Indonesia Targetkan Menjadi Eksportir Ikan Hias Terbesar di Dunia

Sabtu, 30 November 2019 - 13:08 WIB
Indonesia Targetkan...
Indonesia Targetkan Menjadi Eksportir Ikan Hias Terbesar di Dunia
A A A
JAKARTA - Indonesia memiliki potensi ikan hias air tawar yang belum tertandingi di dunia dengan sekitar 1.300 spesies. Meski begitu, saat ini baru terdapat 90 spesies atau 7% dari keseluruhan potensi ikan hias air tawar yang sudah dibudidayakan.

Mahalnya transportasi pengiriman ikan hias, kendala regulasi, berkurangnya ketersediaan ikan hias di alam, dan terbatasnya ketersediaan induk unggul menjadi sejumlah isu utama yang dihadapi oleh para pelaku usaha saat ini.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan pameran ikan hias terbesar di dunia, "Nusantara Aquatic (Nusatic) 2019", di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, yang terbuka untuk umum selama 29 November-1 Desember 2019.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, mengatakan penyelenggaran Nusatic 2019 sebagai pameran ikan hias terbesar di dunia menjadi salah satu trigger untuk mendorong promosi ikan Indonesia di pasar domestik maupun pasar ekspor. "Saya pikir ini penting ya untuk membangkitkan industri perikanan budidaya, khususnya ikan hias," ucapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (30/11/2019).

Menurutnya, ikan hias merupakan komoditi perikanan yang tepat untuk dibudidayakan. Selain mudah, budidaya ikan hias tidak memerlukan wilayah yang begitu luas. Biaya yang diperlukan pun tak begitu besar. Tak kalah penting, pasar ikan hias masih terbuka lebar untuk permintaan domestik maupun ekspor.

"Budidaya ikan hias bisa menambah nilai ekonomi secara lebih cepat. Dari segi hitungan, kalau budidaya ikan hias ini laku di pasaran hasilnya akan lebih besar," tuturnya.

Untuk mendorong hal ini, Menteri Edhy menyatakan KKP akan merangkul seluruh stakeholder budidaya ikan hias. Ia memastikan, komunikasi dua arah dengan stakeholder akan terus dibangun ke depannya. Selain itu, Pemerintah juga akan menyederhakan regulasi-regulasi terkait yang menjadi kendala selama ini.

"Kami harapkan komunikasi ini tidak berhenti sampai seremonial ini saja. Harus terus berlanjut sampai di lapangan. Kami cari solusi untuk masalahnya, termasuk regulasinya, soal aturan-aturannya, dan juga fasilitas yang dibutuhkan," jelasnya.

Edhy pun berjanji akan melakukan terobosan-terobosan untuk mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang selama ini dihadapi oleh para pelaku usaha yaitu mahalnya biaya angkut dan kendala regulasi.

"Tadi ada saya sebutkan yang salah satu paling mahal bagi mereka adalah ongkos mengangkut barangnya. Tidak hanya itu, izin-izin pemindahan juga masih ada keluhan. Misalnya, ada yang melaporkan kalau pindah barang dari Sumatra ke sini mahal dan waktunya lama. Ini akan segera kita terobos," tegas Edhy.

Selain itu, ia menyebut KKP akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk bersama-sama mencari jalan keluarnya. "Kami, pemerintah akan hadir untuk segera melakukan terobosan-terobosan dalam mengurangi hambatan-hambatan yang mengurangi ekonomi biaya tinggi," tambahnya.

Asisten Deputi Sumber Daya Hayati Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Suparman, mengatakan pada 2020, pemerintah menargetkan ekspor perikanan senilai USD6,1 miliar. Ikan hias diharapkan dapat menyumbang sekitar 6%-10% dari total nilai ekspor tersebut.

"Kalau perdagangan ikan hias tahun 2018 itu kurang lebih USD314 juta. Jadi kita berharap Indonesia bisa menyumbang kontribusi lebih besar lagi dari potensi yang ada. Di pameran ini, kita bawa sekitar 15 spesies ikan hias saja kita sudah jadi pameran terbesar di dunia. Padahal kita punya 1.235 spesies. Kalau kita bawa tak sampai 10%-nya saja ke sini, kita bukan lagi jadi yang terbesar tapi super-super besar," ucapnya.

Sebagai informasi, tahun 2018, Indonesia mengekspor 257.862.207 ekor ikan hias. Jepang, Singapura, Amerika Serikat, China, dan Inggris menjadi negara tujuan ekspor utama. Komoditas utama ikan hias air tawar yang diekspor terdiri dari ikan botia, arwana, discus, cupang, dan tiger fish. Sedangkan untuk ikan hias air laut terdiri dari udang hias, angel fish, bintang laut, dan invertebrata hias.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyatakan akan mendukung upaya pemerintah untuk mengembangkan industri ikan hias. Bukan tanpa sebab, ia menilai bahwa industri ikan hias dapat mengembangkan potensi industri rumahan sehingga meningkatkan pelaku UMKM.

"Kami bahkan sudah melakukan pembinaan di Lapas Jambe untuk jadi pusat pembibitan ikan koi. Kita juga mengembangkan agrobisnis di wilayah ini," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1909 seconds (0.1#10.140)