Edhy Prabowo: Sektor Budidaya Perikanan Belum Tergarap Optimal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengutarakan keseriusannya membangun sektor perikanan budidaya nasional kepada tim UN Industrial Development Organisation (UNIDO), dalam pertemuan virtual. Konsep pembangunan yang diusung yakni menyeimbangkan aspek ekonomi dan keberlanjutan.
Edhy mengungkapkan, perikanan budidaya di Indonesia masih belum tergarap optimal, baik dari sisi pengelolaan maupun hasilnya. Khususnya lahan-lahan budidaya yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat.
"Beberapa hari lalu saya baru melakukan kunjungan kerja di Pulau Sulawesi. Di sana, satu keluarga bisa memiliki 4 sampai 5 haktare tambak udang, namun hasilnya hanya 1 sampai 2 ton saja per tahun. Sedangkan tambak yang dikelola secara modern dengan sistem intensifikasi, per haktarenya bisa menghasilkan 5 sampai 6 ton," ujar Edhy dalam keterangan resminya, Rabu (17/6/2020).
( )
Berkaca dari kondisi tersebut, Edhy menginginkan tambak-tambak di Indonesia dikelola secara modern dengan lahan yang tak begitu luas, namun hasil produksinya lebih banyak. Ia pun berharap UNIDO memberi dukungan kepada KKP dalam menerapkan konsep budidaya modern tersebut.
Menurutnya, penggunaan lahan yang lebih sedikit, namun hasil panennya lebih banyak akan mendorong keberlanjutan. Sisa lahan dapat dipakai untuk menanam mangrove dan pohon vegetasi pantai sehingga kondisi alam tetap terjaga. Sejalan dengan itu, masyarakat dapat menggunakan area mangrove untuk berbudidaya udang lokal dan kepiting sehingga aspek ekonomi tetap didapat. "Produktivitasnya dapat, keberlanjutannya juga dapat," ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Edhy juga mengutarakan optimisme bahwa sektor kelautan dan perikanan Indonesia mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Semua sektor di bawah kementeriannya terus berproduksi, baik perikanan tangkap maupun budidaya.
"Ini adalah waktu yang sulit bagi semua negara di dunia, karena itu kami berjuang mengatasinya. Saya percaya dengan kerja sama yang baik, kita bisa mengatasi hambatan dan terus bereksplorasi. Kolaborasi dengan lembaga internasional dan komunitas investasi juga penting untuk memastikan keberlanjutan sektor ini," pungkas Edhy.
Edhy mengungkapkan, perikanan budidaya di Indonesia masih belum tergarap optimal, baik dari sisi pengelolaan maupun hasilnya. Khususnya lahan-lahan budidaya yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat.
"Beberapa hari lalu saya baru melakukan kunjungan kerja di Pulau Sulawesi. Di sana, satu keluarga bisa memiliki 4 sampai 5 haktare tambak udang, namun hasilnya hanya 1 sampai 2 ton saja per tahun. Sedangkan tambak yang dikelola secara modern dengan sistem intensifikasi, per haktarenya bisa menghasilkan 5 sampai 6 ton," ujar Edhy dalam keterangan resminya, Rabu (17/6/2020).
( )
Berkaca dari kondisi tersebut, Edhy menginginkan tambak-tambak di Indonesia dikelola secara modern dengan lahan yang tak begitu luas, namun hasil produksinya lebih banyak. Ia pun berharap UNIDO memberi dukungan kepada KKP dalam menerapkan konsep budidaya modern tersebut.
Menurutnya, penggunaan lahan yang lebih sedikit, namun hasil panennya lebih banyak akan mendorong keberlanjutan. Sisa lahan dapat dipakai untuk menanam mangrove dan pohon vegetasi pantai sehingga kondisi alam tetap terjaga. Sejalan dengan itu, masyarakat dapat menggunakan area mangrove untuk berbudidaya udang lokal dan kepiting sehingga aspek ekonomi tetap didapat. "Produktivitasnya dapat, keberlanjutannya juga dapat," ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Edhy juga mengutarakan optimisme bahwa sektor kelautan dan perikanan Indonesia mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Semua sektor di bawah kementeriannya terus berproduksi, baik perikanan tangkap maupun budidaya.
"Ini adalah waktu yang sulit bagi semua negara di dunia, karena itu kami berjuang mengatasinya. Saya percaya dengan kerja sama yang baik, kita bisa mengatasi hambatan dan terus bereksplorasi. Kolaborasi dengan lembaga internasional dan komunitas investasi juga penting untuk memastikan keberlanjutan sektor ini," pungkas Edhy.
(akr)