Jokowi Minta Pertanian dan Perikanan Fokus Kembangkan Nilai Tambah
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya sektor pertanian dan perikanan. Dia mengatakan kedua sektor ini sangat strategis karena tidak hanya sebagai penyedia bahan pangan tapi juga menampung tenaga kerja yang besar.
“Memiliki kontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan rakyat dan menekan angka kemiskinan, karena itu harus ada langkah langkah terobosan agar kedua sektor ini tumbuh lebih besar lagi dan menjadi motor penggerak ekonomi kita,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Jokowi meminta agar sektor-sektor ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi semata. Namun juga memberikan nilai tambah terhadap hasil produksi tersbeut.
“Petani dan nelayan perlu keluar dari aktivitas on farm menuju ke off farm dengan memberikan nilai tambah aktivitas usaha tani dan perikanannya, melalui pengolahan produk pertanian dan perikanan maupun pengembangan usaha berbasis pertanian dan perikanan,” ungkapnya.
Maka dari itu, Jokowi menilai para petani dan nelayan memerlukan skema pembiayaan dan juga mendapatkan pendampingan. Untuk hal ini Jokowi menyebut kredit usaha rakyat (KUR) bisa masuk ke area ini. Untuk tahun depan plafon anggaran KUR yang disediakan sebesar Rp190 triliun dengan bunga 6%.
“Saya sudah perintahkan KUR agar didesain skema-skema khusus per klaster sehingga sesuai kebutuhan grace period, produksi klaster pertanian maupun perikanan. Tapi pembiayaan harus diikuti dengan pendampingan baik dalam pengelolaan keuangan, membuat kemasan baik, packaging yang baik, branding baik, dan juga marketing yang baik,” paparnya.
Lebih lanjut dia juga mendorong UMKM, para petani dan nelayan berkolaborasi. Dengan begitu memiliki skala ekonomi yang besar. “Sehingga dalam korporasi nanti petani dan nelayan bisa lebih efektif dalam mendapatkan bahan baku, mengakses modal kerja dan investasi. Juga dalam melakukan upaya untuk memasarkan produk mereka agar bisa masuk ke supply chain nasional maupun global,” pungkasnya.
“Memiliki kontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan rakyat dan menekan angka kemiskinan, karena itu harus ada langkah langkah terobosan agar kedua sektor ini tumbuh lebih besar lagi dan menjadi motor penggerak ekonomi kita,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Jokowi meminta agar sektor-sektor ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi semata. Namun juga memberikan nilai tambah terhadap hasil produksi tersbeut.
“Petani dan nelayan perlu keluar dari aktivitas on farm menuju ke off farm dengan memberikan nilai tambah aktivitas usaha tani dan perikanannya, melalui pengolahan produk pertanian dan perikanan maupun pengembangan usaha berbasis pertanian dan perikanan,” ungkapnya.
Maka dari itu, Jokowi menilai para petani dan nelayan memerlukan skema pembiayaan dan juga mendapatkan pendampingan. Untuk hal ini Jokowi menyebut kredit usaha rakyat (KUR) bisa masuk ke area ini. Untuk tahun depan plafon anggaran KUR yang disediakan sebesar Rp190 triliun dengan bunga 6%.
“Saya sudah perintahkan KUR agar didesain skema-skema khusus per klaster sehingga sesuai kebutuhan grace period, produksi klaster pertanian maupun perikanan. Tapi pembiayaan harus diikuti dengan pendampingan baik dalam pengelolaan keuangan, membuat kemasan baik, packaging yang baik, branding baik, dan juga marketing yang baik,” paparnya.
Lebih lanjut dia juga mendorong UMKM, para petani dan nelayan berkolaborasi. Dengan begitu memiliki skala ekonomi yang besar. “Sehingga dalam korporasi nanti petani dan nelayan bisa lebih efektif dalam mendapatkan bahan baku, mengakses modal kerja dan investasi. Juga dalam melakukan upaya untuk memasarkan produk mereka agar bisa masuk ke supply chain nasional maupun global,” pungkasnya.
(ind)