Inflasi Tembus 0,26 Persen, Ekonom Sebut Pasokan Tertekan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, inflasi bulan Januari 2021 yang sebesar 0,26% menunjukkan adanya tekanan dari sisi pasokan dibanding sisi permintaan. Komponen inflasi yang naik terjadi pada bahan makanan seperti naiknya harga kedelai, daging sapi, dan cabai.
"Bahan makanan dipengaruhi oleh hambatan impor, harga internasional yang naik, faktor curah hujan tinggi dan faktor bencana alam. Jika inflasi pangan naik, tapi konsumsi rumah tangga belum pulih bisa berdampak pada penurunan daya beli masyarakat," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (1/2/2021).
(
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Januari 2021 mencapai 0,26%. Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 75 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Tingkat inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,55%
Menurut Bhima, bencana alam yang terjadi di beberapa daerah turut menyumbang inflasi, misalnya Mamuju terjadi inflasi 1,43%. Pemerintah perlu waspada faktor bencana alam di beberapa daerah bisa kembali menaikkan inflasi karena terganggunya distribusi logistik.
"Sementara itu Januari inflasi secara umum rendah karena adanya pembatasan sosial PPKM di Jawa-Bali yang membatasi mobilitas masyarakat untuk berbelanja," bebernya.
( )
Lalu, lanjut dia, faktor musiman penurunan komponen transportasi juga wajar terjadi paska libur panjang Natal dan tahun baru. "Januari biasanya komponen transportasi mengalami deflasi," tandasnya.
"Bahan makanan dipengaruhi oleh hambatan impor, harga internasional yang naik, faktor curah hujan tinggi dan faktor bencana alam. Jika inflasi pangan naik, tapi konsumsi rumah tangga belum pulih bisa berdampak pada penurunan daya beli masyarakat," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (1/2/2021).
(
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Januari 2021 mencapai 0,26%. Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 75 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Tingkat inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,55%
Menurut Bhima, bencana alam yang terjadi di beberapa daerah turut menyumbang inflasi, misalnya Mamuju terjadi inflasi 1,43%. Pemerintah perlu waspada faktor bencana alam di beberapa daerah bisa kembali menaikkan inflasi karena terganggunya distribusi logistik.
"Sementara itu Januari inflasi secara umum rendah karena adanya pembatasan sosial PPKM di Jawa-Bali yang membatasi mobilitas masyarakat untuk berbelanja," bebernya.
( )
Lalu, lanjut dia, faktor musiman penurunan komponen transportasi juga wajar terjadi paska libur panjang Natal dan tahun baru. "Januari biasanya komponen transportasi mengalami deflasi," tandasnya.
(ind)