Chevron Setop Investasi, Menteri ESDM Dorong Transisi Blok Rokan Berjalan Mulus
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong, upaya proses transisi dapat berjalan mulus sehingga Pertamina dapat segera berinvestasi di Blok Rokan. Menurut dia pembahasan masa transisi antara Pertamina, Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas masih terus berjalan.
“Investasi ini penting untuk mempercepat pelaksanaan proses pengeboran. Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempetahankan produksi,” ujar dia.
Pembahasan antara Pertamina, Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas adalah terkait bagaimana bersama-sama mencari solusi supaya proses transisi berjalan mulus sebelum 2021. Apabila transisi berjalan mulus, maka Pertamina dapat segera melakukan investasi supaya produksi tidak turun.
Pasalnya dalam dua tahun terakhir Blok Rokan mengalami penurunan produksi karena Chevron tidak lagi melakukan investasi. Untuk itu dengan adanya masa transisi tersebut dapat membuka ruang Pertamina segera berinvestasi. “Kita sudah minta Pertamina proaktif kemudian Chevron bisa membuka pintu. Tiap pekan Chevron sudah lapor, kemudian kita pertemukan dengan Pertamina,” ujarnya.
Meski begitu, Arifin mengakui dalam proses peralihan dari Chevron ke Pertamina masih terdapat beberapa persoalan yakni terkait administrasi dan persoalan penting lainnya yang sifatnya business to business (b to b). “Memang ada beberapa hal yang terkait regulasi dan juga kontrak administratif yang harus diselesaikan. Tapi tahun depan harus selesai,” ungkapnya.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro beranggapan perlu adanya intervensi dari pemerintah supaya Pertamina segera melakukan investasi di Blok Rokan. Menurutnya perlu komunikasi secara intensif supaya masa transisi berjalan mulus.
“Pemerintah memang perlu intervensi akan tetapi bagaimanapun masalah ini merupakan masalah bisnis sehingga penyelesaiannya dilakukan secara business to business,” kata dia.
“Investasi ini penting untuk mempercepat pelaksanaan proses pengeboran. Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempetahankan produksi,” ujar dia.
Pembahasan antara Pertamina, Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas adalah terkait bagaimana bersama-sama mencari solusi supaya proses transisi berjalan mulus sebelum 2021. Apabila transisi berjalan mulus, maka Pertamina dapat segera melakukan investasi supaya produksi tidak turun.
Pasalnya dalam dua tahun terakhir Blok Rokan mengalami penurunan produksi karena Chevron tidak lagi melakukan investasi. Untuk itu dengan adanya masa transisi tersebut dapat membuka ruang Pertamina segera berinvestasi. “Kita sudah minta Pertamina proaktif kemudian Chevron bisa membuka pintu. Tiap pekan Chevron sudah lapor, kemudian kita pertemukan dengan Pertamina,” ujarnya.
Meski begitu, Arifin mengakui dalam proses peralihan dari Chevron ke Pertamina masih terdapat beberapa persoalan yakni terkait administrasi dan persoalan penting lainnya yang sifatnya business to business (b to b). “Memang ada beberapa hal yang terkait regulasi dan juga kontrak administratif yang harus diselesaikan. Tapi tahun depan harus selesai,” ungkapnya.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro beranggapan perlu adanya intervensi dari pemerintah supaya Pertamina segera melakukan investasi di Blok Rokan. Menurutnya perlu komunikasi secara intensif supaya masa transisi berjalan mulus.
“Pemerintah memang perlu intervensi akan tetapi bagaimanapun masalah ini merupakan masalah bisnis sehingga penyelesaiannya dilakukan secara business to business,” kata dia.
(akr)