PUPR Luncurkan Sistem Pemetaan Rumah Terdampak Bencana
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan revolusi industri 4.0 ditandai dengan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik, tidak terkecuali memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
"Kita memasuki era kompetisi. Dalam era kompetisi yang sangat terbuka, bukan proteksi yang dikedepankan tapi kompetensi, khususnya dibidang konstruksi. Untuk memenangkan kompetisi global, kita harus lebih cepat, lebih murah dan lebih baik," kata Basuki di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Salah satu inovasi teknologi yang dibuat Kementerian PUPR Satker Kebencanaan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan adalah Sistem Informasi Rumah Masyarakat Terdampak Bencana (Sirumba) untuk pemetaan rumah masyarakat terdampak bencana alam di Indonesia.
Kepala Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hunian di Sulawesi, Dedi Permadi, mengatakan Sirumba adalah sebuah sistim aplikasi berbasis geospasial yang dibangun untuk mendata rumah-rumah masyarakat terdampak bencana.
"Melalui aplikasi tersebut data rumah masyarakat terdampak bencana tidak hanya dikumpulkan secara spasial tapi juga disajikan secara spasial," kata Dedi.
Dedi mengatakan, pendataan pasca bencana alam yang dilakukan di Palu merupakan pilot project untuk Sirumba yang dibangun oleh Penyediaan Perumahan kementerian PUPR.
"Sistem yang kami buat dapat digunakan oleh siapapun dan dapat mengolah berbagai data mulai dari fase mitigasi bencana hingga fase pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi," lanjutnya.
Sirumba diperkenalkan kepada publik melalui kegiatan Bimbingan Teknis Pemetaan Rumah Masyarakat Terdampak Bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Palu berbasis Sistim Informasi Geografis. Kegiatan ini diikuti peserta dari Kementerian PUPR, fasilitator lapangan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan sivitas akademika Universitas Tadulako. Dalam kegiatan bimbingan teknis ini, para peserta juga menguji coba Sirumba.
Untuk menindaklanjuti uji coba tersebut, imbuh Dedi, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menggandeng mahasiswa Universitas Tadulako yang telah mengikuti bimbingan teknis untuk melaksanakan kegiatan pendataan sebagai bentuk partisipatif dalam mitigasi bencana ke depannya.
Para mahasiswa akan melengkapi data yang sudah ada berdasarkan nama dan alamat atau by name by address dengan data-data spasial yang dibutuhkan. Dengan adanya data-data spasial, maka penyajian data dapat dikonversikan dari bentuk tabular menjadi bentuk spasial sehingga pembacaan datanya menjadi lebih mudah.
Diharapkan dengan adanya Sirumba, maka prosedur pendataan bencana yang berlaku saat ini dapat lebih disempurnakan sehingga proses penanggulangan bencana dapat berlangsung dengan lebih efisien. Rencananya sistem ini akan dikembangkan lebih luas lagi untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana di Indonesia.
"Kita memasuki era kompetisi. Dalam era kompetisi yang sangat terbuka, bukan proteksi yang dikedepankan tapi kompetensi, khususnya dibidang konstruksi. Untuk memenangkan kompetisi global, kita harus lebih cepat, lebih murah dan lebih baik," kata Basuki di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Salah satu inovasi teknologi yang dibuat Kementerian PUPR Satker Kebencanaan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan adalah Sistem Informasi Rumah Masyarakat Terdampak Bencana (Sirumba) untuk pemetaan rumah masyarakat terdampak bencana alam di Indonesia.
Kepala Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hunian di Sulawesi, Dedi Permadi, mengatakan Sirumba adalah sebuah sistim aplikasi berbasis geospasial yang dibangun untuk mendata rumah-rumah masyarakat terdampak bencana.
"Melalui aplikasi tersebut data rumah masyarakat terdampak bencana tidak hanya dikumpulkan secara spasial tapi juga disajikan secara spasial," kata Dedi.
Dedi mengatakan, pendataan pasca bencana alam yang dilakukan di Palu merupakan pilot project untuk Sirumba yang dibangun oleh Penyediaan Perumahan kementerian PUPR.
"Sistem yang kami buat dapat digunakan oleh siapapun dan dapat mengolah berbagai data mulai dari fase mitigasi bencana hingga fase pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi," lanjutnya.
Sirumba diperkenalkan kepada publik melalui kegiatan Bimbingan Teknis Pemetaan Rumah Masyarakat Terdampak Bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Palu berbasis Sistim Informasi Geografis. Kegiatan ini diikuti peserta dari Kementerian PUPR, fasilitator lapangan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan sivitas akademika Universitas Tadulako. Dalam kegiatan bimbingan teknis ini, para peserta juga menguji coba Sirumba.
Untuk menindaklanjuti uji coba tersebut, imbuh Dedi, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menggandeng mahasiswa Universitas Tadulako yang telah mengikuti bimbingan teknis untuk melaksanakan kegiatan pendataan sebagai bentuk partisipatif dalam mitigasi bencana ke depannya.
Para mahasiswa akan melengkapi data yang sudah ada berdasarkan nama dan alamat atau by name by address dengan data-data spasial yang dibutuhkan. Dengan adanya data-data spasial, maka penyajian data dapat dikonversikan dari bentuk tabular menjadi bentuk spasial sehingga pembacaan datanya menjadi lebih mudah.
Diharapkan dengan adanya Sirumba, maka prosedur pendataan bencana yang berlaku saat ini dapat lebih disempurnakan sehingga proses penanggulangan bencana dapat berlangsung dengan lebih efisien. Rencananya sistem ini akan dikembangkan lebih luas lagi untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana di Indonesia.
(ven)