Staf Khusus Presiden Putri Tanjung Berbagi Enam Langkah Kunci Inovasi

Selasa, 03 Desember 2019 - 04:13 WIB
Staf Khusus Presiden...
Staf Khusus Presiden Putri Tanjung Berbagi Enam Langkah Kunci Inovasi
A A A
JAKARTA - Staf Khusus (stafsus) Presiden dari kalangan milenial Putri Indahsari Tanjung berbagi pengalaman dalam berinovasi dalam Talkshow Milennial bertajuk Creativity, Innovation and Entrepreneurship. Acara yang merupakan Rangkaian Peringatan Hari Bakti PU ke-74, dihadiri oleh para pimpinan tinggi madya dan pratama Kementerian PUPR serta ratusan generasi milenial PUPR

Putri terpilih menjadi Staf Khusus Presiden termuda pada usia 23 tahun karena pengalamannya menjadi motivator dan penggiat kegiatan kreatif kaum milenial sejak umur 15 tahun. Sebelum menjadi Staf Khusus Presiden, Putri dikenal sebagai enterpreneur dan pendiri Creativepreneur Event Creator yang kerap membuat acara bertemakan anak muda dan kewirausahaan dengan konsep khas milenial.

Dalam talkshow tersebut, Putri mengatakan, generasi milenial harus kreatif, inovatif, dan kolaboratif, yang semuanya bermuara pada perubahan pola pikir (mindset). Menurutnya, inovasi merupakan proses yang terus berlanjut dan terus berkembang setiap detiknya di era digital.

"Ada enam langkah kunci inovasi, yakni identifikasi permasalahan (identifiy), mencari alternatif ide (ignite), lalu dipelajari rencana/ide mana yang paling efektif (investigate). Setelah dipelajari dan dipilih, maka harus diikuti dengan investasi (invest) untuk diterapkan (implement), serta kemudian terus dikembangkan (improve)," kata Putri.

Senada dengan pernyataan Putri, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan untuk bisa bersaing generasi milenial harus mempunyai pola pikir yang adaptif (agile mindset) untuk mengkomunikasikan secara jelas visi yang ingin dicapai, mengembangkan hasil kerja, dan bertindak sebagai agen perubahan (catalyze change) dalam suatu organisasi.

Tak hanya di dunia kewirausahaan, menurut Basuki semua langkah inovasi tersebut juga diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan di Kementerian PUPR. "Dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur, juga diawali dengan identifikasi masalah yang berupa usulan. Sebagai contoh di Provinsi NTT dibutuhkan air untuk mendukung ketahanan pangan, maka harus dicari alternatif solusi apakah lewat air tanah, bendungan atau embung. Kita pelajari, pilih metode yang terbaik, lalu baru kita berinvestasi dengan pembangunan dan terus melakukan improvisasi," tutup Basuki.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2163 seconds (0.1#10.140)