Gunakan Skema DFC, Pertamina Kebut Pembangunan RDMP RU VI Balongan

Rabu, 04 Desember 2019 - 10:12 WIB
Gunakan Skema DFC, Pertamina Kebut Pembangunan RDMP RU VI Balongan
Gunakan Skema DFC, Pertamina Kebut Pembangunan RDMP RU VI Balongan
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menandatangani kontrak pengadaan Dual Feed Competition (DFC) Refinery Development Master Plan (RDMP) RU VI Balongan Phase I di Kantor Pusat Pertamina pada Selasa (3/12) lalu. Dual FEED Competition merupakan strategi kontrak yang menandingkan dua atau lebih praktik Front End Engineering Design atau FEED dimana nantinya kontrak Engineering Procurement, dan Construction (EPC) akan diberikan kepada pemenang FEED tersebut.

Penandatangan dilakukan oleh Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang bersama Direktur dari Konsorsium RRE dan Konsorsium JSW disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama.

Adapun Konsorsium REE terdiri dari PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International. Sementara konsorsium JSW terdiri dari JGC Indonesia, PT Synergy Engineering, dan PT Wijaya Karya. Kedua konsorsium ini akan berkompetisi membuat Front End Engineering, Designn terbaik yang akan diimplementasikan pada proyek RDMP RU VI Balongan Phase 1.
"Senang sekali kita baru saja melihat penandatanganan yang menjadi sejarah bagi Pertamina dan Indonesia. Baru kali ini, pertama kali dalam pembangunan kilang memakai skema ini, agar membangun kilang lebih cepat," ujar Nicke daloam keterangan resminya, Rabu (4/12/2019).
Dengan skema ini, lanjut ia, RDMP RU VI Balongan phase 1 bisa selesai lebih cepat yaitu menjadi 2,5 tahun. Nicke meyakini langkah ini bisa memberikan performance yang baik.

"Prosesnya ini cukup challenging dan ketat, kita mulai dari Balongan dan akan diterapkan di kilang selanjutnya. Tahap kedua yaitu Balikpapan kemudian Plaju, Dumai, dan Cilacap. Kita juga akan lakulan ke kilang lainnya. Sekali lagi selamat kepada kedua konsorsium yang sudah terpilih," ungkapnya.

Sementara, Ignatius mengungkapkan, pengenalan konsep DFC di Pertamina ini berawal dari gagasan luar biasa yang dicetuskan oleh Tanri Abeng dan Archandra Tahar pada tahun 2017.

"Implementasi DFC adalah salah satu upaya akselerasi pelaksanaan penugasan proyek pengembangan kilang Pertamina, dan untuk memastikan DFC ini merupakan best practice yang telah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan ternama, telah dilakulan roadshow ke beberapa reputable EPC Company di Eropa dan Amerika oleh BOD dan BOC pada bulan Juni 2019, yang ditindaklanjuti dengan penyusunan sistem tata kerja di internal Pertamina terkait DFC," jelasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6722 seconds (0.1#10.140)