Makin Agresif Ekspansi ke Luar Negeri, Dirut Pertamina Hindari Jeratan Hukum

Senin, 16 Desember 2019 - 17:23 WIB
Makin Agresif Ekspansi ke Luar Negeri, Dirut Pertamina Hindari Jeratan Hukum
Makin Agresif Ekspansi ke Luar Negeri, Dirut Pertamina Hindari Jeratan Hukum
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) ke depan akan semakin agresif melakukan akuisisi ladang minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri dalam rangka menggenjot produksi. Namun Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meminta pemerintah untuk memberikan kepastian hukum supaya terhindar dari jeratan hukum seperti yang dialami dirut sebelumya yakni Karen Agustiawan terkait merger dan akuisisi (M&A) di Blok Baske Manta Gummy (BMG) Australia.

Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng penegak hukum guna mengawal proses M&A di luar negeri. “Saat ini kita sedang menjajaki dan mencoba masuk di Abu Dhabi. Kita juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum dari tahap perencanaan. Jangan sampai ada hal hal yang terlewat,” jelas Nicke Widyawati, di Jakarta, Senin (16/12/2019).

Kegiatan akuisisi blok migas di luar negeri merupakan kesiapan perusahaan dalam merespons keinginan pemerintah. Menurut dia saat ini Pertamina sedang menjajaki blok migas di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk diakuisisi. “Akuisisi luar negeri kami fokus wilayah kerja yang sudah berproduksi untuk mengurangi risiko,” paparnya.

Tidak hanya itu, untuk menggenjot produksi migasnya perseroan juga berupaya secara agresif melakukan eksplorasi di blok migas baru. Selain itu, pihaknya juga fokus menerapkan teknologi injeksi (Enhanced Oil Recovery/EOR). “Chemical Inejction itu kita lakukan untuk meningkatkan produksi pada wilayah kerja eksisting,” kata dia.

Berdasarkan laporan Pertamina Pertamina, tahun depan perseroan menganggarkan capex sebesar USD 3,72 miliar untuk menggarap sektor hulu migas. Adapun jumlah setara dengan 60% dari total investasi Pertamina pada 2020. Dari investasi hulu tersebut, sebesar USD3,57 miliar akan dikucurkan untuk pengembangan bisnis hulu migas dari aset yang telah dimiliki Pertamina atau secara organik. Sementara sebesar USD150 juta untuk pengembangan hulu migas secara anorganik.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0546 seconds (0.1#10.140)