Capai 26 Trayek di 2020, Pemerintah Maksimalkan Angkutan Tol Laut
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan terus memaksimalkan angkutan tol laut pada tahun anggaran 2020. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Capt Wisnu Handoko mengatakan, upaya memaksimalkan tol laut dilakukan dengan langkah digitalisasi.
“Kita arahkan semuanya harus berbasis digital, jadi tidak ada lagi yang sifatnya manual. Kita menghindari pelayanan yang bertemu, person to person, semuanya harus bisa dilakukan secara internet,” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Menurut dia, Direktorat Laut terus berinovasi dalam meningkatkan layanan tol laut. Tahun lalu misalnya, Kemenhub telah mengujicoba sistem digital informasi muatan dan ruang kapal. Lalu tahun ini bersama PT Telkom, Kemenhub mengembangkan sistem Logistik Communication (LCS).
“Di LCS kami kombinasikan dengan biaya logistik. Jadi orang yang mau pakai subsidi tol laut mengunggah biaya pengiriman barang kontainer sehingga end to end-nya ketahuan semua dan kita bisa mengikut besarnya biaya,” ungkapnya.
Wisnu menambahkan, meski anggaran subsidi tol laut mengalami pergerakan naik-turun sejak 2018, tetapi jumlah trayek tol lautnya konsisten terus bertambah. Pada 2018, jumlah trayek tol laut sebanyak 15 lintasan, lalu pada 2019 sebanyak 19 trayek, dan pada 2020 sebanyak 26 trayek. Adapun subsidi tol laut pada tahun ini sebesar Rp439 miliar.
Dalam rangka peningkatan layanan tol laut, Kemenhub juga menyediakan aplikasi bernama Phinisi. Menurut Wisnu, penggunaan aplikasi digital pada tol laut dilakukan agar kegiatan yang dilakukan dari hulu ke hilir dapat terpantau.
Terkait muatan balik tol laut, Wisnu menjelaskan, perlu koordinasi seluruh pihak supaya tingkat isian kapal untuk muatan balik itu bisa meningkat. Pihak yang dimaksud ini termasuk kementerian dan instansi yang ada di level pusat maupun pemerintah daerah (pemda).
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menganggarkan pengoperasian Kapal Tol Laut Logistik sebesar Rp439 miliar, angkutan perintis Rp1 triliun, PSO penumpang kelas ekonomi Rp2 triliun, serta angkutan khusus ternak sebesar Rp45 miliar.
“Kita arahkan semuanya harus berbasis digital, jadi tidak ada lagi yang sifatnya manual. Kita menghindari pelayanan yang bertemu, person to person, semuanya harus bisa dilakukan secara internet,” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Menurut dia, Direktorat Laut terus berinovasi dalam meningkatkan layanan tol laut. Tahun lalu misalnya, Kemenhub telah mengujicoba sistem digital informasi muatan dan ruang kapal. Lalu tahun ini bersama PT Telkom, Kemenhub mengembangkan sistem Logistik Communication (LCS).
“Di LCS kami kombinasikan dengan biaya logistik. Jadi orang yang mau pakai subsidi tol laut mengunggah biaya pengiriman barang kontainer sehingga end to end-nya ketahuan semua dan kita bisa mengikut besarnya biaya,” ungkapnya.
Wisnu menambahkan, meski anggaran subsidi tol laut mengalami pergerakan naik-turun sejak 2018, tetapi jumlah trayek tol lautnya konsisten terus bertambah. Pada 2018, jumlah trayek tol laut sebanyak 15 lintasan, lalu pada 2019 sebanyak 19 trayek, dan pada 2020 sebanyak 26 trayek. Adapun subsidi tol laut pada tahun ini sebesar Rp439 miliar.
Dalam rangka peningkatan layanan tol laut, Kemenhub juga menyediakan aplikasi bernama Phinisi. Menurut Wisnu, penggunaan aplikasi digital pada tol laut dilakukan agar kegiatan yang dilakukan dari hulu ke hilir dapat terpantau.
Terkait muatan balik tol laut, Wisnu menjelaskan, perlu koordinasi seluruh pihak supaya tingkat isian kapal untuk muatan balik itu bisa meningkat. Pihak yang dimaksud ini termasuk kementerian dan instansi yang ada di level pusat maupun pemerintah daerah (pemda).
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menganggarkan pengoperasian Kapal Tol Laut Logistik sebesar Rp439 miliar, angkutan perintis Rp1 triliun, PSO penumpang kelas ekonomi Rp2 triliun, serta angkutan khusus ternak sebesar Rp45 miliar.
(ind)