RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Pengembangan Kendaraan Listrik

Sabtu, 14 Desember 2019 - 12:52 WIB
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Pengembangan Kendaraan Listrik
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Pengembangan Kendaraan Listrik
A A A
JAKARTA - Indonesia dan Jepang terus menjalin kerja sama dalam upaya pengembangan industri automotif, termasuk mendorong percepatan produksi kendaraan yang ramah lingkungan. Langkah strategis ini diwujudkan melalui sinergi antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Perindustrian (Ministry of Economy, Trade and Industry/METI) Jepang.

"Mereka memberikan gambaran tentang pengembangan industri kendaraan listrik. Adapun yang kami bahas, antara lain mengenai kebijakan pengembangan industri otomotif kedua negara. Selain itu, tren dan aktivitas penggunaan kendaraan listrik serta pengembangan baterai di dunia," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto pada acara The 2nd Indonesia-Japan Automotive Dialogue di Bali, melalui siaran pers, Sabtu (14/12/2019).

Dirjen ILMATE menjelaskan, pelaksanaan kegiatan tersebut guna saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai standardisasi dan regulasi teknis yang diimplementasikan di kedua negara. Salah satunya adalah pemanfaatan energi baru terbarukan.

"Kami juga mendapatkan input dari mereka khususnya untuk implementasi B30. Misalnya, mereka memberikan masukan tentang bagaimana mendapatkan fuel yang berkualitas lebih baik. Contohnya, campuran Fatty Acid Methyl Ester (FAME)-nya itu ada proses lanjutan, sehingga akan menghasilkan proses hydrogenated vegetable oil," ujarnya.

Bahkan, lanjut Harjanto, kedua belah pihak membicarakan terkait perkembangan investasi dan insentif untuk pengembangan industri kendaraan listrik. Apalagi, Indonesia-Jepang telah lama menjadi mitra strategis dalam menjalin kerja sama ekonomi.

Di sektor alat transportasi, Jepang merupakan investor terbesar di Indonesia sampai dengan triwulan III/2019, dengan nilai sebesar Rp7,46 triliun. Di sektor automotif, Jepang juga adalah salah satu kisah sukses dari para investor yang ingin terus menanamkan modalnya di Tanah Air, di mana produsen automotif Jepang berskala global telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

"Kami sampaikan, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Perpres No 55 tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019, yang bertujuan mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik. Kami jelaskan secara komprehensif kepada mereka, sehingga bisa mendapatkan pemahaman yang jelas," paparnya.

Harjanto menambahkan, guna menarik investor dalam pengembangan kendaraan listrik ini, pemerintah Indonesia akan memfasilitasi pemberian insentif fiskal seperti tax holiday. "Di antaranya kami fokus membidik investasi untuk pembuatan baterai, electric motor, dan power control unit, yang menjadi tiga komponen utamanya. Insentif tersebut diberikan sepanjang investasi mereka sekitar USD50 juta atau mereka melakukan proses industrialisasi di dalam negeri," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika menyampaikan, pihaknya sedang ditugaskan untuk menyusun empat Peraturan Menteri Perindustrian. Ini sebagai regulasi turunan pada Perpres No 55/2019 tentang tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

"Aturan tersebut antara lain terkait roadmap industri kendaraan di dalam negeri serta fasilitasi tentang skema CKD, IKD dan part by part," ungkapnya. Putu pun mengemukakan, dalam upaya mengakselerasi produksi kendaraan listrik, pemerintah menargetkan pada tahun 2022 Indonesia mampu memproduksi baterai untuk kendaraan listrik.

"Sudah banyak investor yang komitmen ingin memproduksinya, termasuk bahan bakunya. Untuk itu, kami akan mempercepat menyusun aturan-aturannya. Kami juga mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk transportasi umum," tandasnya.

Potensi industri automotif di Indonesia saat ini, ditopang melalui 18 pabrikan kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang telah beroperasi dengan kapasitas produksi mencapai 2,26 juta unit per tahun dan jumlah tenaga kerja sebanyak 38.000 orang.
Dari sisi produksi dan penjualan automotif nasional, pada 2013 hingga 2018 telah mencapai rata-rata di atas 1,2 juta unit per tahun. Hal ini tentunya banyak industri komponen lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi tersebut.
"Dengan tren industri mobil listrik di kancah global, Indonesia menargetkan produksi mobil bertenaga listrik bisa mencapai 20% dari total produksi pada tahun 2025. Artinya, nanti ada 400.000 unit," ujar Putu.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5978 seconds (0.1#10.140)