Destinasi Harus Bersiap Sambut Perubahan Tren Wisata Usai Corona

Minggu, 26 April 2020 - 16:36 WIB
loading...
Destinasi Harus Bersiap Sambut Perubahan Tren Wisata Usai Corona
Ilustrasi objek wisata Candi Borobudur di Jawa Tengah. Foto/Dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 yang melanda hampir 200 negara termasuk Indonesia telah membawa perubahan dunia termasuk di sektor pariwisata yang diprediksi usai pandemi berakhir akan mengalami perubahan tren berwisata.

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mempersiapkan perubahan tren baru berwisata usai pandemi Covid-19.

“Kami akan menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi 'new normal'. Destinasi itu disiapkan dengan mengedepankan prinsip sustainable tourism, termasuk di dalamnya soal kesehatan, dan keamanan,” kata Giri saat diskusi virtual dengan tema Industry Roundtable Tourism and Hospitality Industry Perspective, Jumat (24/4/2020).

Menurut dia, pemerintah membagi tiga tahapan dalam penanganan Covid-19 yakni masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi. Pemerintah juga telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat Covid-19.

“Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukungan masa tanggap darurat untuk membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Di forum ini juga kami meminta untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi situasi saat ini," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Founder & Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya mengatakan, sektor pariwisata adalah sektor paling terdampak pandemi dan memiliki imbas kepada sektor lain.

"Sekarang semua sadar ketika pariwisata stop, ekonomi juga stop. Semua baru sadar bahwa pariwisata adalah tulang punggung ekonomi. Covid-19 ini menarik, karena pariwisata tak akan pernah sama lagi,” ucapnya.

Hermawan memprediksi bahwa setelah Covid-19 akan semakin banyak wisatawan yang menuntut pariwisata tidak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan di destinasi tujuan.

Mereka menginginkan destinasi berkualitas dengan alam dan keamanan lebih baik, sistem mitigasi, dimana bisa terjadi dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut.

"Kalau bicara bertahan atau surviving itu sudah pasti. Sekarang tinggal bicara preparing atau mempersiapkan ketika wisatawan kembali setelah Covid-19," tukasnya.

Hermawan mencontohkan Bali sebagai destinasi yang punya ketahanan. Walau diterpa Covid-19, ungkapnya, Bali menjadi contoh bagus dalam mengkombinasikan “God, people, nature” dalam sektor pariwisata.

"Nusa Tenggara Barat juga sekarang sedang preparing karena melihat potensi di masa depan. Seperti yang sudah saya katakan, daerah-daerah tersebut sadar bahwa pariwisata adalah penggerak ekonomi," pungkasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1067 seconds (0.1#10.140)