui program sinergi BUMN membangun negeri, PGN danPTPP akan membangun jaringan gas rumah tangga dalam dua fase. Fase pertama sebanyak 50.000 sambungan rumah tangga (SR) dan dilanjutkan fase kedua 450.000 SR.
Saat ini PGN telah menyalurkan gas bumikepada 177.710 pelanggan rumah tangga diseluruh Indonesia melalui jaringan gas (jargas) rumah tangga. Pelanggan gas bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Jawa Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta,Banten, Jawa Tengah, JawaTimur, Kalimantan Utara, Sorong, dan Papua Barat. (Anton C)
Dedi Lusaka sudah satu dekade menjadi penghuni perumahan di kawasan Nusa Loka, Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang, Banten. Pria yang bekerja di perusahaan pertambangan nikel multinasional itu merasakan betul modernisasi yang terjadi di kawasan BSD sebagai kota mandiri di barat IbuKota. Sejumlah fasilitas seperti pusat perbelanjaan dan pusat gaya hidup baru terusdibangun. Bahkan dengan jaringan internet yang andal di kawasan itu, Dedi mengaku menikmati semua kemudahan dalam hidupnya.
Namun, ada satu hal yang membuat dirinya masih merasakan ada yang kurang. “Kalau tiba-tiba gas elpiji habis tengah malam, cukup kelabakan juga,” ungkapnya kepada KORAN SINDO di Serpong, kemarin. Meski penjual gas elpiji di kawasan kompleks perumahannya cukup banyak, tak ada satu pun yang membuka pelayanan hingga tengah malam. “Jadi harus menunggu sampai pagi,”ucapnya.
Bagi Dedi, pasokan gas sebagai energi dinilai penting karena gas saat ini menjadi satu di antara kebutuhan utama masyarakat. “Ingin mencoba beralih ke gas bumi, tapi saya tidak tahu jaringannya masuk sampai ke perumahan saya atau tidak,” tuturnya.
Dedi berpendapat, menggunakan gas bumi untuk kebutuhan energi rumah tangga dinilai lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan.“Yang paling penting security of supply terjamin karena ada kerabat dan teman yang sudah menggunakan jaringan gas bumi dan pasokannya selalu lancar 24 jam,” ujarnya.
Gas bumi memang menjadi energi bersih yang saat ini sedang dibutuhkan oleh masyarakat. Tak heran jika pemerintah daerah maupun pengembang yang mengembangkan kawasan kota baru berkonsep smart city sudah mulai melirik jaringan gas bumi sebagai infrastruktur pemasok gas. “Peran gas bumi semakin penting karena selain bersih, ramah lingkungan, juga ekonomis,” ujar Direktur PT Lippo Karawaci, Tbk. Danang Kemayan Jati.Menurut Danang, beberapa kawasan yang di desain sebagai kota baru seperti Lippo Cikarang juga sudah memaksimalkan pemanfaatan gas bumi, baik untuk sektor komersial maupun untuk sektor industri.“Harapan kami, jaringan gasnya diperluas lagi sehingga sektor residensial bisa juga mengakses gas bumi,” paparnya.
Dalam kurun tiga tahun terakhir, beberapa pengembang perumahan telah mengadopsi konsep smart home berbasis energi bersih. Dikawasan Narogong, Bekasi misalnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk. melalui anak usahanya, PT PGN Mas,mengembangkan 350 unit hunian yangterintegrasi dengan jaringan gas bumi PGN. Juga jaringan fiber optic dan underground utilities. Perumahan yang dikembangkan itumenjadi perumahan pertama di Indonesiayang berbasis energi.
Dengan terkoneksi jaringan gas bumi PGN,pemilik rumah bisa menghemat biaya energi untuk memasak. Pakar tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai, pemanfaatan gas bumi di perumahan merupakan satu di antara syarat dalam pengembangan sebuah smart city. “Smart citybukan melulu soal fitur internet of things (IoT). Penggunaan energi bersih seperti gas bumidari PGN juga merupakan salah satu ukuransebuah smart city,” katanya.
Nirwono menilai, konsep smart city tak hanya memudahkan penghuninya untuk mengakses banyak hal, tetapi juga berkaitan dengan bagaimana fasilitas-fasilitas yang ada di sebuah kota pintar memberikan dampak positif bagi penghuninya, termasuk dari sisi ekonomi. Misalnya dengan menggunakan gas,maka ongkos untuk membeli elpiji bisa berkurang, sehingga masyarakat bisa berhemat.“Selain itu, suplai gas yang masuk kerumah-rumah penduduk bisa jugadimanfaatkan untuk kegiatan lain misalnya kegiatan usaha mikro kecil menengah. Jadi, ibu-ibu di rumah bisa mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan pasokan gas bumi,” tegasnya.
