Gandeng Bukalapak, KKP Pasarkan Produk Perikanan Secara Online
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bekerja sama dengan perusahaan e-commerce, Bukalapak untuk pemasaran produk-produk perikanan secara daring (online). Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menerima kunjungan Co-Founder Bukalapak, Fajri Rasyid, beserta rombongan di Kantor KKP, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan tersebut, Edhy menjelaskan produk yang dihasilkan nelayan maupun pelaku usaha perikanan dan kelautan di Indonesia sangat beragam mulai dari makanan hingga peralatan perikanan berteknologi. "Ada kuaci ikan, sambal, bahkan sirup mangrove. Sirup ini berdasarkan uji lab, ternyata baik untuk tubuh karena dapat mencegah penuaan," ujar Edhy di kantor KKP, Senin (3/2).
Ia menambahkan bahwa ada juga kerajinan dari kulit kerang, mesin pembuat pakan ikan, dan kincir tambak udang. "Saya berharap kerja sama antara kementeriannya dengan Bukalapak segera terealisasi," ungkap Edhy.
Diyakini olehnya penjualan online dapat mengurangi panjangnya rantai distribusi sehingga pendapatan nelayan dan pelaku usaha semakin tinggi. Untuk produk makanan, lanjut Edhy, rata-rata sudah memiliki sertifikat dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Namun saya tetap memberi keleluasaan kepada Bukalapak dalam menerapkan standar perusahaan terhadap produk perikanan yang nantinya akan dipasarkan," terangnya.
Sementara itu, Co-Founder Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan, kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce saat ini semakin tinggi. Ini dibuktikan dengan besarnya transaksi dan produk yang dicari semakin beragam.
Bila sebelumnya barang elektronik dan fashion yang menjadi primadona, kini produk makanan juga ramai dicari konsumen. "Untuk makanan, salah satunya yang ramai peminat adalah produk perikanan, misalnya empek-empek," ujar Fajrin.
Dalam kerja sama antara KKP dan Bukalapak, pihaknya akan berperan sebagai fasilitator sekaligus memberikan arahan ke nelayan dan pelaku usaha binaan KKP, agar produk yang dihasilkan bisa dijual secara online dan menarik perhatian konsumen. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada MoU-nya. Saya optimistis (penjualan produk perikanan) akan semakin besar, dan mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan maksimal oleh stakeholder yang terkait dengan KKP," pungkas Fajri.
Dalam pertemuan tersebut, Edhy menjelaskan produk yang dihasilkan nelayan maupun pelaku usaha perikanan dan kelautan di Indonesia sangat beragam mulai dari makanan hingga peralatan perikanan berteknologi. "Ada kuaci ikan, sambal, bahkan sirup mangrove. Sirup ini berdasarkan uji lab, ternyata baik untuk tubuh karena dapat mencegah penuaan," ujar Edhy di kantor KKP, Senin (3/2).
Ia menambahkan bahwa ada juga kerajinan dari kulit kerang, mesin pembuat pakan ikan, dan kincir tambak udang. "Saya berharap kerja sama antara kementeriannya dengan Bukalapak segera terealisasi," ungkap Edhy.
Diyakini olehnya penjualan online dapat mengurangi panjangnya rantai distribusi sehingga pendapatan nelayan dan pelaku usaha semakin tinggi. Untuk produk makanan, lanjut Edhy, rata-rata sudah memiliki sertifikat dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Namun saya tetap memberi keleluasaan kepada Bukalapak dalam menerapkan standar perusahaan terhadap produk perikanan yang nantinya akan dipasarkan," terangnya.
Sementara itu, Co-Founder Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan, kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce saat ini semakin tinggi. Ini dibuktikan dengan besarnya transaksi dan produk yang dicari semakin beragam.
Bila sebelumnya barang elektronik dan fashion yang menjadi primadona, kini produk makanan juga ramai dicari konsumen. "Untuk makanan, salah satunya yang ramai peminat adalah produk perikanan, misalnya empek-empek," ujar Fajrin.
Dalam kerja sama antara KKP dan Bukalapak, pihaknya akan berperan sebagai fasilitator sekaligus memberikan arahan ke nelayan dan pelaku usaha binaan KKP, agar produk yang dihasilkan bisa dijual secara online dan menarik perhatian konsumen. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada MoU-nya. Saya optimistis (penjualan produk perikanan) akan semakin besar, dan mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan maksimal oleh stakeholder yang terkait dengan KKP," pungkas Fajri.
(akr)