Tambah Produksi Migas, Pertamina Bidik Abu Dhabi
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina sedang menjajaki akuisisi blok migas yang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan rencana akusisi itu adalah wilayah kerja (WK) migas yang sudah berproduksi milik Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan Mubadala.
Akuisisi blok migas di luar negeri merupakan upaya Pertamina menambah produk migas. Selain itu, perusahaan meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah kerja baru dan menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk menaikkan produksi di blok migas eksisting.
"Akuisisi luar negeri, kami fokus ke wilayah kerja yang produksi untuk mengurangi risiko. Ini sudah kami jajaki di Abu Dhabi, kami coba masuk," kata Nicke di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Nicke menekankan bahwa mulai saat ini, Pertamina akan melibatkan Kejaksaan Agung untuk merealisasikan berbagai rencana kerjasamanya. Utamanya untuk kerjasama dengan luar negeri, terutama di blok migas produksi.
"Kita kerja sama dengan aparat penegak hukum dari tahap perencanaan. Jangan sampa ada hal-hal yang terlewat," ucapnya.
Dia menambahkan, Pertamina terus berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai proyek yang tengah dikerjakannya.
"Pekerjaan EPC sudah mulai dilakukan. Di Balongan, kita lakukan skema yang berbeda dengan yang sudah-sudah, yakni pembuatan feed dan EPC dilakukan bersama-sama," paparnya.
Selain itu, proyek green refinery di kilang Dumai dan Plaju masih terus diupayakan, di mana saat ini metode co processing sudah mencapai 20%. Sementara, pembangunan kilang baru alias Grass Root Refinery (NGRR) di Bontang masih mencari opsi lain untuk mempercepat realisasi proyek tersebut.
Akuisisi blok migas di luar negeri merupakan upaya Pertamina menambah produk migas. Selain itu, perusahaan meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah kerja baru dan menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk menaikkan produksi di blok migas eksisting.
"Akuisisi luar negeri, kami fokus ke wilayah kerja yang produksi untuk mengurangi risiko. Ini sudah kami jajaki di Abu Dhabi, kami coba masuk," kata Nicke di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Nicke menekankan bahwa mulai saat ini, Pertamina akan melibatkan Kejaksaan Agung untuk merealisasikan berbagai rencana kerjasamanya. Utamanya untuk kerjasama dengan luar negeri, terutama di blok migas produksi.
"Kita kerja sama dengan aparat penegak hukum dari tahap perencanaan. Jangan sampa ada hal-hal yang terlewat," ucapnya.
Dia menambahkan, Pertamina terus berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai proyek yang tengah dikerjakannya.
"Pekerjaan EPC sudah mulai dilakukan. Di Balongan, kita lakukan skema yang berbeda dengan yang sudah-sudah, yakni pembuatan feed dan EPC dilakukan bersama-sama," paparnya.
Selain itu, proyek green refinery di kilang Dumai dan Plaju masih terus diupayakan, di mana saat ini metode co processing sudah mencapai 20%. Sementara, pembangunan kilang baru alias Grass Root Refinery (NGRR) di Bontang masih mencari opsi lain untuk mempercepat realisasi proyek tersebut.
(ven)