Indonesia Bisa Turunkan Biaya Logistik 5% dalam 5 Tahun ke Depan
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya mengatakan, Indonesia mampu menurunkan biaya logistik hingga 5% pada 3-5 tahun ke depan. Dengan catatan, perusahaan pelat merah Pelindo berada dalam satu holding besar. Jika itu terwujud, kata dia, bisa dipastikan pelabuhan Indonesia akan menjadi pelabuhan kelas dunia yang digandrungi di kawasan global.
Akan tetapi untuk menuju ke arah sana banyak hal yang perlu dikerjakan. Pertama adalah menciptakan standardisasi. Dengan standardisasi pada satu holding Pelindo maka terdapat kekuatan keuangan yang besar, sistem operasional diciptakan maka bisa dipastikan biaya logistik akan murah.
Implementasi tersebut butuh waktu 3-5 tahun ke depan. “Semua sistem diperbaharui dan bisa diakses oleh seluruh pelaku dalam ekosistem pelabuhan,” ungkap Elvyn di Jakarta, Sabtu (7/12/2019).
Untuk bisa memahami sistem tersebut, para pelaku atau pemain di sektor perdagangan harus memiliki pengalaman. “Misalnya, dulu kita mau ekspor barang dari Semarang ke USA lewat Singapura. Sekarang coba lewat Jakarta, lebih murah mana lewat Jakarta atau Singapura. Ketika pemilik barang dapat experience lewat Jakarta lebih murah lewat Jakarta pasti dia akan merasakan,” tuturnya.
Elvyn menambahkan bahwa untuk menuju cita-cita tersebut hal yang paling utama harus dilakukan adalah adanya kesepahaman pemikiran dari regulator. “Setelah itu baru kita bikin kesepahaman dengan pelaku atau pengguna jasa mengenai aturan main. Dan ini semua dibutuhkan effort yang cukup kuat untuk menyosialisasikan sehingga semua punya pemahaman yang sama,” ucapnya.
Dia optimistis, jika para pelaku dan pengguna jasa sudah memiliki kesepahaman dan pemikiran yang sama maka bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara Poros Maritim Dunia.
Akan tetapi untuk menuju ke arah sana banyak hal yang perlu dikerjakan. Pertama adalah menciptakan standardisasi. Dengan standardisasi pada satu holding Pelindo maka terdapat kekuatan keuangan yang besar, sistem operasional diciptakan maka bisa dipastikan biaya logistik akan murah.
Implementasi tersebut butuh waktu 3-5 tahun ke depan. “Semua sistem diperbaharui dan bisa diakses oleh seluruh pelaku dalam ekosistem pelabuhan,” ungkap Elvyn di Jakarta, Sabtu (7/12/2019).
Untuk bisa memahami sistem tersebut, para pelaku atau pemain di sektor perdagangan harus memiliki pengalaman. “Misalnya, dulu kita mau ekspor barang dari Semarang ke USA lewat Singapura. Sekarang coba lewat Jakarta, lebih murah mana lewat Jakarta atau Singapura. Ketika pemilik barang dapat experience lewat Jakarta lebih murah lewat Jakarta pasti dia akan merasakan,” tuturnya.
Elvyn menambahkan bahwa untuk menuju cita-cita tersebut hal yang paling utama harus dilakukan adalah adanya kesepahaman pemikiran dari regulator. “Setelah itu baru kita bikin kesepahaman dengan pelaku atau pengguna jasa mengenai aturan main. Dan ini semua dibutuhkan effort yang cukup kuat untuk menyosialisasikan sehingga semua punya pemahaman yang sama,” ucapnya.
Dia optimistis, jika para pelaku dan pengguna jasa sudah memiliki kesepahaman dan pemikiran yang sama maka bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara Poros Maritim Dunia.
(ind)