Kemenparekraf Setop Promosi Pariwisata RI di China
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menghentikan sementara kegiatan promosi pariwisata di China menyusul merebaknya wabah virus corona (Coronavirus) di Negeri Tirai Bambu, khususnya di Wuhan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, Kemenparekraf telah mengalihkan untuk sementara waktu aktivitas promosi dan pemasaran wisata ke daerah-daerah yang tidak terdampak penyebaran virus corona.
“Kementerian Luar Negeri telah menerbitkan ‘travel advice’ atau imbauan perjalanan bagi WNI ke China, sedangkan untuk promosi kami alihkan untuk pasar Wuhan. Masih banyak market besar lainnya yang bisa kita ambil seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, New Zealand, dan lainnya, tidak hanya China,” ujarnya di sela Rapat Koordinasi terkait virus corona bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (27/1/2020).
Sebagai catatan, China merupakan salah satu pasar utama penyumbang kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Tahun lalu (Januari-November 2019) kunjungan wisman China ke Nusantara tercatat sebanyak 1,92 juta kunjungan atau 12,87% dari total kunjungan wisman pada periode yang sama sebesar 14,92 juta. Kunjungan wisman asal China tersebut berada di posisi kedua terbesar setelah wisman asal Malaysia yang sebanyak 2,83 juta kunjungan (19,01%).
Mengingat China sebagai salah satu market penting, Kemenparekraf berharap keadaan segera pulih dan wabah dapat ditangani sesigap mungkin sehingga tidak semakin meluas.
“Kami mengimbau kepada agen perjalanan wisata agar memperhatikan situasi dan imbauan pemerintah dalam penjualan paket wisata outbond ke China maupun inbound China ke Indonesia,” ucap Menparekraf.
Wishnutama pun menegaskan perlunya langkah antisipatif semua pemangku kepentingan sektor pariwisata di tanah air untuk mencegas masuknya virus corona ke Indonesia.
Dia mengimbau stakeholder pariwisata termasuk asosiasi serta seluruh kepala Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk turut serta memantau arus kedatangan wisman di pintu masuk kedatangan negara, baik darat, laut, maupun udara di daerahnya masing-masing.
“Bila menemukan wisatawan yang mengalami gejala-gejala terinfeksi virus corona, antara lain mengeluh sakit, terganggunya saluran pernapasan, pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam yang berlangsung beberapa hari, wisatawan tersebut harus langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat,” tuturnya.
Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan, Kemenhub telah menutup penerbangan dari dan menuju Wuhan, China, untuk mengantisipasi penyebaran virus korona.
“Kita memang minta petugas di bandara dan pelabuhan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan yang lebih intensif tetapi harus disertai dengan sikap profesional, humble, dan sopan santun,” katanya.
Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto menyebut hingga saat ini tidak ada WNA atau WNI di Indonesia yang terjangkit virus corona. Selain itu pemerintah juga sudah menyediakan alat pendeteksi suhu tubuh di 135 pintu masuk di Indonesia dan menunjuk sedikitnya 100 rumah sakit untuk bersiaga menangani penyebaran virus tersebut.
“Sebanyak 243 WNI di pusat kejadiannya, di Hubei, Wuhan dalam kondisi sehat. Yang terpenting, cara mencegahnya adalah menjaga imunitas agar tetap tinggi. Selama imunitasnya baik, gerakan hidup sehat, pola hidup dijaga, makan tepat waktu nantinya kondisi tubuh akan baik. Sehingga tidak mudah terjangkit virus maupun penyakit,” jelasnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, Kemenparekraf telah mengalihkan untuk sementara waktu aktivitas promosi dan pemasaran wisata ke daerah-daerah yang tidak terdampak penyebaran virus corona.
“Kementerian Luar Negeri telah menerbitkan ‘travel advice’ atau imbauan perjalanan bagi WNI ke China, sedangkan untuk promosi kami alihkan untuk pasar Wuhan. Masih banyak market besar lainnya yang bisa kita ambil seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, New Zealand, dan lainnya, tidak hanya China,” ujarnya di sela Rapat Koordinasi terkait virus corona bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (27/1/2020).
Sebagai catatan, China merupakan salah satu pasar utama penyumbang kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Tahun lalu (Januari-November 2019) kunjungan wisman China ke Nusantara tercatat sebanyak 1,92 juta kunjungan atau 12,87% dari total kunjungan wisman pada periode yang sama sebesar 14,92 juta. Kunjungan wisman asal China tersebut berada di posisi kedua terbesar setelah wisman asal Malaysia yang sebanyak 2,83 juta kunjungan (19,01%).
Mengingat China sebagai salah satu market penting, Kemenparekraf berharap keadaan segera pulih dan wabah dapat ditangani sesigap mungkin sehingga tidak semakin meluas.
“Kami mengimbau kepada agen perjalanan wisata agar memperhatikan situasi dan imbauan pemerintah dalam penjualan paket wisata outbond ke China maupun inbound China ke Indonesia,” ucap Menparekraf.
Wishnutama pun menegaskan perlunya langkah antisipatif semua pemangku kepentingan sektor pariwisata di tanah air untuk mencegas masuknya virus corona ke Indonesia.
Dia mengimbau stakeholder pariwisata termasuk asosiasi serta seluruh kepala Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk turut serta memantau arus kedatangan wisman di pintu masuk kedatangan negara, baik darat, laut, maupun udara di daerahnya masing-masing.
“Bila menemukan wisatawan yang mengalami gejala-gejala terinfeksi virus corona, antara lain mengeluh sakit, terganggunya saluran pernapasan, pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam yang berlangsung beberapa hari, wisatawan tersebut harus langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat,” tuturnya.
Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan, Kemenhub telah menutup penerbangan dari dan menuju Wuhan, China, untuk mengantisipasi penyebaran virus korona.
“Kita memang minta petugas di bandara dan pelabuhan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan yang lebih intensif tetapi harus disertai dengan sikap profesional, humble, dan sopan santun,” katanya.
Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto menyebut hingga saat ini tidak ada WNA atau WNI di Indonesia yang terjangkit virus corona. Selain itu pemerintah juga sudah menyediakan alat pendeteksi suhu tubuh di 135 pintu masuk di Indonesia dan menunjuk sedikitnya 100 rumah sakit untuk bersiaga menangani penyebaran virus tersebut.
“Sebanyak 243 WNI di pusat kejadiannya, di Hubei, Wuhan dalam kondisi sehat. Yang terpenting, cara mencegahnya adalah menjaga imunitas agar tetap tinggi. Selama imunitasnya baik, gerakan hidup sehat, pola hidup dijaga, makan tepat waktu nantinya kondisi tubuh akan baik. Sehingga tidak mudah terjangkit virus maupun penyakit,” jelasnya.
(ind)