MNC Leasing Siap Buka Kantor Baru di Pontianak dan Lampung

Selasa, 14 Januari 2020 - 20:58 WIB
MNC Leasing Siap Buka Kantor Baru di Pontianak dan Lampung
MNC Leasing Siap Buka Kantor Baru di Pontianak dan Lampung
A A A
JAKARTA - PT MNC Guna Usaha Indonesia (MNC Leasing) siap berekspansi di tengah kondisi industri yang lesu. Tahun 2020 ini perseroan menargetkan akan membuka kantor perwakilan di Lampung dan Pontianak.

Direktur utama MNC Leasing Paulus Cholot Janala mengatakan strategi membuka kantor ini demi melayani klien yang nilainya semakin besar. Pembukaan kantor baru dirasa mendesak mengingat selama ini layanan dilakukan dari Jakarta.

Menurut Paulus, potensi klien di dua kota tersebut mengandalkan sektor agribisnis seperti perkebunan sawit dan forestry. Sektor lain yang akan diandalkan adalah proyek infrastruktur.

"Kami tetap akan efisien dan hati-hati, tidak seperti leasing yang menyasar pembiayaan produk konsumtif. Buktinya adalah rasio pembiayaan bermasalah atau NPF nett kami mendekati 0%," ujar Paulus di Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Dia melanjutkan, MNC Leasing tahun ini telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengejar target pertumbuhan dua kali lipat. Salah satunya adalah menyiapkan model bisnis baru untuk pembiayaan alat medis dan pembiayaan untuk jemaaah haji.

"Mayoritas masih pembiayaan untuk alat berat tapi kami siapkan strategi baru. Tahun lalu rencana untuk alat medis belum terlaksana, jadi baru dimulai. Sedangkan untuk jemaah haji kita coba sekitar Rp100-200 miliar sebagai awal," sebutnya.

Strategi lain yang disiapkan adalah penambahan jumlah SDM karena ada model bisnis baru. Tahun ini perseroan akan menambah 30 pegawai baru untuk memperkuat SDM yang saat ini mencapai 174 orang. "Fokus kepada SDM adalah menjaga kredit bermasalah tetap kecil demi menjaga pertumbuhan laba," ungkapnya.

Pada tahun 2019, MNC Leasing berhasil membukukan total aset kelola (asset managed) sebesar Rp1,1 Triliun atau naik 10% dibandingkan total aset kelola tahun 2018 yang sebesar Rp1 Triliun.

Sedangkan untuk aset tercatat di buku (on balance sheet) sedikit menurun dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar Rp747,6 Miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp788,3 Miliar. Penurunan tersebut semata-mata karena faktor pembiayaan executing yang belum sepenuhnya dapat mencukupi potensi bisnis yang ada.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3620 seconds (0.1#10.140)