AS-China Sepakat, Menkeu: Beri Kepastian bagi Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dan China fase pertama merupakan langkah yang positif dan akan memberikan kepastian bagi perekonomian global. Dia pun berharap perjanjian dagang ini terus belanjut sehingga mengurangi tekanan ekonomi global.
"Kita lihat kalau agreement ini bisa bertahan, saya rasa itu akan menimbulkan suatu kepastian," ujar Sri Mulyani di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Sebagai informasi, AS dan China akhirnya menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama, mengakhiri sengketa dagang yang telah berlangsung sekitar dua tahun. Dalam kesepakatan yang berlangsung di Washington tersebut China setuju untuk membeli produk dan jasa AS senilai USD200 miliar, selama dua tahun ke depan. Bila dikonversi ke rupiah, China setuju membeli barang-barang AS sebesar Rp2.733 triliun (estimasi kurs Rp13.668 per USD)
Melansir dari CNBC, Kamis (16/1/2020), dalam kesepakatan itu, rinciannya China akan membeli barang dan jasa dari AS senilai USD77 miliar di tahun 2020, dan sebesar USD123 miliar untuk tahun 2021. Pembelian itu lebih tinggi dibandingkan angka ekspor AS di tahun 2017.
"Kita lihat kalau agreement ini bisa bertahan, saya rasa itu akan menimbulkan suatu kepastian," ujar Sri Mulyani di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Sebagai informasi, AS dan China akhirnya menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama, mengakhiri sengketa dagang yang telah berlangsung sekitar dua tahun. Dalam kesepakatan yang berlangsung di Washington tersebut China setuju untuk membeli produk dan jasa AS senilai USD200 miliar, selama dua tahun ke depan. Bila dikonversi ke rupiah, China setuju membeli barang-barang AS sebesar Rp2.733 triliun (estimasi kurs Rp13.668 per USD)
Melansir dari CNBC, Kamis (16/1/2020), dalam kesepakatan itu, rinciannya China akan membeli barang dan jasa dari AS senilai USD77 miliar di tahun 2020, dan sebesar USD123 miliar untuk tahun 2021. Pembelian itu lebih tinggi dibandingkan angka ekspor AS di tahun 2017.
(fjo)