Angka Kemiskinan Menurun, Ini Faktor Penyebabnya
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin Indonesia sebesar 9,22% pada September 2019. Angka tersebut setara dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 24,79 juta orang.
Posisi itu mengalami penurunan 0,14% atau 360.000 orang dari posisi Maret 2019. Begitu pula dibandingkan dengan September 2018, mengalami penurunan 0,44% atau turun 880.000 orang.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan Indonesia berasal dari rata-rata upah buruh per hari yang mengalami kenaikan di September 2019. Begitu pula dengan nilai tukar petani yang meningkat mencapai 103,88 pada September 2019.
"Di sisi lain, angka inflasi nasional juga terjaga rendah. Selain itu juga didorong penurunan harga eceran beberapa komoditas pokok, utamanya pada beras, daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, dan ikan kembung," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Dia melanjutkan, rata-rata pengeluaran per kapita pada kelompok penduduk Desil 1 juga meningkat 4,01% pada periode Maret-September 2019. Faktor lainnya adalah adanya pelaksanaan program Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah.
"Pada kuartal III/2019, jumlah penerima BNPT yang terealisasi mencapai 509 kabupaten/kota. Jumlah ini meningkat 289 kabupaten/kota dibandingkan dengan kuartal I/2019," tambah pria yang akrab dipanggil Kecuk itu.
Dia juga menambahkan, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Pada September 2019 komoditas makanan menyumbang sebesar 73,75% pada garis kemiskinan. "Jadi memang harus ekstra hati-hati pada komoditas yang berkaitan penduduk miskin untuk bisa stabil, tidak berfluktuasi," tandasnya.
Posisi itu mengalami penurunan 0,14% atau 360.000 orang dari posisi Maret 2019. Begitu pula dibandingkan dengan September 2018, mengalami penurunan 0,44% atau turun 880.000 orang.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan Indonesia berasal dari rata-rata upah buruh per hari yang mengalami kenaikan di September 2019. Begitu pula dengan nilai tukar petani yang meningkat mencapai 103,88 pada September 2019.
"Di sisi lain, angka inflasi nasional juga terjaga rendah. Selain itu juga didorong penurunan harga eceran beberapa komoditas pokok, utamanya pada beras, daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, dan ikan kembung," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Dia melanjutkan, rata-rata pengeluaran per kapita pada kelompok penduduk Desil 1 juga meningkat 4,01% pada periode Maret-September 2019. Faktor lainnya adalah adanya pelaksanaan program Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah.
"Pada kuartal III/2019, jumlah penerima BNPT yang terealisasi mencapai 509 kabupaten/kota. Jumlah ini meningkat 289 kabupaten/kota dibandingkan dengan kuartal I/2019," tambah pria yang akrab dipanggil Kecuk itu.
Dia juga menambahkan, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Pada September 2019 komoditas makanan menyumbang sebesar 73,75% pada garis kemiskinan. "Jadi memang harus ekstra hati-hati pada komoditas yang berkaitan penduduk miskin untuk bisa stabil, tidak berfluktuasi," tandasnya.
(ind)