Banjir Parah, Industri Asuransi Sebut Kerugian Kawasan Perumahan Lebih Tinggi

Kamis, 02 Januari 2020 - 21:45 WIB
Banjir Parah, Industri Asuransi Sebut Kerugian Kawasan Perumahan Lebih Tinggi
Banjir Parah, Industri Asuransi Sebut Kerugian Kawasan Perumahan Lebih Tinggi
A A A
JAKARTA - Direktur Reasuransi Maipark Indonesia Heddy Pritasa memperkirakan banjir tahun ini bisa jadi salah satu yang terparah seperti yang terjadi 2007. Menurut dia, nasabah asuransi dan pelaku industri masih sibuk berbenah usai banjir sehingga laporan klaim belum terdata.

"Masih terlalu dini memperkirakan besarnya karena sebagian besar korban masih sibuk menyelamatkan diri dan barang. Diperkirakan minggu depan sudah mulai masuk laporan klaim. Tapi ini bisa jadi terparah jika dibandingkan banjir sebelumnya, misalnya 2007 silam," ujar Heddy di Jakarta, Kamis (2/1/2020). (Baca Juga: Jangan ke Bengkel, Asosiasi Minta Asuransi Meng-Cover Mobil Terendam Banjir )

Dia mengutip prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih adanya potensi hujan lebat dan puncaknya di pertengahan Februari 2020. Hal lain yang dilihatnya adalah klaim terbesar bisa jadi dari kawasan perumahan dibandingkan industri seperti yang lalu.

"Kemungkinan kerugian kawasan perumahan cukup besar, karena umumnya perumahan dibangun di permukaan yang tingginya lebih rendah dari permukaan jalan. Sehingga memperparah kondisi ketika banjir," ujarnya.

BMKG menyatakan hujan yang mengguyur Jakarta pada 1 Januari 2020 kemarin ternyata memecahkan rekor dalam seperempat abad terakhir. Curah hujan tahun baru kemarin adalah yang tertinggi sejak 1996. Curah hujan tertinggi tercatat berlokasi di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Curah hujan itu diukur per hari.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Adi Pramana mengaku pihaknya masih mengumpulkan data kerugian nasabah asuransi akibat bencana banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Pelaku industri asuransi nasional disebutnya masih mengkaji area terparah yang terdampak banjir khususnya sejak malam pergantian tahun 2020.

"Datanya belum lengkap, masih berusaha dikumpulkan. Biasanya kawasan industri yang terbesar nilai kerugiannya tapi kali ini bisa berbeda. Jadi belum bisa diprediksi," ujar Adi.

Lebih lanjut Adi menghimbau para nasabah asuransi segera melaporkan potensi klaim ke kantor cabang terdekat agar dapat segera diperiksa nilai kerugiannya. Dengan begitu, proses klaim cepat dan perusahaan asuransi pun lebih cepat dalam menyediakan dananya.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1879 seconds (0.1#10.140)