Potensi Ekspor Besar, Produksi Ikan Hias Ditarget 1,8 Miliar Ekor
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memasang target produksi ikan hias di tahun 2020 sebanyak 1,8 miliar ekor. Sebagaimana diketahui ikan hias menjadi salah satu sumber devisa yang bisa diandalkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja perdagangan ikan hias dalam kurun waktu tahun 2012 sampai semester 1 tahun 2019 terus mengalami peningkatan. Tahun 2012 nilai ekspor ikan hias mencapai USD21,01 juta, sementara tahun 2018 mencapai USD32,23 juta.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, bahwa capaian nilai ekspor ikan hias Indonesia berpeluang untuk terus digenjot. "Menurut saya saat ini share ekonomi ikan hias terhadap nilai ekspor produk perikanan mencapai 0,66%," ujar Slamet di Jakarta, Kamis(23/1/2020).
Slamet juga memastikan KKP akan mendorong strategi khususnya penguatan di hulu yakni dengan terus menggenjot produksi ikan hias bernilai ekonomis tinggi. Ada dua keunggulan, pertama potensi pengembangan dan varian komoditas bernilai ekonomis tinggi yang besar.
"Lebih dari 650 jenis ikan hias (tawar, dan laut) ada di perairan kita. Oleh karenanya, pemanfaatan untuk jenis ekonomis tinggi akan terus kita dorong apalagi saat ini upaya perekayasaan teknologi sudah berkembang dengan baik," ungkapnya.
Sambung dia menambahkan, saat ini KKP bersama dengan lintas sektoral terkait tengah menyempurnakan peta jalan (road map) percepatan industrialisasi ikan hias nasional. Roadmap ini menurut Slamet akan memetakan berbagai strategi konkrit yang meliputi percepatan produksi, pengaturan tata niaga, penguatan daya saing dan nilai tambah, investasi, serta perluasan dan penguatan pasar ekspor.
Slamet juga membeberkan, bahwa selama kurun waktu 2012 hingga 2018, produksi ikan hias nasional tumbuh rata-rata sebesar 5,05% per tahun. Tahun 2012 produksi mencapai 938,47 juta ekor dan naik pada tahun 2018 menjadi 1,19 miliar ekor.
"Kalau dilihat dari capaian tahun sebelumnya, saya kira target produksi tahun ini sangat realistis. Apalagi saat ini kita telah berhasil mengembangkan secara masal berbagai varian jenis semisal clownfish, banggai cardinal dan lainnya," ungkapnya.
Disamping itu ikan hias saat ini menjadi usaha yang sangat menjanjikan di kalangan masyarakat. "Jadi, pemerintah tinggal siapkan regulasi dan memfasilitasi akses apa yang dibutuhkan pelaku usaha, selanjutnya mereka akan berkembang dengan sendirinya," jelas Slamet.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja perdagangan ikan hias dalam kurun waktu tahun 2012 sampai semester 1 tahun 2019 terus mengalami peningkatan. Tahun 2012 nilai ekspor ikan hias mencapai USD21,01 juta, sementara tahun 2018 mencapai USD32,23 juta.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, bahwa capaian nilai ekspor ikan hias Indonesia berpeluang untuk terus digenjot. "Menurut saya saat ini share ekonomi ikan hias terhadap nilai ekspor produk perikanan mencapai 0,66%," ujar Slamet di Jakarta, Kamis(23/1/2020).
Slamet juga memastikan KKP akan mendorong strategi khususnya penguatan di hulu yakni dengan terus menggenjot produksi ikan hias bernilai ekonomis tinggi. Ada dua keunggulan, pertama potensi pengembangan dan varian komoditas bernilai ekonomis tinggi yang besar.
"Lebih dari 650 jenis ikan hias (tawar, dan laut) ada di perairan kita. Oleh karenanya, pemanfaatan untuk jenis ekonomis tinggi akan terus kita dorong apalagi saat ini upaya perekayasaan teknologi sudah berkembang dengan baik," ungkapnya.
Sambung dia menambahkan, saat ini KKP bersama dengan lintas sektoral terkait tengah menyempurnakan peta jalan (road map) percepatan industrialisasi ikan hias nasional. Roadmap ini menurut Slamet akan memetakan berbagai strategi konkrit yang meliputi percepatan produksi, pengaturan tata niaga, penguatan daya saing dan nilai tambah, investasi, serta perluasan dan penguatan pasar ekspor.
Slamet juga membeberkan, bahwa selama kurun waktu 2012 hingga 2018, produksi ikan hias nasional tumbuh rata-rata sebesar 5,05% per tahun. Tahun 2012 produksi mencapai 938,47 juta ekor dan naik pada tahun 2018 menjadi 1,19 miliar ekor.
"Kalau dilihat dari capaian tahun sebelumnya, saya kira target produksi tahun ini sangat realistis. Apalagi saat ini kita telah berhasil mengembangkan secara masal berbagai varian jenis semisal clownfish, banggai cardinal dan lainnya," ungkapnya.
Disamping itu ikan hias saat ini menjadi usaha yang sangat menjanjikan di kalangan masyarakat. "Jadi, pemerintah tinggal siapkan regulasi dan memfasilitasi akses apa yang dibutuhkan pelaku usaha, selanjutnya mereka akan berkembang dengan sendirinya," jelas Slamet.
(akr)