3,5 Juta Warung Tradisional Diminta Bergerak Bersama dalam Satu Ekosistem
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, mendorong warung tradisional yang saat ini berjumlah 3,5 juta, untuk bergerak bersama dalam satu ekosistem. Dengan demikian, usaha mikro bisa memberi dampak luar biasa bagi perekonomian nasional.
"Warung tradisional menghadapi tantangan berat, bukan hanya tuntutan serba ada seperti ritel modern, namun warung juga harus mulai serba pintar. Untuk bisa pintar, warung harus dibangun konektivitasnya sehingga bisa masuk dalam supply chain, sehingga bisa mendapatkan perlakuan sama dalam pengadaan barang misalnya," ujar Teten Masduki di Jakarta, Minggu (15/12/2019).
Menteri Teten menjelaskan, strategi Kemenkop dan UKM dalam mendorong UMKM antara lain dengan memperluas pasar melalui digitalisasi.
"Memang tidak semua warung cocok dengan digitalisasi. Namun saya melihat banyak UMKM anak muda yang memiliki produk-produk bagus bahkan potensial untuk ekspor. Mereka ini akan kita dorong terus agar bisa go international," ujarnya.
Teten menegaskan, selain memperkuat pasar dalam negeri, UMKM juga harus mampu meningkatlan kontribusinya untuk ekspor. "Saat ini kontribusi UMKM untuk ekspor masih sekitar 14,5%. China sudah 70%, Korea Selatan 59%, Jepang 55% dan Thailand 35%. Artinya, UMKM kita juga bisa seperti mereka, kita dorong UMKM untuk bisa go global," terangnya.
Menurut Menkop dan UKM, ada banyak komoditi unggulan yang bisa diekspor, tinggal bagaimana menghubungkannya dengan pasar. Kemenkop dan UKM juga siap membantu UMKM yang potensial ekspor, melalaui berbagai pembinaan pengemasan maupun branding yang melibatkan anak-anak muda kreatif.
Acara yang diikuti juragan warung pintar se Jabodetabek itu juga dihadiriCEO tokopedia William Tanuwijaya, CEO Warung Pintar Agung Hadinegoro, Founder SAHARA Shamila Yahya, Presiden Direktur OVO Karaniya dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
"Warung tradisional menghadapi tantangan berat, bukan hanya tuntutan serba ada seperti ritel modern, namun warung juga harus mulai serba pintar. Untuk bisa pintar, warung harus dibangun konektivitasnya sehingga bisa masuk dalam supply chain, sehingga bisa mendapatkan perlakuan sama dalam pengadaan barang misalnya," ujar Teten Masduki di Jakarta, Minggu (15/12/2019).
Menteri Teten menjelaskan, strategi Kemenkop dan UKM dalam mendorong UMKM antara lain dengan memperluas pasar melalui digitalisasi.
"Memang tidak semua warung cocok dengan digitalisasi. Namun saya melihat banyak UMKM anak muda yang memiliki produk-produk bagus bahkan potensial untuk ekspor. Mereka ini akan kita dorong terus agar bisa go international," ujarnya.
Teten menegaskan, selain memperkuat pasar dalam negeri, UMKM juga harus mampu meningkatlan kontribusinya untuk ekspor. "Saat ini kontribusi UMKM untuk ekspor masih sekitar 14,5%. China sudah 70%, Korea Selatan 59%, Jepang 55% dan Thailand 35%. Artinya, UMKM kita juga bisa seperti mereka, kita dorong UMKM untuk bisa go global," terangnya.
Menurut Menkop dan UKM, ada banyak komoditi unggulan yang bisa diekspor, tinggal bagaimana menghubungkannya dengan pasar. Kemenkop dan UKM juga siap membantu UMKM yang potensial ekspor, melalaui berbagai pembinaan pengemasan maupun branding yang melibatkan anak-anak muda kreatif.
Acara yang diikuti juragan warung pintar se Jabodetabek itu juga dihadiriCEO tokopedia William Tanuwijaya, CEO Warung Pintar Agung Hadinegoro, Founder SAHARA Shamila Yahya, Presiden Direktur OVO Karaniya dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
(ven)