Inflasi Jabar 3,21%, Lebih Tinggi dari Jateng dan Jatim
A
A
A
BANDUNG - Angka inflasi di Jawa Barat periode Januari hingga Desember 2019 mencapai 3,21%. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang menembus 3,54%. Namun, angka inflasi di Jawa Barat ini lebih tinggi dibandingkan inflasi di Jawa Tengah sebesar 2,81% dan Jawa Timur sebesar 2,12%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Doni P. Joewono, menyambut baik inflasi Jabar secara tahunan (year on year/yoy) yang mampu ditekan hingga 3,21%.
"Kami cukup puas inflasi bisa ditekan. Tapi kita masih lebih tinggi dibandingkan Jateng dan Jatim, ini harus diperharikan karena menyangkut dengan daya saing," kata Doni di Bandung, Kamis (2/1/2020).
Menurut dia, inflasi Jabar yang masih di atas 3%, menandakan biaya di Jawa Barat masih cukup tinggi. Dibanding Jateng sebesar 2,81%, Jatim 2,12%, dan Yogyakarta 2,77%. Tingginya biaya akan berpengaruh terhadap daya saing Jabar di mata industri. Dikhawatirkan industri akan memilih berinvestasi di Jatim dan Jateng.
Bank Indonesia, kata dia, terus berusaha agar inflasi Jabar bisa ditekan pada angka 2%. Beberapa daerah yang menjadi fokus BI adalah daerah dengan inflasi tinggi, seperti Depok, Bogor, Bekasi, dan Kota Bandung. Pihaknya terus memperkuat koordinasi dengan kepala daerah agar daerah dengan sumber inflasi tinggi bisa lebih ditekan.
Diketahui, pada Desember 2019, Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan. IHK dari 137,25 di November 2019 menjadi 137,73 di Desember 2019; dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,35%.
Laju inflasi tahun kalender atau year to date (Januari-Desember 2019) sebesar 3,21% dan laju inflasi secara tahunan atau year on year (Desember 2018-Desember 2019) tercatat 3,21%.
Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,89%, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,35%, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,02%, Kelompok Sandang 0,63%, Kelompok Kesehatan 0,44%, dan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Pengiriman sebesar 0,29%. Sementara Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami deflasi 0,01%.
Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Desember 2019, seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,30%, Kota Sukabumi 0,33%, Kota Bandung 0,45%, Kota Cirebon 0,44%, Kota Bekasi 0,38%, Kota Depok 0,18%, dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,33%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Doni P. Joewono, menyambut baik inflasi Jabar secara tahunan (year on year/yoy) yang mampu ditekan hingga 3,21%.
"Kami cukup puas inflasi bisa ditekan. Tapi kita masih lebih tinggi dibandingkan Jateng dan Jatim, ini harus diperharikan karena menyangkut dengan daya saing," kata Doni di Bandung, Kamis (2/1/2020).
Menurut dia, inflasi Jabar yang masih di atas 3%, menandakan biaya di Jawa Barat masih cukup tinggi. Dibanding Jateng sebesar 2,81%, Jatim 2,12%, dan Yogyakarta 2,77%. Tingginya biaya akan berpengaruh terhadap daya saing Jabar di mata industri. Dikhawatirkan industri akan memilih berinvestasi di Jatim dan Jateng.
Bank Indonesia, kata dia, terus berusaha agar inflasi Jabar bisa ditekan pada angka 2%. Beberapa daerah yang menjadi fokus BI adalah daerah dengan inflasi tinggi, seperti Depok, Bogor, Bekasi, dan Kota Bandung. Pihaknya terus memperkuat koordinasi dengan kepala daerah agar daerah dengan sumber inflasi tinggi bisa lebih ditekan.
Diketahui, pada Desember 2019, Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan. IHK dari 137,25 di November 2019 menjadi 137,73 di Desember 2019; dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,35%.
Laju inflasi tahun kalender atau year to date (Januari-Desember 2019) sebesar 3,21% dan laju inflasi secara tahunan atau year on year (Desember 2018-Desember 2019) tercatat 3,21%.
Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,89%, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,35%, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,02%, Kelompok Sandang 0,63%, Kelompok Kesehatan 0,44%, dan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Pengiriman sebesar 0,29%. Sementara Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami deflasi 0,01%.
Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Desember 2019, seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,30%, Kota Sukabumi 0,33%, Kota Bandung 0,45%, Kota Cirebon 0,44%, Kota Bekasi 0,38%, Kota Depok 0,18%, dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,33%.
(ven)