Kejar Pertumbuhan Pembiayaan, BRI Syariah Gandeng Investree
A
A
A
JAKARTA - PT BRI Syariah Tbk (BRIS) kembangkan sinergi dengan fintech-marketplace lending demi menggenjot pertumbuhan pembiayaan. Perseroan menggandeng Investree (PT Investree Radhika Jaya) untuk penyaluran pendanaan mencapai Rp50 miliar untuk pembiayaan tahap awal.
Perseroan telah menandatangani penyaluran pendanaan untuk pinjaman melalui platform Investree. Direktur Bisnis Ritel BRIS Fidri Arnaldy dan Co-Founder& CEO Investree Adrian Gunadi menandatangani nota kesepahaman tersebut dalam acara Investree Conference (i-Con) 2019 yang digelar di Jakarta, kemarin.
Direktur Bisnis Ritel BRIS Fidri Arnaldy mengatakan, pihaknya tidak akan menjadikan fintech sebagai pesaing bank. Fintech dapat melengkapi fungsi perbankan melayani masyarakat. BRIS ingin membantu pelaku UKM atau badan usaha lainnnya untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. "Jika BRI Syariah bekerja sama dengan Investree kami optimistis dapat menjangkau UKM yang selama ini belum terakses oleh kami. Sebagai awal kami salurkan Rp50 miliar lalu nanti kita evaluasi karena ini yang pertama kali di Indonesia," ujar Fidri di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, tujuan kerja sama ini adalah memberikan kecepatan, kemudahan dan kenyamanan bagi pelaku UKM untuk mengakses pembiayaan. Di samping itu, dengan kerjasama ini BRIsyariah akan memperkuat ekosistem ekonomi halal menuju digital. Pihaknya optimistis kerja sama ini akan menarik segmen masyarakat syariah khususnya pelaku UKM.
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi menambahkan, pihaknya menyambut kerja sama dengan BRIsyariah ini dengan penuh semangat serta antusiasme tinggi. Selain dapat menjadi mitra BRI Syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada UKM-UKM yang sedang berkembang di seluruh Indonesia, semangat yang Investree dan BRIsyariah usung juga sama yaitu menguatkan ekosistem digital dan perekonomian umat.
"Saat ini kontribusi syariah 10% dari total dana yang sudah disalurkan atau sekitar Rp200 miliar. Ini akan butuh penyesuaian dan akan dievaluasi lagi untuk teknis operasionalnya. Tapi permintaannya sangat tinggi," kata Adrian.
Dia mengatakan, untuk program percobaan akan dilakukan selama 3 bulan dan akan dikaji khususnya untuk alur kerjanya. Butuh dukungan dana institusi UKM yang butuh dana karena menggunakan e-procurement dan LKPP. Segmen tersebut sangat besar potensinya. Segmen UKM juga diyakini akan memilih produk syariah dengan syarat harga yang kompetitif dan akses melalui digital. (Hafid Fuad)
Perseroan telah menandatangani penyaluran pendanaan untuk pinjaman melalui platform Investree. Direktur Bisnis Ritel BRIS Fidri Arnaldy dan Co-Founder& CEO Investree Adrian Gunadi menandatangani nota kesepahaman tersebut dalam acara Investree Conference (i-Con) 2019 yang digelar di Jakarta, kemarin.
Direktur Bisnis Ritel BRIS Fidri Arnaldy mengatakan, pihaknya tidak akan menjadikan fintech sebagai pesaing bank. Fintech dapat melengkapi fungsi perbankan melayani masyarakat. BRIS ingin membantu pelaku UKM atau badan usaha lainnnya untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. "Jika BRI Syariah bekerja sama dengan Investree kami optimistis dapat menjangkau UKM yang selama ini belum terakses oleh kami. Sebagai awal kami salurkan Rp50 miliar lalu nanti kita evaluasi karena ini yang pertama kali di Indonesia," ujar Fidri di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, tujuan kerja sama ini adalah memberikan kecepatan, kemudahan dan kenyamanan bagi pelaku UKM untuk mengakses pembiayaan. Di samping itu, dengan kerjasama ini BRIsyariah akan memperkuat ekosistem ekonomi halal menuju digital. Pihaknya optimistis kerja sama ini akan menarik segmen masyarakat syariah khususnya pelaku UKM.
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi menambahkan, pihaknya menyambut kerja sama dengan BRIsyariah ini dengan penuh semangat serta antusiasme tinggi. Selain dapat menjadi mitra BRI Syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada UKM-UKM yang sedang berkembang di seluruh Indonesia, semangat yang Investree dan BRIsyariah usung juga sama yaitu menguatkan ekosistem digital dan perekonomian umat.
"Saat ini kontribusi syariah 10% dari total dana yang sudah disalurkan atau sekitar Rp200 miliar. Ini akan butuh penyesuaian dan akan dievaluasi lagi untuk teknis operasionalnya. Tapi permintaannya sangat tinggi," kata Adrian.
Dia mengatakan, untuk program percobaan akan dilakukan selama 3 bulan dan akan dikaji khususnya untuk alur kerjanya. Butuh dukungan dana institusi UKM yang butuh dana karena menggunakan e-procurement dan LKPP. Segmen tersebut sangat besar potensinya. Segmen UKM juga diyakini akan memilih produk syariah dengan syarat harga yang kompetitif dan akses melalui digital. (Hafid Fuad)
(nfl)