Menurut Nirwono, smart city jugaberkaitan erat dengan penggunaan energi bersih di dalam ekosistemnya. Dia mencontohkan, penggunaan energi yang ramah lingkungan yang dipasok dari sumber energi yang juga ramah lingkungan akan menghadikan lingkungan yang sehat di dalam ekosistem. “Pasokan energinya bersih diambil dari sumber yang bersih pula. Jadi, penggunaan gas bumi memang harus ditingkatkan. Dan yang paling penting adalah edukasi kepada masyarakat bahwa gas bumi itu energi bersih dan mudah diakses serta aman digunakan di rumah,” paparnya.Ketua Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bernardus Djonoputro mengatakan, penggunaan energi bersih menjadi sebuah keharusan bagi sebuah smart city. Dengan penggunaan energi bersih, pencemaran lingkungan akibat penggunaan energi bisa ditekan. “Gas dan smart city tidak bisa dipisahkan. Karena itu, gas sebagai energi bersih penggunaannya perlu diperbanyak.Yang paling penting adalah bagaimana masyarakat bisa mengaksesnya,” paparnya.
Kota-kota besar di dunia seperti Amsterdam,Hong Kong, Totonto, Seoul, Singapura, Tokyo,Paris, London, New York hingga Reykjavik di Islandia kini mendapat predikat sebagai kota-kota yang telah menerapkan smart city di segala lini. Di kota-kota tersebut infrastruktur jaringan gas sudah tersambung ke berbagai sektor. Termasuk untuk energi bagi kendaraan bermotor berupa Compressed Natural gas (CNG).
PGN sebagai pemasok gas bumi untuksegala kebutuhan serius mendukung pengembangan smart city di Indonesia. PGN bahkan telah melakukan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam penyediaan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi di Kota Gudeg itu. Dengan kerja sama tersebut, diharapkan lebih banyak masyarakat dan pelaku usaha yang dapat mengakses dan menikmati manfaat gas bumi sebagai energi yang ramah lingkungan, efisien, murah, serta diproduksi di dalam negeri.
Mengutip keterangan resmi yang dipublikasikan PGN, tak hanya untuk sektor rumah tangga, tetapi juga hotel, restoran, hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didorong untuk menggunakan gas bumi dalam operasionalnya. Apalagi, penggunaan gas bumi terbukti lebih efisien dan memberikan banyak manfaat dalam meningkatkan daya saing hotel, restoran, dan UMKM yang telah memanfaatkan gas bumi sebagai energi.
Untuk mendukung pengembangan smart city berbasis energi bersih, PGN juga telah mengembangkan layanan PGN 360 Degree Integrated Solution untuk mengoptimalkan layanan pelanggan. Dengan layanan itu, PGN menghadirkan layanan penggunaan gas bumi dari hulu hingga hilir. Seperti menyediakan gas bumi dalam bentuk compressed natural gas (CNG), jaringan pipa gas bumi, dan LNG yang tersebar di berbagai kota.
Untuk mengembangkan program smartcity yang sekarang banyak dilakukan sejumlah daerah, PGN juga memiliki jasa layanan di bidang jasa telekomunikasi dan ICT, yaitu PT PGAS Telecomunikasi Nusantara (PGASCOM). Anak perusahaan tersebutmelayani kebutuhan jaringan interkoneksi disejumlah wilayah di Indonesia. Sebagai penyedia jaringan fibber optic, PGASCOM telah memiliki pengalaman dan telahmengoperasikan jaringannya mulai dari Singapura dan Jakarta sampai kota-kota besar lainnya di bagian barat Indonesia.
PGASCOM juga memberikan layanan business solution dan managed services yang dapat digunakan oleh semua perusahaan dari kelas korporasi besar hingga skala kecil.
Untuk memperluas akses dan penggunaan gas bumi sebagai energi bersih, PGN juga menggandeng Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI). Kerja sama tersebut meliputi penggunaan dan pembangunan jaringan gas dalam proyek properti anggota REI.Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata mengungkapkan, penggunaan jaringan gas sebagai sumber energi di kawasan perumahan akan memberikan nilai tambah, tidak hanya bagi developer atau pengembang, tetapi juga bagi penghuninya. Dengan adakerja sama tersebut, Eman, sapaan akrab Soelaeman, menilai akan semakin memudahkan pengembang dalam mewujudkan produk perumahan yang hemat energi dan ramah lingkungan dengan pasokan gas bumi yang andal.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menegaskan, penggunaan gas bumi merupakan tuntutan zaman karena gas bumi lebih murah, lebih aman, dan lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya menghadirkan energi bersih. Dalam memenuhi kebutuhan energi nasional, PGN sangat siap membantu mewujudkan industri properti di Tanah Air yang ramah lingkungan.
Tak hanya dengan REI, PGN juga berkolaborasi dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP untuk membangun 500.000 jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga. Melalui program sinergi BUMN membangun negeri, PGN danPTPP akan membangun jaringan gas rumah tangga dalam dua fase. Fase pertama sebanyak 50.000 sambungan rumah tangga (SR) dan dilanjutkan fase kedua 450.000 SR.
Saat ini PGN telah menyalurkan gas bumikepada 177.710 pelanggan rumah tangga diseluruh Indonesia melalui jaringan gas (jargas) rumah tangga. Pelanggan gas bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Jawa Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta,Banten, Jawa Tengah, JawaTimur, Kalimantan Utara, Sorong, dan Papua Barat. (Anton C)
(nfl)