Startup Aplikasi Pembayaran Netzme Targetkan IPO Awal 2020

Kamis, 26 Desember 2019 - 18:38 WIB
Startup Aplikasi Pembayaran Netzme Targetkan IPO Awal 2020
Startup Aplikasi Pembayaran Netzme Targetkan IPO Awal 2020
A A A
JAKARTA - Perusahaan startup aplikasi Netzme siap memulai proses pelaksanaan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menargetkan pendanaan dari IPO dapat segera dicapai selambat-lambatnya semester pertama 2020.

CEO Netzme Vicky G. Saputra mengatakan rencana IPO sudah direncanakan sejak semester pertama 2019 namun pihaknya baru mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia (BI) pada tanggal 19 Desember 2019 sebagai penerbit Uang Elektronik (e-money) dengan Surat Nomor 21/584/DKSP/Srt/B dan sebagai Penyelenggara Transfer Dana dalam rangka penyediaan fitur Transfer Dana melalui Uang Elektronik dengan nomor izin 21/270/DKSP/98 tanggal 19 Desember 2019.

"Kita perkirakan akan cari pendanaan USD10-15 juta. Nanti harus didiskusikan lagi dengan BI. Tapi ini bakal jadi pendanaan utama sekitar 90%. Seluruhnya akan digunakan untuk mengembangkan teknologi informasi (IT). Masih banyak yang harus dikembangkan," ujar Vicky di Jakarta, Kamis (26/12/2019).

Dia mengaku sekarang pihaknya akan lebih hati-hati dan wajib mengonsultasikan setiap aksi korporasi dengan BI. Sebagai syarat utama untuk IPO harus menjaga pengendali utama tidak boleh berubah.

Izin yang dimiliki saat ini untuk dua yaitu untuk e-money dan transfer dana. Sementara untuk pembiayaan pihaknya juga sedang mencari mitra P2P lending. "Kami lebih memilih mencari mitra untuk pembiayaan. Sekarang sedang kami kaji beberapa calon potensial. Lebih baik berkolaborasi saat ini," ujarnya.

Sejauh ini total pengguna aplikasi Netzme telah lebih dari 2,5 juta pengguna dan lebih dari 97% adalah pengguna yang berasal dari kota kecil maupun pedesaan seperti Ciamis, Roteng, Solok, Tapaktuan, Soppeng dan lainnya.

Hal itu sesuai dengan visi misi Netzme untuk menyediakan solusi paling menyenangkan bagi kalangan masyarakat yang sama sekali belum tersentuh layanan akses keuangan (unbankable) di seluruh Indonesia.

"Tahun depan rencana nambah 10-12 juta pengguna terutama kalau IPO juga berjalan lancar. Rata-rata pengguna tersebar di Jawa dan Sumatera," ujarnya.

Vicky menambahkan, target Netzme selanjutnya adalah untuk segera dapat merampungkan partisipasi Netzme dalam program implementasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) pembayaran dari Bank Indonesia.

"Setelah resmi mengantongi izin fokusnya sekarang program inklusi serta literasi keuangan yang lebih baik, menyenangkan dan optimal bagi masyarakat Indonesia di kota-kota kecil hingga pedesaan. Khususnya yang belum memiliki akses keuangan (unbanked). Dengan diperolehnya perizinan tersebut, kami dapat kembali mengembangkan program 1000 Kampung dan Pesantren Digital Netzme di seluruh Indonesia," paparnya.

Netzme merupakan aplikasi pembayaran berbasis komunitas dengan beragam layanan jasa akses layanan keuangan dan beragam fitur pengembangan kewirausahaan mikro kreatif. Konsep ini terinspirasi dari semangat “good samaritan” atau “gotong royong” khas budaya Indonesia melalui pengembangan Kampung-Kampung Digital Netzme di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, Netzme melalui fitur-fitur yang telah ada seperti fitur layanan media sosial, gamification, PPOB, keuangan dan e-money berharap dapat diterima dengan mudah bagi penggunanya di seluruh Indonesia terutama masyarakat unbanked.

Hal itu merupakan salah satu strategi Netzme agar dapat mengajak kalangan pengguna ikut turut berpartisipasi aktif menggunakan aplikasi Netzme dan pada saat bersamaan berpartisipasi dalam program inklusi dan literasi keuangan secara lebih menyenangkan.

Harapan akhirnya adalah agar visi misi Netzme yang mendukung Program Gerakan Non-Tunai Pemerintah melalui cara yang menyenangkan dan menghibur bagi masyarakat unbanked di kota-kota kecil dan pedesaan dapat lebih mudah terealisasi.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9389 seconds (0.1#10.140)